Studi Tentang Efisiensi pada Usahatani

2.2. Studi Tentang Efisiensi pada Usahatani

Analisa fungsi produksi telah banyak dilakukan demikian halnya dengan mengukur tingkat efisiensi kegiatan usahatani. Mengingat dalam penelitian ini menganalisis tingkat efisiensi teknis pada usahatani padi maka ada baiknya studi- studi tentang penelitian efisiensi dipaparkan terlebih dahulu. Perhatian utama pada penelitian sumber efisiensi teknis pada usahatani adalah peran keputusan manajerial yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosio-ekonomi untuk memilih kombinasi input produksi dan output usahatani yang tepat, seperti penggunaan varietas, jumlah benih, dosis dan jenis pupuk, waktu aplikasi pemupukan dan pestisida, teknik berproduksi, sistem tanam, serta teknik panen dan pasca panen. Variabel sosio ekonomi bukan bagian dari proses produksi fisik, tetapi mempunyai efek terhadap variabel keputusan manajemen. Beberapa penelitian tentang efisiensi dapat diuraikan pada uraian selanjutnya. Penelitian Sumaryanto et al. 2003 di lahan sawah irigasi DAS Brantas menunjukkan bahwa faktor terpenting yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi usahatani padi adalah berturut-turut pangsa pendapatan dari usahatani padi terhadap total pendapatan rumah tangga, indeks diversifikasi di blok tersier, rasio persil garapan sewatotal, rasio persil garapan sakaptotal. Tingkat efisiensi yang lebih tinggi dicapai oleh petani yang sebagian besar pendapatannya berasal dari usahatani padi. Faktor lainnya adalah usahatani yang dijalankan oleh para petani sehamparan yang lebih berdiversifikasi, petani dengan kelompok usia muda, dan pendapatan per kapita tinggi. Hasil ini juga menunjukkan bahwa efisiensi di persil-persil garapan bukan milik ternyata lebih tinggi daripada di persil-persil garapan milik. Implikasi terpenting adalah perlunya kebijakan yang mampu mendorong konsolidasi diversifikasi usahatani berbasis hamparan agar upaya peningkatan pendapatan petani sinergis dengan peningkatan efisiensi usahatani padi. Jika pendekatan yang dilakukan adalah penyuluhan maka dengan nilai indeks efisiensi teknis yang secara rata-rata cukup tinggi sebaiknya materi penyuluhan bersifat inovatif dan imperatif. Penelitian Disti 2006 mengenai Efisiensi Produksi Usahatani Padi Program Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu di Kabupaten Subang, adalah membandingkan beberapa model fungsi produksi yang baik untuk menentukan efisiensi dari penggunaan input faktor-faktor produksi, dengan menggunakan tiga alat analisis untuk menjelaskan pengaruh dari faktor produksi yang digunakan oleh petani padi program PTT terhadap hasil produksi. Ketiga alat analisis tersebut adalah analisis regresi berganda, analisis Cobb-Douglas dan analisis transedental. Kelemahan dari penelitian ini adalah adanya nilai koefisien regresi yang negatif pada model fungsi produksi, dalam hal ini variabel SP-36, phonska di Desa Mulyasari sedangkan di Desa Cijengkol adalah benih, SP-36, dan tenaga kerja. Hal ini bertentangan dengan teori yang menerangkan fungsi produksi Cobb-Douglas harus dijelaskan dengan koefisien variabel-variabel yang positif. Penelitian Daryanto 2000, menganalisis efisiensi teknis petani padi yang menggunakan beberapa sistem irigasi pada tiga musim tanam yang berbeda di Jawa Barat. Sistem Irigasi yang dibandingkan terdiri dari sistem irigasi teknis, setengah teknis, sederhana dan desa. Fungsi produksi dugaan yang digunakan adalah fungsi produksi translog stochastic frontier dengan model efek inefesiensi teknis terdiri dari : 1 logaritma luas lahan, 2 rasio tenaga kerja yang disewa terhadap total tenaga kerja, dan 3 partisipasi petani di dalam program intensifikasi. Hasil penelitiannya menunjukkan : 1 model fungsi produksi stochastic frontier yang digunakan, secara signifikan dapat di terima dengan kata lain, fungsi produksi rata-rata tidak cukup menggambarkan efisiensi dan inefisiensi teknis yang terjadi di dalam proses produksi, 2 rata-rata nilai inefisiensi teknis dari petani sampel berada pada kisaran 59 persen hingga 87 persen dan terdapat pada setiap petani sampel di semua sistem irigasi dan musim tanam, dan 3 semua variabel penjelas di dalam model efek inefisiensi teknis fungsi produksi stochastic frontier, secara signifikan mempengaruhi inefisiensi teknis. Penelitian Seyoum et al. 1996 menggunakan fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas untuk melihat perbandingan efisiensi dan inefisiensi teknis antara dua kelompok petani jagung skala kecil yang mengikuti proyek Sasakawa- Global 2000 SG 2000 dengan petani jagung yang tidak mengikuti proyek tersebut di beberapa district di negara Etiopia bagian Timur. Variabel bebas yang digunakan dalam model stochastic frontier mereka adalah jumlah hari kerja petani, jumlah hari kerja ternak Bagi petani SG 2000 dan jumlah hari kerja traktor bagi petani di luar SG 2000 serta variabel boneka kabupaten district. Sementara itu untuk melihat efek inefisiensi teknis mereka membentuk model efek inefisiensi teknis terpisah dengan memasukkan variabel- variabel berikut: umur, lamanya pendidikan, dan keikutsertaan petani dalam pendidikan keterampilan lainnya sebagai variabel penjelas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil batas dari petani SG 2000 antara satu district dengan district yang lainnya tidak berbeda secara signifikan dibandingkan petani di luar SG 2000. Sedangkan dari sisi efek inefisiensi teknis, ditemukan bahwa umur petani mempengaruhi efisiensi teknis petani baik pada petani SG 2000 maupun petani diluarnya. Petani yang lebih muda secara teknis lebih efisien dibandingkan petani yang lebih tua. Sementara itu efek lama pendidikan berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis pada petani SG 2000 dan tidak berpengaruh sama sekali pada petani di luarnya. Petani yang lebih muda secara teknis lebih efisien dibandingkan petani yang lebih tua. Penelitian Satria 2003 tentang Kajian Efisiensi Teknis Usahatani Padi Sawah pada Petani Peserta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT di Sumatera Barat menggunakan fungsi produksi stochastic frontier Cobb-Douglas. Fungsi produksi ini dipilih dengan pertimbangan mampu menggambarkan kondisi usahatani padi sawah pada lokasi penelitian. Variabel nitrogen, tenaga kerja, insektisida, irigasi dan SLPHT memberikan pengaruh nyata dengan arah yang positif terhadap produksi. Rodentisida berpengaruh nyata dengan tanda negatif terhadap produksi. Peningkatan produksi padi di Propinsi Sumatera Barat dapat dilakukan dengan cara mengoptimumkan penggunaan input. Hasil perhitungan efisiensi teknis di antara petani anggota SLPHT sebesar 66 persen menunjukkan bahwa peluang untuk meningkatkan efisiensi teknis usahatani sebesar 34 persen jika dibandingkan dengan praktek dari petani terbaik the best farmers practice. Penelitian Swastika 1996 menggunakan fungsi produksi frontier stochastic translog untuk mengukur perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis serta kontribusinya terhadap pertumbuhan produktivitas faktor total pada padi sawah irigasi di Jawa Barat. Variabel penjelas yang disertakan dalam model ini adalah vektor input yang terdiri dari benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan penggunaan traktor, serta dummy waktu sebagai proxy dari perubahan teknologi tahun 1988 dan 1992. Pendugaan fungsi produksi frontier dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Estimation MLE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan teknologi dari tahun 1980 sampai 1988 sebesar 42.72 persen. Dalam periode yang sama, efisiensi teknis turun sebesar 2 persen. Oleh karena itu, pertumbuhan produktivitas faktor totalnya adalah sebesar 40.74 persen. Sebaliknya, dari tahun 1988-1992 terjadi penurunan produksi frontier sebesar 51.57 persen dari kenaikan efisiensi teknis sebesar 2.06 persen. Pada periode tersebut, pertumbuhan produktivitas faktor total adalah sebesar 49.51 persen. Kenaikan produktivitas faktor total dari tahun 1980-1988 diduga disebabkan oleh perbaikan tingkat penerapan teknologi dari awal INSUS sampai SUPRA INSUS. Setelah SUPRA INSUS, tidak ada lagi terobosan teknologi baru, baik dari segi kultur teknis maupun varietas baru yang berpotensi hasil melebihi varietas- varietas sebelumnya. Selain stagnasi teknologi, juga disebabkan penurunan genetik varietas-varietas yang ada, penurunan kualitas dan kesuburan tanah dan serangan hama pada musim tanam 1992. Penelitian Akanbi et al . 2011 di Nigeria, melihat efisiensi teknis usahatani padi menggunakan model fungsi produksi Stochastic frontier Cobb- Douglas menunjukkan efisiensi teknis rata-rata dari lokasi proyek Rice Farm adalah 0,98. Efisiensi tinggi yang diperoleh berkaitan dengan adanya proyek bantuan pemerintah kepada petani padi di lokasi penelitian dalam bentuk input. Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi secara negatif adalah Tingkat pendidikan, usia kepala rumah tangga, variabel dummy akses ke lokasi, variabel dummy untuk akses ke koperasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi secara positif adalah pengalaman berusahatani, variabel dummy akses ke kredit. Oleh karena itu rekomendasi dari peneliti bahwa Kultivar Padi produksi tinggi, kredit dan bentuk-bentuk proyek yang mendukung kelembagaan harus menjadi fokus pemerintah jika produksi padi akan ditingkatkan dan dipertahankan. Penelitian Backman et al. 2012 di Bangladesh menggunakan fungsi produksi frontier stokastik kuadrat pada data survei 2009 untuk menentukan efisiensi teknis dan faktor penentu dalam produksi padi. Hasilnya menunjukkan bahwa efisiensi teknis rata-rata usahatani adalah 0.83 menunjukkan bahwa ada peluang untuk meningkatkan output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- faktor usia, pendidikan, jumlah plot, wilayah variabel dummy, akses ke keuangan mikro variabel dummy, dan pendapatan di luar pertanian yang positif terkait dengan inefisiensi sementara penyuluhan dan pengalaman yang negatif terkait inefisiensi menurunkan inefisiensi Hasil penelitian Srisompun et al. 2012, memperkenalkan waktu yang bervariasi pada model fungsi produksi frontier yaitu memungkinkan peningkatan efisiensi teknis melalui waktu. Efisiensi teknis produksi padi antara tahun 198788 dan 20072008, serta dampak yang berbeda dari lingkungan produksi pertanian pada efisiensi teknis melalui waktu. Menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk estimasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih dan mekanisasi memiliki pengaruh terbesar terhadap hasil padi. Hal ini dapat dijelaskan dengan adopsi mesin penghemat tenaga kerja untuk produksi padi dalam semua proses untuk mengimbangi kelangkaan tenaga kerja manual. Dengan demikian mekanisasi memiliki peran penting dalam peningkatan hasil padi. Dengan memperkirakan produksi batas, mengungkapkan bahwa produksi padi pada umumnya menurun, menunjukkan penggunaan faktor input tidak efektif. Pada tahun 198788 efisiensi teknis 88.32 persen dan menurun menjadi 72.63 persen pada tahun 20072008 dan menunjukkan kecenderungan produksi yang kurang dari output potensial dari waktu ke waktu. Hasil penelitian Umeh dan Ataborh 2007 menguji efisiensi petani padi di Nigeria. Data primer dikumpulkan secara acak dari sampel 300 petani padi in Kogi Negara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi Stochastic Frontier. Koefisien estimasi model inefisiensi menunjukkan bahwa usia, ukuran rumah tangga, dan varietas padi berpengaruh negatif pada inefisiensi usahatani. Hasil ini menunjukkan bahwa efek inefisiensi teknis dalam produksi padi di daerah penelitian menurun dengan peningkatan usia, ukuran rumah tangga dan penanaman varietas padi yang bagus. Implikasinya adalah bahwa kebijakan yang akan mendorong petani muda dalam produksi beras dan memasok varietas padi lebih ditingkatkan untuk petani padi akan menjamin efisiensi penggunaan sumber daya dalam produksi padi di Nigeria. Usahatani spesifik menunjukkan efisiensi teknis sangat bervariasi antar petani berkisar antara 0.17 x 10-8 dan 0.91 dengan efisiensi teknis rata-rata 0.54. Hasil penelitian Huy 2009, di Delta Mekong Vietnam menggunakan analisis stokastik frontier SFA. Variabel inefisiensi yang digunakan adalah pendidikan kepala rumah tangga, pengalaman bertani dan variabel dummy praktek pertanian maju. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata TE antara rumah tangga yang disurvei adalah di atas 76 persen. Untuk fungsi inefisiensi teknis, variabel pengalaman petani dan variabel dummy adopsi model pertanian maju bisa menurunkan inefisiensi. Hasil estimasinya adalah penting untuk memahami dampak mengadopsi usahatani padi maju untuk memproduksi padi rumah tangga. Pada beberapa penelitian lain tentang inefisiensi teknis lampiran 10 variabel sosio-ekonomi paling banyak digunakan untuk menerangkan variasi tingkat usahatani baik padi maupun non padi dalam hal TE, yaitu ukuran lahan usahatani, pendidikan, umur dan pengalaman petani, kontak petani dengan petugas penyuluhan, pendapatan, ketersediaan dan aksessibilitas air irigasi, aksessibilitas terhadap kelembagaan koperasi, rotasi tanaman dan lain sebagainya. Peranan ukuran usahatani adalah bermacam-macam. Penelitian Xu dan Jeffrey 1998 menemukan hubungan signifikan antara inefisiensi teknis dan ukuran usahatani. Tetapi penelitian Erwidodo 1990; Squires dan Tabor 1991; Dev dan Hossain 1998 tidak menemukan hubungan antara inefisiensi teknis dan ukuran usahatani. Kontak dengan pelayanan penyuluhan adalah penting dalam menerangkan inefisiensi teknis. Studi yang dilakukan oleh Kalirajan 1981, Kalirajan 1984, Kalirajan dan Flinn 1983, dan Kalirajan dan Shand 1989 menunjukkan bahwa penyuluhan ternyata berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis. Wilson et al. 1998 menunjukkan bahwa aksessibilitas terhadap kelembagaan koperasi berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis pada usahatani kentang di Inggris. Kalirajan dan Shand 1989 menemukan bahwa akses terhadap kredit berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis pada usahatani padi. Xu dan Jeffrey 1998 menemukan bahwa pendapatan non usahatani mempunyai hubungan negatif dengan inefisiensi teknis usahatani. Kemudian Sumaryanto et al. 2003 menunjukkan bahwa pendapatan perkapita berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis usahatani dan menunjukkan pendapatan dari usahatani padi berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis. Pendidikan umumnya berhubungan negatif dengan inefisiensi teknis pada berbagai usahatani. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada aspek kajian dan model yaitu penelitian ini akan mengkaji mengenai efisiensi teknis dengan pendekatan model fungsi produksi frontier, mengkaji efisiensi dan sumber-sumber inefisiensi teknis. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah analisis tingkat efisiensi menggunakan metode Stochastic Production Frontier SPF Cobb-Douglas dengan issu teknologi varietas ungul padi sawah ditingkat petani. Selain komoditas yang berbeda lokasinya juga berbeda sehingga spesifikasi modelnya juga berbeda. Pemilihan fungsi produksi Stochastic Frontier berdasarkan argumen bahwa dengan varietas unggul diasumsikan tingkat produktivitas yang telah dicapai oleh petani sudah mendekati kondisi maksimum Frontier, sehingga apakah peningkatan produktivitasnya masih dapat dilakukan di lahan yang sama akan dapat terjawab. Melalui metode Stochastic Frontier faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi besarnya tingkat efisiensi teknis yang akan dicapai dapat ditangkap dan dijelaskan dengan bantuan model ekonometrika. Sementara faktor- faktor penyebab ketidakefisienan juga dapat ditangkap pada saat bersamaan. Selain itu dapat pula diestimasi apakah inefisiensi disebabkan oleh random error dalam proses pengumpulan data dan sifat dari beberapa variabel yang tidak dapat terukur atau disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inefisiensi dalam suatu proses produksi

2.3. Studi Tentang Bagi Hasil Pada Usahatani