CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 538 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan p.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha lanjutan
iii. Aset dengan Perjanjian Kerjasama Operasional KSO Aset Bank yang diserahkan kepada investor dalam perjanjian KSO dengan pola Bangun,
Kelola, serah Build, Operate, TransferBOT akan diserahkan kembali oleh investor kepada Bank pada akhir masa KSO. Bank pada saat menerima kembali aset KSO tersebut akan
membukukan aset KSO tersebut dengan mengkredit akun penghasilan KSO jika terdapat kepastian tentang manfaat ekonomi dari diperolehnya aset tersebut atau penghasilan
tangguhan atau deferred income jika belum terdapat kepastian tentang manfaat ekonominya. Aset KSO dibukukan sebesar nilai wajar atau biaya pembangunan yang tercantum di
perjanjian KSO atau sebesar biaya perolehannya, dipilih yang paling objektif atau layak.
q. Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang
diberikan.
Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00 sampai dengan 50,00 dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya
perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai.
Penyertaan sementara pada perusahaan debitur hasil dari konversi kredit yang diberikan debt to equity swaps menjadi saham dicatat dengan metode biaya, tanpa memperhatikan
persentase kepemilikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Penyisihan kerugian atas penyertaan sementara dalam rangka debt to equity swaps ditentukan berdasarkan
ketentuan Bank
Indonesia sesuai
dengan Peraturan
Bank Indonesia
No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Dalam peraturan tersebut klasifikasi penyertaan sementara dalam rangka debt to equity swaps
ditetapkan sebagai berikut: Batas Waktu
Lancar Sampai dengan 1 tahun
Kurang lancar Lebih dari 1 tahun sampai dengan 4 tahun
Diragukan Lebih dari 4 tahun sampai dengan 5 tahun
Macet Lebih dari 5 tahun atau belum ditarik kembali meskipun
perusahaan debitur telah memiliki laba kumulatif Penyertaan sementara dihapus buku dari neraca konsolidasian apabila telah melampaui jangka
waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.
Penyertaan saham di bawah 20 diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perubahan nilai investasi pada Anak Perusahaan yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas Anak Perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dengan Anak
Perusahaan, diakui sebagai bagian dari ekuitas sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Akun ini akan diperhitungkan di dalam penentuan laba atau rugi Bank pada
saat pelepasan investasi tersebut Catatan 33e.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran. Goodwill
disajikan sebagai aset lain-lain dan diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih
tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun, namun periode amortisasi yang lebih panjang maksimum 20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar
yang tepat.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 539 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan r.
Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif
Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, sejak 20 Januari 2006, Bank juga wajib melakukan
pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts.
Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu Lancar
Sampai dengan 1 tahun Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Diragukan
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Macet
Lebih dari 5 tahun Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accounts ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu Lancar
Sampai dengan 180 hari Macet
Lebih dari 180 hari
s. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kewajiban akseptasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan akseptasi disajikan sebesar saldo nominal dikurangi dengan penyisihan kerugian.
t. Aset Lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti
terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.
Agunan yang diambil alih AYDA adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“.