Tokoh dan Penokohan KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL QUANTUM DAN PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SMP

penceritaan oleh pengarang yang keberadaannya harus disesuaikan dengan unsur lainnya untuk membangun keutuhan makna cerita.

4. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita Aminuddin 2010:79. Menambahi pendapat tersebut, Sayuti dalam Wiyatmi 2006:30 mengemukakan bahwa tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita. Tokoh merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah. Dalam arti tokoh- tokoh itu memiliki “kehidupan” atau berciri “hidup”, atau memiliki derajat lifelikeness kesepertihidupan. Dalam cerpen, tokoh teks cerita pendek tidak harus berwujud manusia melainkan juga dapat berupa binatang atau suatu objek yang lain yang biasanya merupakan bentuk personifikasi manusia Nuryatin 2010:7. Tokoh-tokoh cerita fiksi hadir sebagai tokoh yang berjatidiri, bukan sesuatu tanpa karakter. Karena setiap tokoh hadir dengan jatidirinya masing-masing itulah pembaca dapat membedakan tiap-tiap tokoh. Jadi aspek kualitas kedirian, jatidiri, seorang tokoh penting untuk diketengahkan karena dari situlah pertama-tama identitas tokoh akan dikenali. Kualitas jati diri tidak semata-mata berkaitan dengan ciri fisik, melainkan terlebih berwujud kualitas nonfisik. Oleh karena itu menurut Lukens dalam Nurgiantoro 2010:223 tokoh cerita dapat dipahami sebagai kumpulan kualitas mental, emosional, dan sosial yang membedakan seseorang dengan orang lain. Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral tokoh utama dan tokoh tambahan bawahan. Tokoh sentral merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam cerita. Tokoh utama dapat ditentukan dengan tiga cara. Pertama, tokoh itu yang banyak terlibat dengan tema. Kedua, tokoh itu banyak berhubungan dengan tokoh lain. Ketiga, tokoh itu banyak memerlukan waktu penceritaan Kusmayadi 2010:22. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggambarkan tokoh dalam sebuah cerita, yakni 1 pemilihan tokoh atau character dalam cerita disesuaikan dengan perannya, 2 penyajian watak tokoh diuraikan secara jelas dan gamblang, dan 3 penggambaran tokoh mampu membawa pembaca seolah mengalami peristiwa dalam cerpen. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku cerita rekaan pengarang yang bersifat fiktif yang mengemban peristiwa dalam cerita. Sehubungan dengan hal itu, dalam menulis teks cerita pendek tokoh merupakan unsur yang penting karena tanpa adanya tokoh tidak akan terjalin sebuah cerita. Penokohan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita; baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pendangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya Suharianto 2005:20. Ali dalam Rampan 1984:28 berpendapat bahwa penokohan adalah Pelukisan manusia yang menjadi pelaku, manusia yang menjadi obyek penulis. Pendapat ini sama dengan pendapat Aminuddin 2009:79 yang menyatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku. Menurut Jakob Sumardjo dalam Rampan 1984:28 ada lima cara untuk menggambarkan tokoh dan penokohan dalam fiksi, yaitu 1 melalui apa yang diperbuat, 2 tindakan-tindakan tokoh; khususnya bagaimana sikap tokoh dalam keadaan krisis, 3 melalui ucapan-ucapan, 4 penggambaran fisik tokoh, 5 melalui pikiran tokoh, 6 melalui pemaparan secara langsung. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penokohan adalah pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambarannya dapat melalui fisik dan sikap tokoh tersebut.

5. Sudut Pandang