CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5177 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan
b. Perkara Hukum lanjutan
Selain gugatan tersebut di atas, Bank juga menghadapi gugatan dari pemilik dana sebagai akibat adanya tindak pidana pemalsuan dokumen yang dilakukan oleh sindikat. Gugatan tersebut telah
diputus oleh Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang menghukum Bank untuk membayar ganti rugi sebesar Rp89.083. Saat ini Bank sedang menunggu pemberitahuan resmi
dari Pengadilan mengenai putusan tersebut.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp1.172.323, Rp2.204.722 dan
Rp1.277.161. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Bank Mandiri telah membentuk penyisihan disajikan dalam akun Kewajiban Lain-lain untuk sejumlah tuntutan hukum yang
belum diputuskan masing-masing sebesar Rp574.928, Rp514.366 dan Rp176.316 Catatan 30. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya
kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau yang sedang dalam proses telah memadai.
c. Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri BSM
Terdapat perbedaan cara pandang mengenai pengenaan pajak atas transaksi pembiayaan Murabahah antara Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak dengan Anak Perusahaan, Bank
Syariah Mandiri BSM.
Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak berpendapat bahwa transaksi pembiayaan Murabahah merupakan obyek Pajak Pertambahan Nilai PPN sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang No. 18 tahun
2000 pasal 1A ayat 1. Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB dan Surat Tagihan Pajak STP atas PPN tahun pajak
2003 untuk kantor pusat dan beberapa kantor cabang BSM dengan jumlah sebesar Rp37.649.
Dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan Murabahah yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah, maka BSM mengajukan keberatan pada tanggal 10 Januari 2005 dan belum melaksanakan pembayaran terhadap SKPKB dan STP
tersebut di atas.
BSM berpendapat bahwa pembiayaan Murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun
1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan Murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang
telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas barang mewah.
Ditjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi Murabahah yang dilakukan oleh BSM terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan
kegiatan transaksi Murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang Perbankan.
Pada tanggal 1 Desember 2005, Direktorat Jenderal Pajak menolak permohonan keberatan BSM dengan surat No. Kep-277PJ.542005.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 5178 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING lanjutan
c. Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri BSM lanjutan
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 42 tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah diatur bahwa jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dikecualikan dari objek PPN. Undang-undang
ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010.
Pada tahun 2010, Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 47 Tahun 2009 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25 Mei 2010. Dalam pasal beserta paragraf penjelasan Undang-undang tersebut disebutkan bahwa pengenaan
PPN atas transaksi murabahah terhadap beberapa bank syariah tertentu ditanggung oleh Pemerintah. Berdasarkan paragraf penjelasan Undang-undang tersebut jumlah PPN BSM yang
ditanggung oleh Pemerintah adalah sebesar Rp25.542 dari jumlah SKPKB dan STP yang diterima BSM sebesar Rp37.649.
Manajemen BSM berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN yang ditanggung oleh Pemerintah dan jumlah SKPKB dan STP yang diterima oleh BSM tidak akan ditagihkan kepada
BSM sesuai dengan maksud dan tujuan dari Undang-undang tersebut.
d. Trade Financing dengan Asian Development Bank
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Asian Development Bank ADB melalui Trade Finance Facilitation Program TFFP, yaitu
Confirmation Bank Agreement CBA, Issuing Bank Agreement IBA dan Revolving Credit Agreement RCA.
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit LC.
Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas LC yang diterbitkan oleh issuing bank, dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan
confirmation guarantee oleh ADB atas LC yang diterbitkan.
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan berbasis LC di negara–negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume
perdagangan. Dengan menjadi partisipan dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan trade
volume dan membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara–negara yang selama ini volume perdagangan dengan Indonesia masih cukup rendah.
Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan jumlah maksimal USD25.000.000 nilai penuh. Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga
sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
e. Penyelesaian Mandatory Convertible Bond MCB PT Garuda Indonesia Persero
Pada tahun 2000, hutang PT Garuda Indonesia Persero ”Garuda” di Bank Mandiri secara bilateral direstrukturisasi, dimana hutang Garuda di Bank Mandiri sebesar USD103.000.000 nilai
penuh yang terdiri dari USD80.000.000 nilai penuh dan Rp168.409 dikonversi menjadi Mandatory Convertible Bond MCB dalam valuta Rupiah, bunga kupon 4,00 per tahun, tenor 5
tahun dan IRR yang diharapkan sebesar 18,00 per tahun. Fasilitas MCB ini telah jatuh tempo pada tanggal 2 November 2006.