Iklim Pembelajaran Kualitas Pembelajaran

33 yang didapat pada anggota lain dalam kelompok,mampu menjelaskan informasi yang disampaikan. 8. Membuat laporan hasil diskusi visual activities, Writing activities, Emosional activites: ikut aktif dalam pembuatan laporan, laporan ditulis secara sistematis, laporan ditulis sesuai pentunjuk dari guru, tertib dan tenang saat menulis laporan. 9. Menyajikan hasil kerja dari proses pemecahan masalah yang telah dilakukan Oral activities, Emosional activites: siswa memiliki keberanian maju ke depan kelas, siswa menyampaikan hasil kerja dengan kalimat yang mudah dipahami baik secara lisan maupun tertulis, siswa menyajikan hasil kerja dengan percaya diri, memperhatikan ketika kelompok lain menyajikan hasil diskusi.

2.1.3.3 Iklim Pembelajaran

Menurut Depdiknas 2004: 32-33 iklim belajar atau situasi belajar adalah suasana atau kondisi yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung termasuk interaksi antara guru dengan siswa baik di dalam maupun di luar kelas saat pembelajaran. Iklim pembelajaran mencakup dua aspek, yaitu suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan serta perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru Depdiknas, 2004: 9. Susanto 2014:17-18 menyatakan bahwa suasana belajar yang tenang akan menambah keaktifan siswa sehingga kompetensi yang diharapkan akan 34 tercapai dengan maksimal.Sedangkan Sardiman 2012:169 mengemukakan pendapatnya bahwa untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang kurang serasi, guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa didiknya agar tidak merusak suasana kelas. Guru harus mampu mengambil tindakan yang tepat jika tingkah laku siswa kurang serasi dengan menghentikan tingkah laku siswa, kemudian mengarahkan kepada tingkah laku yang produktif. Apabila tingkah laku siswa sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu mengembangkan dengan memberi dukungan yang positif. Sedangkan Evertson 2011:81 mengungkapkan bahwa dasar dari sebuah iklim positif adalah interaksi antara guru dengan para siswadan di antara sesama siswa. Lingkungan positif mendorong siswa lebih bersemangat dan tertantang untuk belajar, merasa bebas bereksplorasi, mendukung satu sama lain, dan terlibat dalam pembentukan pengetahuan mereka sendiri. Selain itu, di dalam kelas pasti setiap siswa ingin diterima dalam kelompoknya. Untuk meningkatkan rasa memiliki antar siswa agar setiap siswa bisa diterima dalam kelompoknya yaitu: 1 berbicaralah dengan sopan dan tenang, 2 berbagi informasi dengan semua siswa, 3 gunakan pernyataan positif sesering mungkin, dan 4 ciptakan kelompok belajar di dalam kelas Menurut Mulyasa 2013:91, pemeliharaan dan penciptaan iklim pembelajaran yangoptimal meliputi sebagai berikut: a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas 35 b. Membagi perhatian secara visual dan verbal c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dalam pembelajaran d. Memberi petunjuk yang jelas e. Memberi teguran secara bijaksana f. Memberi penguatan ketika diperlukan Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara memodifikasi tingkah laku mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan, mengurangi perilaku buruk dengan hukuman, menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok serta menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Iklim pembelajaran yang kondusif akan memberikan kenyamanan, menyenangkan, serta bermakna akan membuat proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan membuat siswa lebih semangat dan aktif dalam pembelajaran. Adapun indikator iklim pembelajaran dalam pembelajaran dengan penerapan Problem Based Learning dan Teori Bruner diantaranya: 1 iklim pembelajaran yang kondusif meliputi: suasana pembelajaran yang menarik, kegiatan pembelajaran yang menantang, suasana pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran yang bermakna. Depdiknas,2004 36 2 pengendalian kondisi belajar yang optimal meliputi: mengambil tindakan yang tepat jika tingkah laku siswa menyimpang, meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan, mengarahkan siswa kepada tingkah laku yang produktif, menggunakan pernyataan positif sesering mungkin. Mulyasa 2013:91, Evertson 2011:81

2.1.3.4 Materi Pelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN CD INTERAKTIF DI KELAS IV SD TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 10 437

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN KOMIK PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

0 32 482

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 05 SEMARANG

0 8 312

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 20 211

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN AUDIOVISUAL DI KELAS VB SD LABSCHOOL UNNES SEMARANG

1 18 343

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

0 7 326

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 03 SEMARANG

0 3 308

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DAN TEORI PIAGET UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD MANGKANG KULON 02 SEMARANG

0 14 270

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas II SDN Kandri 02 Semarang Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning.

0 1 1