7. Amanat
Pengarang dalam membuat suatu karya biasanya memiliki tujuan-tujuan tertentu yang dimasukkan dalam karyanya, baik bersifat eksplisit maupun implisit.
Tujuan ini biasa disebut sebagai amanat cerita. Kusmayadi 2010:28 berpendapat bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang. amanat dapat
disampaikan secara tersirat implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang
cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara tersurat eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang
disampaikan langsung di tengah cerita. Selanjutnya Nurgiyantoro 2005:321 berpendapat bahwa amanat dalam
karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Amanat dapat disampaikan oleh pengarang melalui dua cara, secara
tersurat dan tersirat. Secara tersurat maksudnya pesan yang ingin disampaikan ditulis secara langsung di dalam cerita, biasanya di akhir cerita. Dalam hal ini
pembaca dapat langsung mengetahui pesan yang disampaikan oleh penulis. Selanjutnya secara tersirat maksudnya pesan tidak ditulis secara langsung di
dalam cerita melainkan melalui unsur-unsurnya. Pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri pesan yang terkandung di dalamnya Nuryatin 2010:5.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra
yang ditulisnya baik secara tersirat maupun tersurat.
2.2.1.3 Struktur Teks Cerita Pendek
Struktur teks cerita pendek dalam kurikulum 2013 didasarkan pada alur yang terbentuk karena proses sebab-akibat. Alur inilah yang membangun struktur
teks cerita pendek yang di dalamnya terdapat orientasi, komplikasi, dan resolusi. Zabadi 2013:150 menjelaskan bahwa tahapan orientasi, pengarang
memperkenalkan kapan peristiwa berlangsung, siapa tokoh yang diceritakan, dan di mana kejadian dalam cerita. Bagian ini berisi pengenalan tokoh, latar tempat
dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya. Tokoh dan latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata
lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis Kemdikbud 2014:19.
Tahapan selanjutnya adalah komplikasi. Pada bagian ini diuraikan masalah apa yang terjadi dan mengapa masalah tersebut terjadi. Bagian ini tokoh utama
berhadapan dengan masalah problem. Bagian ini menjadi inti teks atau harus ada. Jika tidak ada masalah, masalah harus diciptakan.
Tahapan terakhir adalah resolusi. Pada bagian ini berakhirnya cerita dengan teratasinya masalah yang terjadi dalam cerita. Bagian ini merupakan
kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
Bagian-bagian struktur teks cerita pendek tersebut erat kaitanya dengan alur teks cerita pendek. Pada bagian orientasi dapat berisi tentang melukiskan
keadaan, dan pergerakan perstiwa. Bagian komplikasi berisi tentang keadaan yang mulai memuncak dan puncak peristiwa. Bagian resolusi peristiwa mulai menurun
dan pemecahan masalah. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan gambaran hubungan alur dan struktur teks cerita pendek serta contoh struktur teks cerpen.
Tabel 2.1 Contoh Struktur Teks Cerita Pendek
Judul
Kisah Seekor Keledai
Orientasi Seorang pedagang menuntun keledainya untuk melewati sebuah
sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi keledainya
tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa
keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut
1 2
3 4
5
6
Gambar 2.2 Hubungan Alur dan Struktur Teks Cerita Pendek
Orientasi Komplikasi
Resolusi
penyelesaian peristiwa mulai menurun
mencapai titik puncak
keadaan mulai memuncak pergerakan peristiwa
mulai melukiskan keadaan
ke dalam air sungai. Keledai merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan. Hal itu membuat
keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan. Pada hari berikutnya, pedagang kembali membawa muatan garam.
Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke
dalam air. Akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.
Komplikasi Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya
tersebut kembali ke pasar. Keledai tersebut di muati dengan keranjang- keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali
tiba di tengah sungai, keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri. Namun, saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, keledai
menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang ke rumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat
dari sebelumnya. Spons yang dimuatnya menyerap air sungai dan menambah berat beban.
Resolusi Tidak setiap cara dapat dilakukan pada situasi atau kondisi yang
sama. Keledai menerapkan cara di setiap kondisi. Pada akhirnya, hal itu membuat keadaannya tidak seperti yang diinginkannya.
2.2.1.4 Kaidah Teks Cerita Pendek
Selain struktur teks cerita pendek, terdapat pula kaidah bahasa dan kaidah isi dalam sebuah teks cerita pendek. Kaidah kebahasaan berkaitan dengan bahasa
yang digunakan dalam teks cerita pendek, baik pilihan katanya maupun ciri
bahasa teks cerita pendek, sedangkan kaidah isi dalam teks cerita pendek berkaitan dengan hal-hal yang termuat dalam teks cerita pendek agar teks cerita
pendek tersebut menjadi baik dan menarik.
1. Kaidah bahasa