Perumusan masalah Pengaruh penerapan teknologi dan kelembagaan terhadap efisiensi dan pendapatan usahatani padi di Provinsi Sulawesi Selatan

270 424 ha, ditanami padi 1 kali dalam setahun seluas 282 516 ha, tidak ditanami padi seluas 9 517 ha, dan sementara tidak diusahakan seluas 9 875 ha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2006. Luas panen padi di Sulawesi Selatan rata-rata 786 523 ha per tahun selama tahun 2000-2009. Produksi padi rata-rata 3 679 417.67 ton per tahun, juga menunjukkan gejala melandai dan cenderung menurun Departemen Pertanian 2003; Departemen Pertanian 2008a. Sektor pertanian tanaman pangan khususnya padi di Sulawesi Selatan mempunyai peranan yang cukup penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Keberhasilan pembangunan pertanian juga tidak lepas dari dukungan teknologi varietas yang telah diterapkan oleh petani. Di lain pihak perubahan sistem produksi usahatani padi terus berkembang diikuti oleh perubahan status garapan patani penyakap dan pemilik penggarap. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani berkaitan dengan penggunaan varietas unggul dan status penguasaan lahan di lahan sawah irigasi Provinsi Sulawesi Selatan.

1.2. Perumusan masalah

Peningkatan produksi padi bisa dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal. Namun demikian peningkatan luas areal sudah sulit dilakukan karena suplai sumberdaya lahan yang tidak elastis dan kalaupun dilakukan memerlukan pengorbanan yang cukup besar. Untuk mendukung peningkatan produksi padi, sudah banyak varietas padi yang telah dihasilkan lembaga penelitian tingkat dasar, kemudian diterapkan pada lembaga penelitian pengkajian yang selanjutnya diterapkan oleh petani. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa poduktivitas padi sawah per ha berbeda antara tingkat penelitian dasar, tingkat kajian usahatani dan tingkat petani. Produktivitas yang dicapai berbeda pada masing-masing level penelitian sampai pada tingkat petani. Rata-rata produktivitas padi VUB tingkat penelitian dasar, tingkat kajian dan tingkat petani masing-masing 10 ton, 8 ton dan 5 ton. Sedangkan rata-rata produktivitas padi VUL ditingkat penelitian dasar, tingkat kajian, dan tingkat petani masing-masing 7 ton, 6 ton dan 4.5 ton per ha. Menurut Soekartawi et al. 1986 perbedaan produksi antara lembaga risetpenelitian dasar dengan potensi hasil usahatanipengkajian disebabkan oleh karena ada teknologi yang tidak bisa sepenuhnya dipindahkan, dan karena perbedaan lingkungan. Sedangkan perbedaan produksi antara potensi hasil kajian usahatani dengan produksi usahatani padi di tingkat petani, disebabkan oleh faktor biologi dan sosial ekonomi. Apabila dilihat potensi hasil antara padi VUB dan VUL pada tingkat pengkajian usahatani maka dapat dilihat bahwa produktivitas padi VUB lebih tinggi dari VUL. Akan tetapi pada tingkat petani produktivitas padi VUB hampir sama dengan padi VUL. Hal ini menunjukkan bahwa di tingkat petani masih ada potensi hasil yang bisa dicapai pada kedua varietas padi tersebut. Program peningkatan produksi padi telah banyak dilakukan di Sulawesi Selatan dengan teknologi utama varietas unggul baru Lampiran 8. Setelah program tersebut dilakukan maka varietas padi yang digunakan petani cukup banyak jenisnya dan berdasarkan luas tanamnya dapat dilihat perkembangan penggunaannya Tabel 1. Pada Tabel 1 jenis varietas padi sawah yang ditanam oleh petani terbagi ke dalam dua kelompok varietas yaitu padi VUL dan VUB. Padi VUL yang banyak digunakan dari tahun ketahun adalah varietas Ciliwung kemudian varietas IR64 walaupun luasnya semakin menurun. Kemudian VUB yang paling banyak digunakan dari tahun ketahun adalah varietas Cisantana, Ciherang dan Cigeulis dan perkembangan penggunaannya terus meningkat. Gambar 1. Perbedaan Produktivitas Padi VUB, Padi VUL antar Penelitian Dasar, Pengkajian dan Tingkat Petani Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan. Sumber : Arafah, et., al., 2007 ; Hermanto, et. Al., 2009. Keterangan : 1 Data LaboratoriumTingkat Balai Penelitian Dasar. 2 Data di tingkat PengkajianProgram Pengembangan. 3 Data di tingkat petani. 2 4 6 8 10 12 Penelitian Dasar 1 Pengkajian Teknologi 2 Tingkat Petani 3 P ro d uk s i pe r ha to n Padi kelompok VUB Padi kelompok VUL Tabel 1. Penyebaran Varietas Padi Sawah Berdasarkan Luas Tanam di Sulawesi Selatan Tahun 2004-2010. No Varietas Tahun dilepas Potensi Hasil tha Tahun dan Luas Tanam ha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Varietas Unggul Tipe IR64 VUL 1. PB 42 1980 7.0 25 310 19 877 8 954 4 935 3 224 3 080 5 273 2. Cisadane 1980 7.0 18 767 21 942 15 011 26 290 7 085 6 277 7 237 3. IR 64 1986 5.0 75 641 73 707 46 089 46 361 26 375 2 007 11 195 4. Ciliwung 1988 6.5 370 953 331 176 279 577 229 310 218 021 164957 173 951 5. IR 66 1989 5.5 44 653 39 496 50 061 22 852 10 673 9 785 5 687 6. IR 74 1991 6.0 3 798 5 689 5 574 3 493 2 063 2 343 1 060 7. Celebes 2000 6.5 21 651 3 073 5 004 3 811 1 915 358 175 Total 560 773 494 960 410 270 337 052 269 356 188 807 204 578 Varietas Unggul Perbaikan Tipe IR64 VUB 1. Membramo 1995 7.0 36 842 31 115 37 702 31 232 20 572 18 791 22 082 2. Way apoburu 1998 8.0 48 899 64 914. 60 845 58 977 58 604 31 591 26 574 3. Cisantana 2000 7.0 51 437 72 778 99 085 129 300 91 860 58 312 105 629 4. Ciherang 2000 8.5 14 915 49 508 54 320 108 607 164 935 213 587 202 151 5. Sintanur 2001 6.0 41 805 22 465 21 255 7 326 1 753 2 546 204 6. Cimelati VUTB 2001 7.0 122 5 659 6 697 189 725 7. Cigeulis 2002 8.0 684 8 152 47 008 143 670 221 386 178 324 166 034 8. Mekongga 2004 5.0 411 11 012 3 937 49 914 9. Bernas PrimaVUH 2006 12 4 866 2 212 932 10. Intani 2 dan Hibrida lain VUH 2006 12 146 5 964 7 348 5 005 11. Inpari 2008 9 0 0 0 0 0 0 41 754 12. SL-8SHS 2006 14,83 0 0 0 0 0 3274 12 283 13. Sembada-3 2008 12 0 0 0 0 0 21410 10 334 14. Sembada-B9 2009 12 0 0 0 0 0 4104 19 990 Total 194 582 184 018 320 337 485 328 587 649 545 625 663 611 Sumber : Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2011. Apabila dibandingkan antara VUL dan VUB dapat dilihat bahwa penggunaan VUL dari tahun ketahun cenderung menurun dan VUB cenderung meningkat. Selanjutnya pada gambar 2 dapat dilihat bahwa berdasarkan luas tanam dapat dilihat terjadi peningkatan penggunaan varietas baru VUB dan sebaliknya penurunan penggunaan VUL. Artinya di tingkat petani terjadi pergantian penggunaan varietas padi sawah dari VUL ke VUB. 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun Lua s Ta na m Luas tanam VUL ha Luas tanam VUB ha Perkembangan luas tanam dan produksi padi di Sulawesi Selatan Tabel 2, menunjukkan bahwa dari tahun ketahun luas panen padi sawah cenderung meningkat dan perkembangan produksi juga cenderung meningkat, tetapi perkembangan produktivitas padi cenderung tidak banyak meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi lebih banyak diakibatkan oleh peningkatan luas panen. Tabel 2. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Sulawesi Selatan Tahun 2004-2010 Tahun Luas Panen ha Produksi ton GKG Produktivitas ton GKGha 2003 840 080 3 989 781 4.8 2004 763 175 3 530 220 4.6 2005 725 663 3 375 210 4.7 2006 715 287 3 352 116 4.7 2007 764 699 3 615 127 4.7 2008 830 570 4 064 033 4.9 2009 853 676 4 293 918 5.0 Sumber : BPS 2003; BPS 2010; Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2010. Berkaitan dengan Tabel 2 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa produksi padi sawah cenderung meningkat tapi berfluktuasi dari tahun ketahun. Produksi menurun pada tahun 2004 sampai tahun 2006 kemudian mengalami peningkatan mulai tahun 2007 sampai tahun 2009. Produktivitas padi cenderung tidak banyak mengalami peningkatan dan hanya melandai. Pada tahun 2004 terjadi penurunan kemudian meningkat sedikit tahun 2005 dan tidak ada peningkatan sampai tahun Gambar 2. Perkembangan Luas Tanam Varietas Unggul Baru dan Varietas Unggul Lama Padi Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan 2007. Tahun 2008 sampai tahun 2009 terjadi peningkatan, tetapi peningkatan yang terjadi tidak besar hanya sekitar 100 kg per ha. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi stanasi produktivitas padi. 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun T o ta l P rod uk s i ton 4,4 4,6 4,8 5 5,2 P ro d u k tiv ita s t on h a Total Produksi Ton Produktivitas Kgha Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa penurunan atau peningkatan produksi seiring dengan peningkatan luas panen. Pada tahun 2005 tarjadi penurunan produksi sampai tahun 2006 kemudian produksi meningkat pada tahun 2008 sampai tahun 2010. Begitu juga peningkatan luas panen terjadi penurunan pada tahun 2005 sampai tahun 2006 kemdian meningkat tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini berarti bahwa peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan luas panen dan bukan peningkatan produktivitas. 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun T ot al P roduk s i ton 600000 650000 700000 750000 800000 850000 900000 Luas P anen ha Total Produksi Ton Luas Panen ha Jika dilihat perkembangan penggunaan varietas, produksi, luas panen dan produktivitas padi sawah, dapat dikatakan bahwa VUB sudah banyak digunakan tetapi produktivitas padi sawah tidak banyak meningkat. Oleh karena itu Gambar 3. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan Gambar 4. Perkembangan Produksi dan Luas Panen Padi Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan dipertanyakan mengapa produksi dan produktivitas padi di tingkat petani tidak banyak meningkat padahal VUB sudah banyak digunakan oleh petani. Masalah lain yang terkait dengan upaya peningkatan produksi padi adalah fenomena perubahan status penguasaan lahan dari petani pemilik penggarap ke petani penyakap. Peningkatan jumlah petani penyakap sebagai akibat dari semakin menyempitnya lahan dan banyaknya petani tidak berlahan. Pada tabel 3 dapat dilihat persentase petani penyakap dari tahun ketahun meningkat dan persentase petani pemilik penggarap menurun. Meningkatnya persentase petani penyakap dan menurunnya pemilik penggarap diperkirakan akan muncul faktor- faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi usahatani padi sawah. Selanjutnya akan mempengaruhi keputusan yang diambil petani dalam mengelola usahataninya. Oleh karena itu perlu dipelajari bagaimana pengaruh status penguasaan lahan terhadap produktivitas, efisiensi dan pendapatan petani padi sawah. Apabila dapat diketahui faktor-faktor yang menghambat upaya peningkatan produktivitas, maka diharapkan dapat secara tepat dirumuskan kebijakan yang dapat meningkatkan produktivitas padi sawah. Tabel 3. Persentase Petani Menurut Status Penguasaan Lahan Sawah di Sulawesi Selatan. No Status Garapan Tahun 1983 1995 2005 2007 1 Pemilik Penggarap 76.4 47.8 44 21.6 2 Penyakap 5.7 9.3 36 69.1 3 PemilikPenyakap 14.7 37.4 20 - 4 Lainnya 3.2 5.5 - 9.3 Sumber : Saleh et al. 1997 ; Susilowati et al. 2010 Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini ingin menjawab pertanyaan umum mengapa produksi dan produktivitas padi di tingkat petani tidak banyak meningkat padahal varietas unggul baru sudah banyak digunakan oleh petani serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Untuk menjawab permasalahan umum tersebut, secara spesifik pertanyaan penelitian adalah : 1. Mengapa penggunaan varietas unggul baru tidak banyak meningkatkan produktivitas. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan varietas unggul baru dan. 3. Bagaimana komposisi faktor produksi, biaya dan pendapatan usahatani padi varietas unggul baru. 4. Bagaimana tingkat efisiensi teknis varietas unggul baru dan varietas unggul lama dan faktor apa yang mempengaruhinya. 5. Bagaimana pengaruh kelembagaan status pengusahaan lahan garapan terhadap penggunaan input, produktivitas, pendapatan dan efisiensi teknis.

1.3. Tujuan Penelitian