CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 539 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan r.
Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif
Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, sejak 20 Januari 2006, Bank juga wajib melakukan
pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts.
Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu Lancar
Sampai dengan 1 tahun Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Diragukan
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Macet
Lebih dari 5 tahun Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accounts ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu Lancar
Sampai dengan 180 hari Macet
Lebih dari 180 hari
s. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kewajiban akseptasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan akseptasi disajikan sebesar saldo nominal dikurangi dengan penyisihan kerugian.
t. Aset Lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti
terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.
Agunan yang diambil alih AYDA adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 540 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan t.
Aset Lain-lain lanjutan
Aset yang tidak digunakan properti terbengkalai adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas
tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Anak Perusahaan.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi net realisable value. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih
dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap
cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian periode
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan
nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
u. Kewajiban Segera
Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Kewajiban segera diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban Bank dan Anak Perusahaan.
v. Simpanan Nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank dan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri ATM,
atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan
Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka
dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro
wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Bank. Simpanan nasabah dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar
kewajiban Bank.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Lampiran 541 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan v.
Simpanan nasabah lanjutan
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan
akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Dana Syirkah Temporer Dana Syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Anak Perusahaan PT Bank Syariah
Mandiri, dimana Anak Perusahaan mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Anak Perusahaan investasi tidak terikat atau kebijakan
pembatasan dari pemilik dana investasi terikat, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan.
Dana Syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena Anak Perusahaan tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana
awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi Anak Perusahaan. Di sisi lain dana Syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh
tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan
aset non investasi current and other non investment accounts.
Pemilik dana Syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana
Syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung.
Sebelum 1 Januari 2010 Giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban. Di dalam tabungan termasuk tabungan
Wadiah. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal.
Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan beban bunga yang belum diamortisasi.
w. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai kewajiban terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah, dana Syirkah temporer yang terdiri dari investasi tidak terikat tabungan mudharabah, investasi tidak
terikat deposito mudharabah dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank SIMA. SIMA merupakan sertifikat investasi yang diterbitkan oleh BSM dengan sistem bagi hasil dan berupa
penempatan antar bank. Jangka waktu SIMA setara dengan 1 - 6 bulan. Lihat Catatan 2v untuk kebijakan akuntansi untuk dana Syirkah temporer.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas
kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010 simpanan dari bank lain disajikan sebesar jumlah kewajiban terhadap bank lain.