VI. PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP EFISIENSI
DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
6.1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Pemilihan Varietas
Hasil pendugaan model logistik usahatani padi sawah varietas unggul baru VUB di Sulawesi Selatan Tabel 16 dan Lampiran 2 menunjukkan bahwa
pendidikan formal berpengaruh nyata positif pada taraf 18 persen terhadap peningkatan peluang petani untuk memilih varietas unggul baru VUB. Hal ini
terjadi karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka petani semakin tanggap terhadap perkembangan teknologi khususnya varietas unggul baru. Semakin
tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk memahami aplikasi teknologi baru sehingga peluang untuk menerapkan teknologi atau inovasi secara benar
semakin besar. Tabel 16. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Petani untuk menerapkan
Varietas Unggul Baru Padi Sawah di Provinsi Sulawesi Selatan
Parameter Estimate Wald
Chi- Square
Odds rasio
Pr ChiSq
Intercept -0.2169
0.0742 0.7853
Luas LahanHa -0.0924
0.1205 0.912
0.7285 Pendidikan Formal Thn
0.0534
d
18.061 1.055
0.1790 Pendidikan Non Formal Thn
0.0149 0.0596
1.015 0.8072
Umur Thn 0.0209
15.360 1.021
0.2152 Pengalaman Berusahatani Padi Thn -0.00268
0.0284 0.997
0.8661 Jumlah Anggota Keluarga Org
0.1305
d
17.974 1.139
0.1800 Jarak Sawah-Rumah m
-0.00008 0.3097
1.000 0.5779
Dummy Status Pemilikan Lahan 0.0148
0.0028 1.015
0.9578
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012. Keterangan : d = nyata pada
α = 0,20 Hasil pengamatan di lapangan bahwa 50 persen petani berpendidikan
setingkat SD dan sisanya 50 persen berpendidikan SMP keatas. Nilai odd rasio pendidikan formal sebesar 1.055 menunjukkan bahwa peluang penggunaan
varietas unggul baru pada petani berpendidikan lebih tinggi adalah 1.055 kali lebih besar dibanding petani yang berpendidikan lebih rendah.
Jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata positif pada taraf 18 persen terhadap peningkatan peluang petani untuk menggunakan varietas unggul baru.
Hal ini terjadi karena semakin tinggi jumlah anggota keluarga maka semakin banyak masukan pendapat yang bisa diterima untuk memilih varietas unggul yang
baru. Jumlah anggota keluarga juga merupakan tenaga kerja yang bisa membantu dalam pengelolaan usahatani sehingga menjadi pertimbangan untuk memilih
varietas unggul baru . Hasil pengamatan di lapangan bahwa sekitar 70 persen petani mempunyai
anggota keluarga 1-3 orang dan sekitar 30 persen mempunyai anggota keluarga 4 orang. Nilai odd rasio jumlah anggota keluarga sebesar 1.139 menunjukkan
bahwa peluang penggunaan varietas unggul baru pada petani dengan jumlah anggota keluarga lebih besar adalah 1.139 kali lebih besar dibanding petani
dengan jumlah anggota keluarga yang lebih lebih kecil.
6.2. Analisis Produksi dan faktor Produksi