memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga
Negara yang membangun, peduli dan berpikir. Menurut Niss dalam Aini 2013:2 literasi matematis mencakup 8 kemampuan dasar yakni : 1 penalaran dan berfikir
matematis, 2 argumentasi matematis, 3 komunikasi matematis, 4 pemodelan, 5 pengajuan dan pemecahan masalah, 6 representasi, 7 symbol, 8 media dan
teknologi. Berdasarkan OECD 2010 kemampuan matematis yang digunakan dalam penilaian proses matematika dalam PISA yaitu 1 Communication, 2
Mathematizing, 3 Representation, 4 Reasoning and Argument, 5 Devising Strategies for Solving Problems, 6 Using symbolic, formal, and technical language,
and operations, 7 Using Mathematical Tools.
1.5.7 PISA Programe for International Student Assesment
PISA merupakan suatu program penilaian skala international yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa berusia 15 tahun bisa menerapkan
pengetahuan yang sudah mereka pelajari di sekolah Wijaya,2012:1. OECD 2010 dalam Johar 2012:32 Orientasi PISA merefleksikan perubahan dalam tujuan dan
sasaran kurikulum, yang lebih memperhatikan apa yang dapat dilakukan siswa daripada apa yang mereka pelajari disekolah.
OECD 2010 dalam Johar 2012:32 PISA dirancang untuk mengumpulkan informasi melalui asesmen 3 tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi siswa
dalam membaca, matematika, dan sains. PISA juga memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan skill dan sikap siswa baik dirumah maupun di sekolah dan juga menilai bagaimana faktor-faktor ini berintegrasi
sehingga mempengaruhi perkembangan kebijakan suatu Negara. Literasi matematis dalam PISA fokus pada kemampuan siswa dalam
menganalisis, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika
dalam berbagai bentuk dan situasi Aini, 2013:3. Menurut Hayat Maryanti, 2012:19 kompetensi yang diukur dalam literasi matematis dalam studi PISA terbagi
atas tiga bagian, yaitu kompetensi reproduksi, kompetensi koneksi, dan kompetensi refleksi. Soal yang paling mudah disusun untuk mengetahui pencapaian kompetensi
reproduksi, soal-soal ini termasuk soal skala bawah yang disusun berdasarkan konteks yang cukup dikenal oleh siswa dengan operasi matematika yang sederhana.
Soal sedang disusun untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi koneksi. Soal-soal ini termasuk skala menengah yang memerlukan interpretasi siswa karena
situasi yang diberikan tidak dikenal atau bahkan belum pernah dialami siswa. Soal yang sulit disusun untuk mengetahui pencapaian kompetensi refleksi. Soal-soal ini
termasuk soal skala tinggi yang menuntut penafsiran tingkat tinggi dengan konteks yang
tak terduga
oleh siswa.
Tersedia http:tiaseptianawati.blogspot.com201312kemampuan-literasi-matematis.html.
diakses 3 desember 2014. Menurut Steen Ojose, 2011 dalam penilaian PISA untuk literasi matematika dibutuhkan kompetensi-kompetensi yaitu matematika berpikir dan
bernalar, argumentasi matematika, komunikasi matematika, modeling, problem posing dan solving, representasi, symbol, serta peralatan dan teknologi.
1.5.8 Domain PISA