31 serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial secara sukarela, mengabdi di bidang kesejahteraan sosial.
d. Pekerja sosial professional, yaitu seseorang yang bekerja,
baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian
dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktek pekerjaan sosial
untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
B. Kajian Teori
Teori Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural-fungsional, yang berarti
struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing- masing dalam tatanan struktur masyarakat. Hal ini tentu telah menjadi
perhatian oleh banyak ilmuwan sosial, dari zaman klasik hingga modern. Teori-teori klasik fungsionalisme diperkenalkan oleh Comte, Spencer, dan
E. Durkheim, serta fungsionalisme modern yang diteruskan oleh Robert K.
Merton dan Anthony Giddens.
Setiap individu ataupun kelompok mempunyai peranan masing- masing dalam kelompok masyarakat dan keluarga sebagai kelompok
32 terkecil dari masyarakat. struktural sendiri sangat dominan terhadap peran
individu dalam masyarakat. Sedangkan fungsional sendiri mempunyai makna bahwa individu menempatkan fungsinya masing-masing dalam
kehidupan sosialnya. Bisa dikatakan bahwa teori struktual fungsional melihat setiap individu mempunyai fungsi masing-masing dalam
menjalankan aktifitasnya dan menteorisasikan bahwa struktur itu menempatkan fungsinya masing-masing, jika satu individu ini tidak
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya maka akan berpengaruh terhadap orang lain dan akan terjadi transisi atau ketidakstabilan dalam
sebuah sistem. Teori Fungsionalisme Struktural merupakan bagian dari paradigma
Fakta Sosial, Teori ini juga menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas elemen-elemen yang saling berkaitan,
saling menyatu dalam keteraturan dan keseimbangan menjadi sebuah sistem. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan menyebabkan
perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur sosial dan sistem sosial terdapat bagian atau elemen bersifat
fungsional atau peran dari setiap bagian akan memiliki pengaruh terhadap bagian atau elemen yang lain. Sebaliknya, jika tidak fungsional maka
struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya George Ritzer, 2010. Organisasi seperti PSKW panti sosial karya wanita juga
dipandang sebagai sistem yang apabila elemen-elemen yang ada didalamnya mengalami perubahan maka akan menyebabkan perubahan