Pengertian Teks Cerita Pendek

2.2.1 Teks Cerita Pendek

Teks cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Berbeda dengan novel, teks cerita pendek terpusat pada satu tokoh dengan sebuah permasalahan yang dikisahkan secara menarik. Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian teks cerita pendek, struktur teks cerita pendek, unsur pembangun teks cerita pendek, dan kaidah teks cerita pendek.

2.2.1.1 Pengertian Teks Cerita Pendek

Cerita pendek nanti disebut sebagai teks cerita pendek merupakan karya sastra dan ilmu yang mempelajarinya adalah ilmu sastra. Pada perkembangannya penelitian ilmu sastra baru-baru ini timbul permasalahan yang berkaitan dengan sifat-sifat teks pada umumnya, jadi tidak hanya khusus dengan sifat-sifat teks sastra. Sebuah teks disebut teks sastra apabila sekelompok pembaca, termasuk pembaca peneliti, menilai karya tersebut sebagai hasil sastra Pradotokusumo 2005:47. Menurut Jakobson dalam Pradotokusumo 2005:48 dalam pembagian teks yang bersifat sastra, sebuah karya seni tidak hanya bersifat otonom, tetapi memenuhi salah satu fungsi bahasa, yaitu emotif, refrensial, puitik, fatik, metalingual, dan konatif. Teks merupakan satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan lengkap. Teks tidak selalu berwujud bahasa tulis seperti yang lazim diketahui, misalnya teks Pancasila. Teks dapat berwujud teks tulis maupun teks lisan Zabadi dkk. 2013:3. Selanjutnya Lubis 2011:23 berpendapat bahwa yang dinamakan teks adalah kesatuan bahasa panjang atau pendek yang diucapkan atau tertulis. Teks adalah satu kesatuan semantik dan bukan kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan lantaran bentuknya morfem, klausa, kalimat tetapi kesatuan arti. Pendapat tersebut sama dengan pendapat Halliday yang menganggap teks adalah suatu pilihan semantis fungsional gagasan yang dapat dipahami oleh pemakai bahasa dalam konteks sosial, suatu cara pengungkapan makna lewat bahasa lisan atau tulis dalam Susanto, 2008:3. Menurut Hoed 2007, teks harus memenuhi kriteria tekstualitas sebagai berikut: 1. di antara unsur-unsurnya terdapat kaitan semantik yang ditandai secara formal, 2. segi isinya dapat berterima karena memenuhi logika tekstual, 3. teks diproduksi dengan maksud tertentu, 4. dapat diterima oleh pembacamasyarakat pembaca, 5. mempunyai kaitan secara semantik dengan teks yang lain, 6. mengandung informasi dan pesan tertentu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan teks adalah satuan bahasa yang terdiri atas isi dan bentuk yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan lengkap baik bersifat lisan maupun tertulis. Cerita merupakan suatu tuturan yang mengisahkan mengenai terjadinya suatu hal. Akan tetapi seiring perkembangan kebudayaan, cerita tidak hanya berbentuk tuturan, namun juga berbentuk tulisan. Cerita dalam bentuk tulis dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah teks cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen. Teks cerita pendek atau lazim disebut cerpen termasuk dalam jenis prosa fiksi atau rekaan. Teks cerita pendek sudah diminati oleh masyarakat luas sebagai salah satu karya sastra prosa. Berikut pendapat ahli mengenai teks cerita pendek. Menurut Edgar Allan Poe dalam Kusmayadi 2010:7, teks cerita pendek adalah cerita yang memiliki ukuran cukup pendek akan tetapi mampu membangkitkan rasa penasaran pembaca. Dalam teks cerita pendek, kalimat digunakan secara ekonomis, singkat dan mencakup lingkup yang diinginkan oleh penulis. Teks cerita pendek tidak menggunakan banyak kalimat agar pesan dapat tersampaikan kepada pembaca dengan mudah dan tidak mengaburkan isi cerpen Melengkapi pendapat tersebut, Nursisto 2000:165 berpendapat bahwa teks cerita pendek adalah cerita yang pendek, namun tidak setiap cerita yang pendek dapat digolongkan ke dalam teks cerita pendek. Teks cerita pendek adalah cerita yang di dalamnya terdapat pergolakan jiwa pada diri pelakunya sehingga secara keseluruhan cerita bisa menyentuh nurani pembaca. Sudjiman dalam Nuryatin 2010:2-3 menjelaskan bahwa teks cerita pendek adalah kisahan pendek kurang dari 10.000 kata yang dimaksudkan untuk memberikan kesan tunggal yang dominan; teks cerita pendek memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada satu ketika. Yang dimaksud ”pendek” pada teks cerita pendek bukan ditentukan oleh jumlah halaman atau jumlah huruf yang membentuk cerita tersebut. Yang dimaksud “pendek” juga bukan karena sedikitnya tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Ruang lingkup permasalahan yang diungkapkan dalam teks cerita pendek adalah sebagian kecil dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian pengarang yang mempunyai efek tunggal, karakter, alur, dan latar yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompeks. Kosasih 2012:34 berpendapat bahwa teks cerita pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Yang terpenting pada teks cerita pendek menurut Staton 2007:75 adalah bentuknya „padat‟. Jumlah kata dalam cepen harus lebih sedikit ketimbang kata dalam novel. Stanton 2007:78 juga menambahkan bukti lain yang menunjukkan kepadatan teks cerita pendek, yaitu penggunaan simbolisme, meski sebenarnya novel juga menggunakannya, akan tetapi tidak sering. Berdasarkan uraian mengenai teks cerita pendek tersebut, dapat diketahui bahwa teks cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan lingkup kecil dari seorang tokoh dengan penceritaan yang ringkas namun tidak ditentukan dari banyak sedikitnya halaman. Teks cerita pendek mempunyai tema sederhana, dan memiliki ruang lingkup yang terbatas.

2.2.1.2 Unsur-Unsur Pembangun Teks Cerita Pendek