Anatomi urinaria pada reptil
130
1 Ginjal Ren, ginjal pada reptilia berupa sepasang ginjal
metanefros. Bentuk ginjal kecil, kompak dan permukaannya berlobi. Pada saat embrio, reptilia memiliki ginjal tipe pronefros,
kemudian pada saat dewasa berubah menjadi meseonefros hingga akhirnya menjadi metanefros. Ginjal metanefros serupa
dengan mesonefros tetapi lebih ringkas dan memuat lebih banyak unit-unit renal. Metanefros berfungsi setelah pronefros
dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi saat fase embrio telah menghilang. Perkembangan tipe ginjal ini adalah untuk
efisiensi ekskretori akibat meningkatnya aktivitas. Ginjal dihubungkan ke vesica urinaria kantong kemih oleh ureter.
Vesica urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil dan vesica urinaria ini bermuara langsung ke kloaka. Ada reptil
yang memiliki kantong kemih tetapi tidak ditemukan pada buaya, kadal, dan ular sehingga asam urat yang dihasilkan
ginjalnya akan keluar bersama feses melalui kloaka. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesica urinaria tambahan
yang juga bermuara langsung ke kloaka. Vesica urinaria tambahan ini berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-kura
betina, organ tersebut berfungsi ganda, yaitu selain untuk respirasi, berfungsi juga untuk membasahi tanah yang
dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.
Gambar 36. Struktur Sistem Urogenital KadalSumber
Sumber: h::ttp:id.images.search.yahoo.com
131
2 Hasil ekskresi pada reptil yang utama berupa limbah nitrogen
dalam bentuk asam urat karena kelarutan zat tersebut di dalam air lebih rendah jika dibandingkan dengan amonia atau urea,
asam urat ini dapat diekskresikan dalam bentuk pasta yang berwarna putih dengan kehilangan air yang sangat sedikit
sehingga dapat membantu menghemat air. Asam urat bersifat tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang
dihasilkan oleh mamalia.Namun begitu, beberapa jenis reptil ada juga yang mengekskresikan amonia. Misalnya, pada buaya dan
kura-kura kura-kura akuatik. Ginjal reptil hanya mempunyi nefron kortikal sehingga menghasilkan urin yang isoosmotik
dengan cairan tubuh. Namun, epitelium kloaka membantu menghemat cairan dengan cara menyerap kembali sebagian air
yang ada di dalam urin dan feses. 3
Kelenjar Ekskresi Garam, kajian terbaru menunjukkan bahwa sejumlah reptil memiliki kelenjar ekskresi garam di kepala yang
bermuara di dekat mata pada penyu atau di rongga hidung. Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan garam dengan lebih cepat. Hasil
ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam. Ekskresi garam disalurkan menuju rongga hidung dan atau disalurkan
menuju muara yang berada di dekat mata, sehingga saat reptil khususnya penyu mengeluarkan air garam ini terlihat seperti
mengeluarkan semacam air mata. Kelenjar garam ini sangat berkembang pada iguana laut Galaphagos Amblyrhyncus cristatus,
yang hidupnya bergantung pada alga laut. Setelah makan, hewan ini akan ke pantai untuk beristirahat sambil mengeluarkan garam yang
terbawa saat makan. Garam tersebut dikeluarkan secara berkala melalui hidung dalam bentuk uap selama hewan bernapas. Selain
ditemukan pada iguana laut dan penyu, kelenjar garam ini juga ditemukan pada ular laut dari genus Pelamis dan Lacticauda, yang
sebagian besar hidupnya berada di dalam laut. Kelenjar sublingual di permukaan ventrolateral lidah mampu mengeluarkan cairan pekat
132
yang mengandung natrium klorida NaCl dan zat tersebut dikeluarkan ketika ular laut menjulurkan lidahya.
Gambar 37. Sistem ekskresi pada reptil.
Sumber: http:id.images.search.yahoo.com
Ureter
Ureter bermuara terpisah di kloaka dan tidak berhubungan dengan vesika urinaria kecuali pada chelonia sp.
Vesika Urinaria
Sebagai kantung tipis, merupakan tonjolan dinding ventral kloaka Soewasono, 1974.
Kantung kemih allantolic ditemukan di lacertilia Lizards and Chelonia Turtles, dan tidak terdapat pada yang lainya Macmillan,
1987. Ureter, panjang pada ular dan kadal tetapi pendek pada buaya dan
kura-kura, membuka terpisah ke kloaka. Pada kura-kura betina memiliki asesoris bladder yang mana mereka isi dengan air untuk
133
membasahi tanah ketika menggali lubang untuk bertelur Montagna, 1963.
Ureter
Ureterbermuara terpisah di kloaka dan tidak berhubungan dengan vesika urinaria kecuali pada chelonia sp.
Vesika urinaria Vesika urinaria sebagian merupakan derivat kloaka dan sebagian dari
basal alantois vesika urinaria tidak terdapat pada ular dan buaya. Cecak dan kura-kuramempunyai vesika urinaria yang berkembang
baik dan biasanya berlobus 2 yang bermuara ke kloaka.
Gangguan pada Ginjal
Saluran urinaria terbuka terhadap serangan dari beberapa bakteri yang berbeda. Infeksi bakteri yang menyebabkan keradangan, jika
radang terjadi pada uretra maka di sebut dengan urititis. Jika keradangan terjadai pada vesika urinaria maka di sebut cistitis dan
akhirnya jika terjadi keradangan pada ginjal maka disebut dengan nefritis. Nefritis selalu terjadi setelah berjangkitnya strep pada
sebagian tubuh lain. Komplek antigen - anti bodi sampai ke glomerulus dari arteriol dan terperangkap disitu, dan menyebabkan
kelemahan yang mengakibatkan keradangan dan
kerusakan glomerulus. Membran glomerulus kemudian menjadi lebih tertembus
dari biasa. Dengan demikian, albumin, sel darah putih ataupun sel darah merah mungkin muncul dalam urin. Selain itu juga, kerusakan
glomerulus kadang kala mengakibatkan penyumbatan glomerulus agar tidak ada lender yang bergerak kedalam tubulus.
Penyakit diabetes mellitus mengakibatkan adanya gula dalam urine. Nefritis adalah kerusakan pada glomerulus akibat adanya infeksi
kuman, yang menyebabkan urea dan asam urine masuk kembali ke
134
dalam darah uremia, kemampuan penyerapan air terganggu pula sehingga terjadi penimbunan air di kaki edema.
Dari ginjal, untuk sementara waktu urine ditampung dalam kandung urine vesika urinaria sampai sejumlah 300cc, pengeluaran urine
diatur oleh otot spingter. Beberapa kelainan ginjal:
1 Kegagalan fungsi ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis,
luka, pendarahan, fungsi jantung terhenti secara tiba-tiba. Gejala yang umum adalah tidak adanya pembentukan urine yang disebut
anuria. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan uremia. Uremia adalah suatu kondisi beracun dimana darah
mengandung zat-zat sisa urine seperti urea karena ginjal tidak berfungsi untuk mengeluarkannya. Gejala yang disebabkan
uremia antara lain : pusing, nausea rasa muak, muntah dan dalam keadaan kritis menjadi pingsan dan dapat pula meninggal.
2 Cistitis adalah radang pada membrane mukosa yang melapisi
kandung kemih. Hal ini dapat disebabkan karena infeksi bakteri atau peradangan ginjal yang meluas ke kandung kemih.
3 Nefritis adalah radang pada ginjal yang menyebabkan kerusakan
jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal untuk melakukan ekskresi terganggu.
4 Nefritis yang akut biasanya terjadi pada anak-anak dan para
remaja, yang disebabkan penyakit menular, terutama disebabkan penyakit jengkering scarlet fever. Nefritis yang kronis biasanya
terjadi pada orang yang lebih tua, yang ditandai tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah ginjal atau mungkin
glomerolus dan tubuhnya telah rusak cukup lama. 5
Batu ginjal bila stagnasi urine terjadi, Kristal kalsium fosfat dapat menggumpal membentuk batu ginjal.
135
6 Agenesis ginjal adalah kegagalan pembentukan organ ginjal
karena kelainan kongenital. 7
Ectopia ginjal adalah letak ginjal yang tidak normal terjadi karena migrasi selama perkembangan fetus, predisposisi : Obstruksi
ureter dan hidronefrosis. 8
Hyperplasia ginjal adalah ginjal yang mengalami pembesaran lebih dari keadaan normalnya, sebagai kompensasi dari
pengangkatan ginjal yang lain atropi unilateral congenital, PA : ginjal tampak lebih besar dari normal.
9 Hypoplasia ginjal adalah ukuran ginjal lebih kecil dari normal,
unilateral bilateral, terjadi karena kongenital , kurangnya supply darah ke ginjal PA : ginjal lebih kecil dari normal.
10 Plasia ginjal adalah abnormalitas ginjal dimana struktur penyusun
jaringannya tidak sesuai. Secara mikroskopis : perkembangan nefron tidak sesuai, mesenchyme persisten jaringannterstitial
mixomatous, ductus metanephric persisten, adenomatoid tubular epithelium, diikuti dengan interstitial fibrosis dan pembesaran
sel-sel glomeruli. 11
Ren soleiformait adalah ginjal yang mengalami fusi, baik bagian kranial atau kaudal dari ujung ginjal terjadi selama proses
nefrogenesis, Patologi A natomi: sebuah ginjal besar perlekatan 2 ginjal tampak 1.
12 Renal cyst yaitu adanya kista pada ginjal, kista : berdinding tipis,
halus, transparan, isinya cairan, Kista simplek: bersifat soliter, Kista akuisita: - bersifat multipel polisistik cairannya agak keruh
seperti keju swiss cheese , bersifat : Unilateral bilateral, Predisposisi : atropi jaringan lain karena tekanan, PA : permukaan
korteks ginjal tidak rata karena benjolan kista
136
13 Hiperemia ginjal adalah peningkatan volume darah pada ginjal.
Ada 2 macam hiperemia : a.
Hiperemia Aktif ,disebabkan oleh penyakit, contoh : Hog Cholera Babi
b. Hiperemia Pasif disebabkan oleh tumor, thrombus, gangguan
jantung. 14
Patologi Anatomi : ginjal membesar, warna lebih merah, bila diinsisi : banyak ada darah.
15 Hemoragi ginjal yaitu terjadinya perdarahan pada ginjal,
disebabkan oleh penyakit septikemia, vasculitis, vaskular nekrosis. Kasus yang sering menyertai hemoragi ginjal adalah Hog
cholera, african swine fever, salmonellosis, streptococosis, Patologi Anatomi : pada korteks terdapat perdarahan ptechiae
sampai echymosa, bila diinsisi banyak darah. 16
Infark ginjal yaitu kematian jaringan ginjal karena tidak mendapat suplai darah.
17 Arteri tersumbat tertekan
18 supply darah kurang
19 Infark
20 Sumbatan dapat berasal dari :thrombus , embolus, abses, tumor,
kista 21
Jika arteri renalis tersumbat maka ginjal mengalami nekrosis secara keseluruhan.
22 Bila arteri arcuata yang tersumbat, maka bagian bagian medula
ginjal yang nekrosis 23
Bila arteri interlobularis tersumbat, maka bagian korteks ginjal yang nekrosis.
24 Ren cicatricocus adalah infark ginjal yang bersifat aseptis, saat
recoveri membentuk banyak jaringan parut.
137