Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5 Kerjasama yang dilakukan oleh pengurus dan pekerja sosial Panti
Sosial Karya Wanita yaitu pelayanan bimbingan keterampilan. Bimbingan keterampilan di PSKW Panti Sosial Karya Wanita terdiri dari empat jenis
keterampilan, yaitu keterampilan menjahit, keterampilan olah pangan, keterampilan tatarias, dan keterampilan membatik. Dari keempat
keterampilan yang diberikan dalam sistem pelayanan yang ada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW, hal terpenting untuk mendukung terlaksananya
kegiatan pelayanan ini yaitu dengan adanya komunikasi yang baik dari berbagai komponen pelaksana kegiatan tersebut. Pemberian bekal kepada
wanita tuna sosial dengan keterampilan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya agar mereka bisa mandiri dengan keterampilan yang dimiliki
adalah manfaat dari pemberian program keterampilan yang ada di PSKW Nuriyah, 2011.
Meskipun dalam pelaksanaannya bimbingan keterampilan yang ada di PSKW sudah cukup baik tetapi masih belum secara menyeluruh menyangkut
aspek kehidupan, sehingga perlu adanya komunikasi yang baik dalam pelaksanaan bimbingan keterampilan sehingga semua aspek dalam pelayanan
bimbingan bisa saling terkait. Melalui peryataan-peryataan tersebut maka komunikasi yang baik dari seluruh elemen yang ada di PSKW Yogyakarta
adalah hal yang terpenting dari semua sistem yang ada. Komunikasi yang baik antara pengurus dengan pekerja sosialnya menjadi kunci dari
keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan keterampilan di PSKW Yogyakarta. Meskipun keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran pekerja
6 sosial, dimana pekerja sosial adalah orang yang mempunyai kompetensi
profesional dalam bidangnya. Dengan adanya komunikasi yang baik maka hal utama yang menjadi tujuan dapat tercapai, karena pada dasarnya komunikasi
adalah sebuah proses dimana semua komponen yang ada di dalamnya saling tehubung dan terintegrasi menjadi sebuah sistem, yang apabila salah satu
bagian dari sistem ini tidak berjalan baik maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.
Pembahasan mengenai komunikasi dalam sebuah organisasi juga banyak diteliti oleh para peneliti, salah satunya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Sisvianda, 2013 yang berjudul “Strategi Komunikasi Pendampingan PMPN-MPD Dalam Upaya Pemberian Pemahaman Program
Kepada Masyarakat Studi Pada Kegiatan SPP di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember”. Penelitian ini melihat bahwa dalam
komunikasi yang dilakukan oleh petugas pendampingan PMPN-MPD kepada masyarakat di Desa Kemuning Lor dalam rangka pendampingan program
SPP Simpan Pinjam Perempuan membutuhkan suatu strategi komunikasi yang baik. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi tersebut menggunakan
strategi komunikasi desain instruksional dan partisipatori. Dalam penelitian ini juga memfokuskan penggunaan strategi komunikasi pembangunan yang
memiliki beberapa pendekatan yaitu berdasarkan media, desain instruksional, partisipatoris, dan pemasaran. Penelitian ini relevan jika digunakan sebagai
pustaka penelitian mengenai komunikasi organisasi. Hal ini menjadi dasar dilakukannya penelitian lain seperti penelitian yang telah dilakukan di
7 PSKW, yaitu penelitian tentang strategi komunikasi dalam upaya bimbingan
keterampilan di PSKW Panti Sosial Karya Wanita . Komunikasi dalam pelaksanaan bimbingan keterampilan di PSKW
Yogyakarta dapat terlaksana karena tidak terlepas dari adanya strategi komunikasi yang ada di dalamnya. Dalam sebuah organisasi khususnya
organisasi yang berbasis organisasi sosial seperti Panti Sosial Karya Wanita PSKW di Godean Yogyakarta, strategi komunikasi menjadi hal yang sangat
penting bagi kesuksesan suatu komunikasi di dalamnya karena dengan adanya strategi yang matang maka komunikasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini
seperti yang dipaparkan oleh Sisvianda, 2013 yaitu strategi komunikasi yang efektif perlu perencanaan yang solid serta matang yang dapat
merefleksikan misi, tujuan dan sasaran organisasi. Oleh karena itu planniang menjadi kunci keberhasilannya.
Untuk mencapai refleksi tujuan komunikasi di PSKWPanti Sosial Karya Wanita maka strategi komunikasi yang digunakan juga harus tepat
serta mampu mengena ke semua aspek yang ada, agar upaya bimbingan keterampilan yang dilaksanakan dapat tercapai yaitu meningkatkan
keterampilan kerja bagi Wanita tuna sosial yang ada di Panti Sosial Karya Wanita Godean, Yogyakarta.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita dalam
meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial di Godean Yogyakarta menarik minat peneliti untuk mengkaji lebih dalam. Hal ini memotivasi
8 peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai permasalahan tersebut
dengan harapan penelitian ini mampu menjawab serta menjelaskan bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW dalam
meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial di Godean Yogyakarta.