yang membentuk cerita tersebut. Yang dimaksud “pendek” juga bukan karena sedikitnya tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut, melainkan lebih disebabkan
oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Ruang lingkup permasalahan yang diungkapkan dalam teks cerita
pendek adalah sebagian kecil dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian pengarang yang mempunyai efek tunggal, karakter, alur, dan latar yang terbatas,
tidak beragam dan tidak kompeks. Kosasih 2012:34 berpendapat bahwa teks cerita pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan
ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Yang terpenting pada teks cerita pendek menurut Staton 2007:75 adalah bentuknya
„padat‟. Jumlah kata dalam cepen harus lebih sedikit ketimbang kata dalam novel. Stanton 2007:78 juga menambahkan bukti lain yang menunjukkan kepadatan
teks cerita pendek, yaitu penggunaan simbolisme, meski sebenarnya novel juga menggunakannya, akan tetapi tidak sering.
Berdasarkan uraian mengenai teks cerita pendek tersebut, dapat diketahui bahwa teks cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan
lingkup kecil dari seorang tokoh dengan penceritaan yang ringkas namun tidak ditentukan dari banyak sedikitnya halaman. Teks cerita pendek mempunyai tema
sederhana, dan memiliki ruang lingkup yang terbatas.
2.2.1.2 Unsur-Unsur Pembangun Teks Cerita Pendek
Cerita sebagai karya sastra fiksi dibangun dari berbagai unsur yang membentuknya. Unsur-unsur itu dapat dibedakan atas unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian, dan ikut membentuk eksistensi cerita yang
bersangkutan. Unsur fiksi yang termasuk dalam kategori ini misalnya tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Nurgiyantoro 2005: 221.
Suharianto 2005:28-37 mengungkapkan bahwa unsur-unsur pembangun cerita meliputi: tema, alur, penokohan, latar, tegangan, suasana, pusat pengisahan
dan gaya bahasa. Menurut Kusmayadi 2010:19, unsur pembangun cerita meliputi tema, latar, sudut pandang, alur, penokohan, gaya bahasa dan amanat.
Stanton dalam Wiyatmi 2006:30 berpendapat bahwa unsur-unsur pembangun cerita fiksi adalah tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya dan nada, tema.
Meskipun beberapa pendapat dari ahli sastra berbeda, tetapi dari segi isi masih banyak hal
–hal yang sama dan dapat dikerucutkan. Perbedaannya terletak pada segi kuantitas atau jumlah. Berdasarkan pendapat dari ahli sastra tersebut,
dapat disimpulkan unsur –unsur intrinsik pembangun teks cerita pendek secara
umum meliputi: 1 tema, 2 alur, 3 latar, 4 tokoh dan penokohan, 5 sudut pandang, 6 gaya bahasa, dan 7 amanat.
Unsur yang kedua yaitu unsur ekstrinsik, adalah unsur yang berada di luar teks yang bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap bangun cerita yang
dikisahkan, langsung atau tidak langsung. Hal-hal yang dapat dikategorikan ke dalam bagian ini misalnya jati diri pengarang yang mempunyai ideologi,
pandangan hidup dan way of life bangsanya, kondisi kehidupan sosial-budaya
masyarakat yang dijadikan latar cerita, dan lain-lain Nurgiyantoro 2005:221- 222.
1. Tema
Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, makna cerita, gagasan pokok, atau dasar cerita Kusmayadi 2010: 19. Tema juga sering disebut sebagai
dasar cerita yaitu, pokok permasalahan yang mendasari suatu karya sastra. Tema adalah titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra, sekaligus
merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang dengan karyanya tersebut Suharianto 2005:28. Tema suatu karya sastra dapat tersurat dan dapat
tersirat. Disebut tersurat apabila tema tersebut dengan jelas dinyatakan oleh pengarangnya. Disebut tersirat apabila tema tidak secara tegas dinyatakan, tetapi
terasa dalam keseluruhan cerita yang dibuat pengarang. Menurut Effendi 2013:51, tema merupakan bingkai dari cerita yang ditulis. Maksud dari bingkai
adalah menegaskan batasan-batasan yang hendak ditulis. Menentukan tema berarti sama dengan membuatkan pigura untuk sebuah cerita.
Seorang pengarang sebaiknya memilih tema yang jelas saat menulis teks cerita pendek karena tema berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Tema merupakan ruh dari sebuah tulisan. Dengan adanya tema, yang menjadi dasar cerita, maka cerita akan meninggalkan kesan tersendiri pada
pembaca. Penetapan tema dari awal juga berguna agar ketika menulis tidak terlalu jauh melenceng dari tema yang sudah ditetapkan.