Pendidikan Non Formal Pengaruh penerapan teknologi dan kelembagaan terhadap efisiensi dan pendapatan usahatani padi di Provinsi Sulawesi Selatan

menyusul SMA 23 persen, SMP 18 persen dan Perguruan Tinggi 7 persen. Petani dengan status penyakap mempunyai tingkat pendidikan SD yaitu 59 persen kemudian menyusul SMA 33 persen, SMP 17 persen dan Perguruan Tinggi 2 persen. Tingkat pendidikan petani cukup beragam mulai dari SD samapai Perguruan Tinggi dan hampir 50 persen mempunyai pendidikan diatas SD sampai Perguruan Tingi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan petani cukup mendukung dalam menerima perkembangan teknologi baru dan semakin mudah untuk memahami aplikasi teknologi baru sehingga peluang untuk menerapkan teknologi atau inovasi secara benar semakin besar.

5.3. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal yang dimaksud disini adalah pendidikan yang diperoleh petani melalui pelatihan, ataupun kursus budidaya usahatani padi yang diukur dengan frekuensi keikutsertaan petani dalam pelatihan atau kursus selama satu musim tanam. Pelatihan budidaya usahatani padi yang biasa diikuti oleh petani adalah yang diadakan oleh Dinas Pertanian setempat dan instansi lainnya seperti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pelatihan biasanya dilakukan satu paket dengan program-program peningkatan produksi padi. Pada Tabel 7 dapat dilihat jumlah petani dan frekensi pendidikan non formal yang diikuti petani . Tabel 7. Jumlah Petani Padi Berdasarkan Pendidikan Non Formal, Varietas dan Status Penguasaan Lahan. Pendidikn Non Formal frekuensi pertemuan permusim VUB VUL Total Pemilik Penyakap Pemilik Penyakap Pemilik Penyakap Jmlh org Jmlh org Jmlh org Jmlh org Jmlh org Jmlh org 1-4 132 93.62 144 94.74 32 96.97 37 94.87 164 94.25 181 94.76 5-8 1 0.71 1 0.66 1 3.03 1 2.56 2 1.15 2 1.05 9-12 4 2.84 3 1.97 0.00 0.00 4 2.30 3 1.57 12 4 2.84 4 2.63 0.00 1 2.56 4 2.30 5 2.62 Total 141 100 152 100 33 100 39 100 174 100 191 100 Rata-rata 3 3 2 3 3 2 Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012 Pada umumnya petani VUB 94 persen mengikuti pendidian non formal selama 1-4 kali dalam satu musim tanam, dan petani VUL 95 persen mengikuti pendidian non formal selama 1-4 kali dalam satu musim tanam. Begitu juga pada umumnya petani pemilik 94 persen mengikuti pendidian non formal selama 1-4 kali dalam satu musim tanam, dan petani penyakap 95 persen mengikuti pendidian non formal selama 1-4 kali dalam satu musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan non formal petani cukup mendukung dalam menerima perkembangan teknologi baru dan semakin mudah untuk memahami aplikasi teknologi baru sehingga peluang untuk menerapkan teknologi atau inovasi secara benar semakin besar. Dengan adanya pendidikan non formal yang diikuti petani tersebut diharapkan dapat menambah wawasannya dalam memilih varietas padi yang lebih baik untuk diterapkan dalam usahataninya.

5.4. Pengalaman Berusahatani Padi