CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5174 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas lanjutan
f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai tercatat dari aset dan kewajiban keuangan Bank Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut:
31 Desember 2010 Nilai tercatat
Nilai wajar Aset
Efek -efek Dimiliki hingga jatuh tempo
3.947.624 3.971.085
Obligasi Pemerintah Dimiliki hingga jatuh tempo
23.428.863 23.481.901
Kredit yang diberikan 232.545.259
231.844.081 Piutang pembiayaan konsumen
2.132.823 2.198.572
262.054.569 261.495.639
Kewajiban Efek -efek yang diterbitkan
1.491.367 1.487.319
Pinjaman yang diterima 5.634.838
5.636.235 Pinjaman subordinasi
6.056.572 6.063.961
13.182.777 13.187.515
i Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia FASBI, FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed
term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain
ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk hutang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena
sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali,
tagihan akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
ii Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan Obligasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo
Nilai wajar untuk efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara brokerpedagang efek
dealer. Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau
dinilai dengan menggunakan metode valuasi internal.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5175 56. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas lanjutan
f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan lanjutan
iii Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah
nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari
estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus
kas yang diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini.
iv Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain Estimasi nilai wajar simpanan yang bisa ditarik kembali sewaktu-waktu, termasuk simpanan
tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutangnilai tercatat ketika hutang tersebut dibayarkan.
Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto
arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan
dengan tingkat bunga tetap, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
v Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi
Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai
dengan sisa periode jatuh temponya.
Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko operasional secara proaktif
dengan menjalankan serangkaian program yang efektif untuk melindungi kepentingan nasabah, mengurangi potensi kerugian, meningkatkan citra Bank dan membantu pencapaian target usaha Unit
Kerja. Strategi yang digunakan oleh Bank untuk meningkatkan kualitas pengelolaan risiko operasional adalah:
a. Mitigasi Risiko Operasional
- Sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko operasional, Bank telah memiliki kebijakan dan
prosedur pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan terkini dan terus dilakukan penyesuaian secara berkala, yaitu dengan melakukan review dan penyesuaian
ketentuan-ketentuan Manajemen Risiko Operasional Bank dalam bentuk Standar Prosedur Operasional SPO Manajemen Risiko Operasional, dan SPO Produk dan Aktivitas Baru
PAB.
- Bank melaksanakan implementasi dan perbaikan metodologi secara berkala terhadap
Operational Risk Management ORM Tools yang dimiliki Mandiri Loss Event Database, Risk Control Self Assessment, dan Key Risk Indicators. Pelaksanaan implementasi
dilaksanakan pada seluruh unit kerja Bank dengan tujuan agar risiko operasional yang melekat dalam aktivitas Bank di unit-unit kerja dapat dikelola melalui ORM Tools yang
dimiliki.
- Bank memonitor secara berkala profil risiko operasional melalui Laporan Profil Risiko
Operasional baik per unit kerja maupun secara Bank wide, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi unit kerja dan Bank.