35 Konsep-konsep utama dalam teori fungsionalisme struktural adalah
fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Teori ini menjelaskan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah
fungsional bagi masyarakat George Ritzer, 2010: 22. Fungsionalisme menafsirkan sebuah organisasi secara keseluruhan
dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya. terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Sebuah analogi umum yang dipopulerkan Herbert
Spencer menampilkan bagian-bagian masyarakat atau organisasi ini sebagai “organ” yang bekerja demi berfungsinya seluruh “badan” secara
wajar George Ritzer, 2012: 36-38. Dalam arti paling mendasar, istilah ini menekankan “upaya untuk menghubungkan, sebisa mungkin, dengan
setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif. Selain itu, Parson memperkenalkan 2
macam mekanisme yang dapat mengintergrasikan sistem-sistem personal ke dalam sistem sosial, yaitu mekanisme sosialisasi dan mekanisme
kontrol sosial. Melalui operasi kedua mekanisme ini, sistem personal akan menjadi terstruktur dan secara harmonis terlihat di dalam struktur sistem
dalam sebuah organisasi. PSKW panti sosial karya wanita dalam pelaksanaan fungsinya sebagai sebuah organisasi sosial yang bertujuan
untuk meningkatkan atau mengembalikan peranan para kliennya untuk menjadi bagian atau anggota dengan melalui kegiatan peningkatan
keterampilan kerja juga memiliki fungsi sebagai kontrol sosial terhadap para klien yang ada di PSKW. Kontrol sosial ini dilakukan oleh semua
36 anggota PSKW khusunya dilakukan oleh pekerja sosial di PSKW sebagai
pengurus yang meliki tugas utama melayani para klien yang bermasalah. Untuk mengkaji tentang strategi komunikasi di Panti Sosial Karya
Wanita, Struktural fungsional melihat bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita dalam meningkatkan
keterampilan kerja wanita tuna sosial sebagai suatu kesatuan sistem yang saling terkait antara satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam sistem ini
setiap anggota memiliki peran dan fungsi yang peting dalam sebuah komunikasi yang dilakukan dalam proses peningkatan keterampilan kerja
di PSKW, dimana strategi komunikasi dilihat sebagai bagian dari sebuah sistem yang terpadu dalam kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan strategi
komunikasi, teori struktural fungsional melihat adanya perencanaan yang matang dari sebuah organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan utama organisasi tersebut sebagai sebuah kesatuan sistem yang saling melengkapi dalam setiap fungsi komponen yang ada di dalam
PSKW. Struktural fungsional juga melihat sebuah organisasi berdasarkan tujuan utamanya yang dicapai melalui fungsi dan peran dari setiap
komponen atau sub sistem yang ada pada sebuah organisasi tersebut. PSKW sebagai organisasi pemerintahan yang memiliki tujuan utama juga
memiliki sistem yang kuat didalamnya sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi pemerintah yang memberikan pelayanan sosial.
37
C. Penelitian Relevan
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti lain sebelumnya. Berikut penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian pertama yang relevan yaitu penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Devina Kriestie Sisvianda mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang dilaksanakan tahun 2013 yaitu
tentang “Strategi Komunikasi Pendampingan PNPM-MPD Dalam Upaya Pemberian Pemahaman Program Kepada Masyarakat Studi
Pada Kegiatan SPP di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember”. Tujuan penelitian ini adalah melihat strategi
komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PMPN-MPD yang bertujuan untuk melihat seberapa suskses program PNPM dapat
diterapkan pada masyarakat, khususnya masyarakat Desa Kemuning Lor dalam kegiatan Simpan pinjam SPP yang dilaksanakan oleh
para ibu-ibu rumah tangga. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mengahambat serta faktor pendukung
terlaksananya kegiatan SPP di Desa Kemuning Lor. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu memiliki fokus
kajian yang berdekatan yaitu kajian tentang strategi komunikasi dalam sebuah organisasi serta menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif.
38 Perbedaan penelitian ini yaitu pada objek penelitiannya. Objek
dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah masyarakat desa khususnya para ibu-ibu, sedangkan objek penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti yaitu wanita tuna sosial di Panti Sosial Karya Wanita.
2. Penelitian yang kedua yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Keterampilan Perempuan di Panti Sosial Karya Wanita Godean, Yogyakarta” yang dilakukan
oleh Nuriyah mahasiswa jurusan Sosiologi UNY yang dilaksanakan pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui
pemberdayaan perempuan di PSKW dalam upaya penanggulangan penyimpangan sosial yang kebayakan korbanya adalah para wanita,
serta mengetahui faktor penghambat serta pendukung Program pelatiha kerja yang di lakukan oleh pengurus PSKW.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian
kuailitatif deskriptif serta memiliki objek kajian sama yaitu klien dari PSKW.
Sedangkan perbedaannya yaitu pada fokus kajiannya, dimana fokus kajian penelitian ini ada pada pemberdayaan wanita melalui
keterampilan kerja. Sedangkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti memfokuskan pada strategi komunikasi yang dilakukan
39 oleh pengurus PSKW dalam meningkatkan keterampilan kerja
wanita tuna sosial di Panti Sosial Karya Wanita PSKW. 3.
Penelitian yang ketiga yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Asti Respita mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Hasauddin Makasar yang dilakukan pada tahun 2011, yang berjudul “Strategi Komunikasi Dinas Sosial
Makasar Dalam mensosialisasikan Program Keluarga Harapan Terhadap Keluarga Sangat Miskin di Kecamatan Tamalate” tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial Makasar dalam mensosialisasikan
Program Keluarga Harapan di Kec. Tamalate dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Dinas Sosial
Makasar dalam mensosialisasikan Program Keluarga Harapan bagi rumah tangga sangat miskin di Kecamatan Tamalate.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif
serta sama-sama menjadikan strategi komunikasi pada suatu organisasi menjadi menjadi fokus kajian dalam penelitiannya.
Perbedaan penelitian dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu pada objek kajian. Dalam penelitian ini objek kajian yang diteliti
yaitu masyarakat sangat miskin di Kec. Tamalate. Sedangkan objek kajian dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu Wanita Tuna
Sosial yang ada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW.
40 4.
Penelitian keempat yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nuningsih Handayani mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dilakukan pada tahun 2010 yang berjudul “Strategi Komunikasi
Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam YAKETUNIS Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Pada Tunanetra”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang digunakan YAKETUNIS dalam upaya meningkatkan pemahaman keagamaan
pada tunanetra dalam kegiatan keagamaan kuliah agama Islam. Serta untuk mengetahui usaha YAKETUNIS untuk meningkatkan
pemahaman agama pada tuna netra khususnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
yaitu penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif serta memiliki fokus kajian tentang strategi komunikasi pada sebuah
organisasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
yaitu dalam penelitian menggunakan penyandang tunanetra sebagai objek sedangkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan
menggunakan wanita tuna sosial yang ada di PSKW sebagai objek kajiannya.
41
D. Kerangka Berfikir
Keberadaan panti Sosial sangatlah penting guna mengurangi banyakya permasalah sosial yang ada di Indonesia khususnya di
Yogyakarta. Perubahan sosial yang semakin cepat menambah jumlah permasalahan sosial di Yogyakarta semakin banyak dan memunculkan
berbagai macam deviasi dan patologi, yaitu dengan banyaknya pengamen, gelandangan, bahkan pekerja seks. Hal ini membuat
pemerintah Yogakarta mendirikan Panti Sosial Karya Wanita PSKW yang diharapkan mampu menanggulangi permasalahan sosial yang ada,
khususnya permasalah yang terjadi pada Wanita Tuna Sosial. Tugas utama PSKW yaitu merehabilitasi serta melakukan tindakan preventif
kepada Wanita Tuna Sosial yaitu dengan mengadakan pelatihan kerja bagi Klien di PSKW. Agar kegiatan pelatihan keterampilan kerja di
Panti Sosial Karya Wanita PSKW dapat berjalan dengan lancar maka perlu adanya komunikasi yang baik dari semua pihak yang berperan di
dalamnya. Khususnya peran pengurus serta pekerja sosial yang menjadi komponen utama kegiatan di PSKW. Dalam komunikasi ini yang
terpenting adalah bagaimana strategi komunikasi yang didukung oleh berbagai macam komponen serta unsur komunikasi organisasi yang
dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita Dalam Meningkatkan Ketrampilan Kerja dapat terlaksana dengan baik.
Penelitian ini memfokuskan pada strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita dalam