27 e.
Menggunakan bahasa yang sederhana yaitu dengan penggunaan bahasa yang sederhana akan memudahkan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. f.
Penetapan waktu, dengan mengelola waktu yang tepat untuk berkomunikasi maka pesan yang disampaikan dapat tersusun
dengan baik dan mudah untuk dipahami.
5. Kajian Tentang Keteramplian
Keterampilan berarti mengerjakan sesuatu. Purwadarminta, 1986: 46 memaparkan bahwa keterampilan diartikan sebagai
kecakapan-kecakapan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
Keterampilan adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. Keterampilan juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu
menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Dalam kaitannya dengan dunia kerja, keterampilan kerja lebih dimaknai sebagi keterampilan yang dimiliki seseorang dalam
melakukan tugas atau pekerjaannya. Dalam kajian keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita keterampilan kerja dapat dikatakan sebagai
28 kemampuan individu dalam menguasai bidang pekerjaan yang di
pelajari oleh seseorang tersebut. Keterampilan yang dimiliki seseorang akan memberikan ciri khas pekerjaan bagi orang yang telah dikatakan
terampil dalam sebuah pekerjaaan. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kecakapan untuk mengerjakan sesuatu dengan tepat dan cermat, serta merupakan cara mengembangkan bakat individu, yang manfaatnya
dapat dirasakan oleh individu dan masyarakat banyak.
6. Pekerja sosial
Pekerja sosial didefinisikan sebagai orang yang memiliki kewenangan keahlian dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan
sosial. Wibawa, 2010: 52. Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi
profesional dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya melalui pendidikan formal atau pengalaman praktek di bidang pekerjaan
sosialkesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan sosial Kepmensos No.
10HUK2007. Pekerja sosial sebagai penyandang keahlian pekerjaan sosial,
harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: a.
Memahami, menguasai, dan menghayati serta menjadi figur pemegang nilai-nilai sosio-kultural dan filsafat masyarakat.
29 b.
Menguasai sebanyak dan sebaik mungkin berbagai perspektif teoritis tentang manusia sebagai makhluk sosial.
c. Menguasai dan secara kreatif menciptakan berbagai metode
pelaksanaan tugas profesionalnya. d.
Memiliki mental wirausaha Wibawa, 2010: 53.
7. Kajian panti sosial
Panti sosial yaitu suatu lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif secara fisik, mental dan sosial.
Kepmensos No.50HUK2004. Panti Sosial Karya Wanita yaitu Panti sosial yang mempunyai
tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat Kepmensos no.50HUK2004. Panti Sosial Karya Wanita adalah panti sosial yang mempunyai
tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para wanita agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan
bermasyarakat Kepmensos no.50HUK2004 dalam Departemen Sosial RI, 2009: 100.
Berdasarkan Kepmensos NO.8HUK1981, pekerja sosial terdiri dari sebagai berikut:
30 a.
Pekerja sosial fungsional, yaitu pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang secara penuh
sebagai pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesejahteraan sosial di lingkungan instansi pemerintah
maupun pada badanorganisasi sosial lainnya. Pekerja sosial fungsional dikelompokan menjadi dua, yaitu:
A. Pekerja Sosial Fungsional Tingkat Ahli, yaitu pekerja
sosial yang mempunyai kualifikasi profesional yang kelebihannya dan fungsinya mensyaratkan kejuruan ilmu
pengetahuan, metodologi dan teknis evaluasi di bidang pelayanan kesejahteraan sosial
B. Pekerja Sosial Fungsional Tingkat Terampil, yaitu
pekerja sosial yang memiliki kualifikasi teknik yang pelaksanakan tugas dan fungsinya mensyaratkan
penguasaan pengetahuan teknis dan prosedurkerja di bidang pelayanan kesejahteraan sosial.
b. Pekerja Sosial Kecamatan PSK, yaitu pegawai negeri sipil
di lingkungan. Departemen Sosial dan ditempatkan di wilayah kecamatan dengan tugas membimbing, membina dan
mengawasi pelaksanaan program kesejahteraan sosial di lingkungan kecamatannya.
c. Pekerja Sosial Masyarakat PSM, yaitu warga masyarakat
yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial
31 serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial secara sukarela, mengabdi di bidang kesejahteraan sosial.
d. Pekerja sosial professional, yaitu seseorang yang bekerja,
baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian
dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktek pekerjaan sosial
untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
B. Kajian Teori
Teori Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural-fungsional, yang berarti
struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing- masing dalam tatanan struktur masyarakat. Hal ini tentu telah menjadi
perhatian oleh banyak ilmuwan sosial, dari zaman klasik hingga modern. Teori-teori klasik fungsionalisme diperkenalkan oleh Comte, Spencer, dan
E. Durkheim, serta fungsionalisme modern yang diteruskan oleh Robert K.
Merton dan Anthony Giddens.
Setiap individu ataupun kelompok mempunyai peranan masing- masing dalam kelompok masyarakat dan keluarga sebagai kelompok