Perencanaan Strategi Komunikasi Strategi
100 Sosialisasi pada penelitian ini berfokus pada sosialisasi
yang diadakan dalam penjaringan klien serta penyebaran tentang program utama yang dilaksanakan dalam program rehabilitasi
sosial di PSKW. Sosialisasi dilakukan melalui koordinasi dengan wilayah Kabupaten dan Kota se-DIY, melaksanakan dan
ikut serta pertemuan masyarakat, penyebarluasan leaflet dan melalui media masa lainnya.
Strategi desain instrusional ini dilakukan dalam pelatihan keterampilan kerja di PSKW. Sarana edukasi yang dilakukan
pada pelatihan keterampilan kerja di PSKW juga melibatkan semua komponen yang ada di organisasi PSKW. Dimana setiap
komponen dalam panti ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Komponen utama dalam peningkatan
keterampilan kerja di PSKW ini yaitu pekerja sosial dan instruktur keterampilan kerja. Mereka saling berkoordinasi serta
bekerja sama dalam upaya meningkatkan keterampilan kerja bagi para klien di PSKW dengan tugas utama instruktur kerja
yaitu memberikan pelatihan keterampilan kepada klien yang didukung oleh semua pekerja yang ada di PSKW baik itu
pekerja fungsional ataupun non fungsoinal. Pelatihan kerja yang dilakukan oleh pengurus PSKW
dibagi kedalam 4 program kelas keterampilan kerja, yaitu keterampilan batik, jahit, tata boga, dan olah pangan. Melalui
101 keterampilan kerja pengurus PSKW mampu meningkatkan
keterampilan kerja para klien yang ada di PSKW. komunikasi yang dilakukan oleh pekerja sosial dan instruktur kerja juga
selalu terkoordinasi dengan baik dimana pembagian kerja di PSKW sesuai dengan peran dan kewajiban masing. Dimana
setiap peran dan tugas mereka saling terikat satu sama lainnya seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pekerja sosial di
PSKW. “Kalau komunikasi saya dengan karyawan lain baik-baik
saja. Komunikasi dalam pelatihan keterampilan kita komunikasi dengan karyawan lain saling bekerja sama,
yang nama kita sebagai pekerja sosial kan semuanya saling berkaitan ya mas, jadi setiap perencanaan dan
pelaksanaan kita harus saling bekerja sama dengan seksi yang lain. Seperti penjangkauan komunikasinya dengan
seksi PRS, TU dan yang lainnya juga mas. Termasuk masalah pelayanan, masalah pendidikan semuanya kita
komunikasikan. “ Hasil wawancara dengan Ibu ST pada 15 januari 2015
pukul 13:00 WIB.
Struktural fungsional melihat bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita yang
bertujuan meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial sebagai salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh sebuah
organisasi. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut, seluruh komponen yang ada di panti haruslah menjalankan fungsi dan
peranannya masing-masing sebagai sebuah sistem yang utuh. Dalam menjalankan fungsi dan perannya semua pekerja yang
ada di PSKW selalu berkoordinasi dan bahkan mereka saling
102 bergantian mengisi peran pekerja yang lainnya selama mereka
masih pada posisi yang sama. Di PSKW Panti Sosial Karya Wanita pekerja sosial
menjadi komponen kunci dalam pelaksanaan program rehabilitasi sosial yang dilaksanakan di panti. Sebagai
komponen terpenting dari PSKW, pekerja sosial mempunyai tugas mendampingi anak, memberikan motivasi, menganalisis
kebutuhan anak, melihat perkembangan anak, dan bahkan mengevaluasi perkembangan anak. Dalam kegiatan peningkatan
keterampilan kerja pekerja sosial pertugas mendampingi anak dikelas dan menganalisis kebutuhan mereka, sedangkan untuk
pemberian materi dan pembelajaran kerja dilaksanakan oleh instruktur keterampilan kerja. Mereka bertugas memberikan
pelatihan keterampilan kerja bagi para klien di PSKW. pendekatan yang dilakukan oleh instruktur kerja dalam
memberikan pelatihan yaitu mengutamakan pendekatan interpersonal dan pendekatan eduksi yang diwujudkan melalui
pelatihan keterampian yang mengutamakan pendekatan kekeluargaan.
Kedua, Strategi
yang digunakan dalam proses
rehabilitasi di PSKW yaitu Komunikasi Partisipatoris. Komunikasi partisipatoris adalah sebuah komunikasi yang yang
melibatkan semua klien di PSKW yang menjadi peserta