125 para klien lebih terbuka untuk menyampaikan permasalahan
mereka sehingga proses rehabilitasi dapat berjalan dengan lancar.
3. Beberapa Temuan Pokok Penelitan
Temuan pokok dalam penelitan ini terkait dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW Panti Sosial Karya
Wanita dalam meningkatkan kerterampilan kerja Wanita tuna sosial di Godean Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. Panti Sosial karya wanita merupakan Unit Pelaksanaan Teknis
Daerah Dinas Sosial DIY sebagai lembaga pelayanan masyarakat yang memberikan pelayanan sosial untuk membantu
memulihkan fungsi sosial dan sikap psikologis wanita tuna sosial dan rawan sosial psikologis.
b. Kegiatan keterampilan kerja merupakan bagian dari proses
rehabalitasi yang ada di SPKW Panti Sosial Karya Wanita c.
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurs PSKW dalam meningkatankan keterampilan kerja menggunakan beberapa
pendekatan utama seperti desain Instruksional, partisipatoris, dan komunikasi interpersonal.
126 d.
Faktor latar belakang masalah yang berbeda-beda dari klien menjadi tantangan tersendiri bagi komunikasi yang dilakukan
oleh pengurus PSKW. e.
Komunikasi dan koordinasi semua komponen yang terjalin dengan baik membuat pelaksanaan strategi komunikasi
pengurus PSKW dalam meningkatkan keterampilan kerja sebagai suatu proses rehabilitasi berjalan dengan baik.
f. Penambahan beberapa cabang keterampilan seperti SPA dan
desainer membuat perkembangan keterampilan di PSKW menjadi lebih baik.
g. Jumlah pekerja sosial yang kurang masih menjadi salah satu
faktor yang perlu diperhatikan guna kelancaran proses rehabilitasi sosial di PSK.
h. Pada awal masuk di PSKW banyak para klien yang ingin masuk
di keterampilan Jahit, tetapi dengan berjalannya waktu banyak klien yang kurang mampu mengikuti kegiatan di keterampilan
jahit sehingga akhirnya mereka berpindah ke kelas keterampilan yang lain seperti Olah Pangan, Batik, ataupun Salon.
127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penggunaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW Panti Sosial Karya Wanita dalam meningkatkan keterampilan kerja wanita
tuna sosial dalam pelaksanaannya menggunakan telah sesuai dengan perencanaan awal kegiatan yang telah direncanakan bersama oleh semua pihak
yang berkaitan dan sebagai pengambil keputusan utama dilakukan oleh kepala panti, sebagai pemegang keputusan akhir. Dimana setiap pengurus yang
bertugas sebagai pegawai fungsional dan non fungsional saling bekerja sama dalam meningkatkan keterampilan kerja para klien di PSKW dengan
menggunakan strategi komunikasi baik itu dengan warga binaan, instruktur pelatihan keterampilan, masyarakat luar ataupun lembaga-lembaga yang
bersangkutan. Strategi komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan kerja dalam pelatihan kerja di PSKW telah dilaksanakan
menggunakan beberapa tahap sesuai dengan teori strategi komunikasi yaitu megunakan pendekatan strategi desain Instruksional sosialisasi dan pelatihan,
strategi partisipatoris kehadiran dan keterlibatan warga binaan dan pendekatan interpersonal. Pendekatan ini digunakan dalam semua kelas
keterampilan yaitu keterampilan batik, salon, olah pangan, dan jahit. Faktor yang dipandang relevan terhadap kelancaran strategi komunikasi
di PSKW yaitu sumber daya manusia, komunikasi, dan motivasi. Ketiga faktor
128 tersebut dianggap penting karena dari ketiga faktor tersebut pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi di PSKW dapat berhasil khususnya pelaksanan strategi komunikasi yang dilakukan di PSKW. Pelaksanaan strategi komunikasi
dilakukan dengan tujuan untuk memaksaimalkan peningkatan mental dan keterampilan, memantau perkembangan dan menemukenali kendala yang ada
dalam pelayananan yang ada di PSKW Panti Sosial Karya Wanita. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus
PSKW Panti Sosial Karya Wanita dalam proses pelatihan keterampilan kerja yang menjadi faktor pendorong yaitu adanya kerjasama antara pekerja sosial
dan instruktur dalam pelaksanaan bimbingan keterampilan, pengalaman dan keahlian instruktur keterampilan yang sesuaidengan bidang keterampilan yang
diampu, adanya pendampingan lanjut yang diberikan kepada eks klien, adanya pendekatan kekeluargaan baik secara individu maupun kelompok, serta
motivasi klien yang cukup tinggi dalam mengikuti bimbingan keterampilan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu karakteristik klien yang bervariasi dari
tingkat pendidikannya yang tingkat rendah maupun latar belakang masalah dan karakter anak itu sendiri, klien baru mengalami banyak ketertinggalan materi,
kurangnya buku pagangan keterampilan dan buku-buku bacaan lainnya, serta kurangnya respon dari PSKW dalam memenuhi sarana kebutuhan klien pada
saat bimbingan.
129
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang strategi komunikasi pengurus PSKW Panti SosialKarya Wanita dalam meningkatakan keterampilan kerja
wanita tuna sosial di Goden Yogyakarta, adapun beberapa saran yang
penelitiajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
a. Perlunya menambah jumlah pekerja sosial yang ada di PSKW
Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta, sehingga pelaksanaan rehabilitasi terhadap klien dapatlebih efektif.
b. Perlunya menambah alokasi dana untuk kegiatan
pendampingan diPSKW Yogyakarta. 2.
Bagi Pengelola PSKW Yogyakarta a.
Perlunya membuat peraturan yang lebih fleksibel dan tidakmemberatkan bagi klien.
b. Perlunya menambah buku pegangan materi keterampilan dan
buku-bukubacaan lainnya bagi klien. c.
Pekerja sosial hendaknya lebih dapat memahami karakteristik masing-masingklien di PSKW Yogyakarta.
d. Perlu meningkatkan komunikasi antara pekerja Fungsional dan
non-fungsional. e.
Perlunya respon yang lebih cepat ketika anak membutuhkan pendampingan.