memunculkan ketegangan pada pembacanya. Keempat, alur yang baik disamping memenuhi ketiga kaidah di atas, tuntunan yang harus dipenuhi adalah keutuhan.
Jenis alur apapun yang mempunyai bagian awal, tengah, dan akhir yang benar dan mengikuti kaidah-kaidah kemasukakalan, surprise, dan suspense harus tetap
memiliki keutuhan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalinan rangkaian
peristiwa secara beruntun dalam sebuah prosa fiksi berdasarkan hubungan sebab akibat dan dibentuk oleh tahapan
–tahapan peristiwa, sehingga cerita itu merupakan keseluruhan yang padu dan utuh. Ada beberapa empat hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun alur, di antaranya adalah plausibility, surprise, suspense, dan unity.
3. Latar atau Setting
Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Suatu cerita terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Latar adalah gambaran tentang
tempat, waktu atau masa, dan kondisi sosial terjadinya cerita. Itu berarti bahwa latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menunjuk
pada tempat atau lokasi terjadinya cerita. Latar waktu atau masa menunjuk pada kapan atau bilamana cerita itu terjadi. Latar sosial menunjuk pada kondisi sosial
yang melingkupi terjadinya cerita Nuryatin 2010:13. Nurgiyantoro 2010:249 juga mengungkapkan latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu
berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Peristiwa dn kisah dalam cerita fiksi tidak dapat terjadi begitu saja tanpa kejelasan landas
tumpu. Menurut Kusmayadi 2010:24 latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada pembaca di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita
berlangsung. Selanjutnya Aminuddin 2009:67-68 membedakan dua buah latar, yaitu
latar yang bersifat fisikal dan latar yang bersifat psikologis. Latar yang bersifat fisikal adalah latar yang berhubungan dengan tempat, misalnya kota Semarang,
daerah kumuh, sungai, pasar, serta benda-benda dalam lingkungan tertentu yang tidak menuansakan makna apa-apa. Latar fisikal hanya terbatas pada sesuatu yang
bersifat fisik, sedangkan latar psikologis adalah latar yang berupa lingkungan atau benda-benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan suatu makna
serta mampu memengaruhi emosi pembaca. Latar psikologis dapat berupa suasana maupun sikap.
Latar tidak hanya berfungsi sebagai background saja, tetapi juga dimaksudkan untuk mendukung unsur cerita lainnya. Pelataran adalah teknik
menampilkan latar. Dalam menampilkan latar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni 1 dengan menyebutkan atau melukiskan latar belakang alam
atau keadaan geografis suatu lingkungan, 2 melukiskan kurun waktu atau periode suatu peristiwa, dan 3 melukiskan tingkah laku, tatakrama, adat-istiadat, atau
pandangan hidup Jabrohim 2003:115. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa latar
adalah tempat, waktu, dan sosial terjadinya peristiwa yang mendukung
penceritaan oleh pengarang yang keberadaannya harus disesuaikan dengan unsur lainnya untuk membangun keutuhan makna cerita.
4. Tokoh dan Penokohan