Pendekatan Scientific Literasi Matematika

adaptasi RME itu nama lengkapnya “Pendidikan Matematika Realistik Indonesia” PMRI, yang dapat disingkat menjadi “Pendidikan Matematika Realistik”, dan secara operasional sering disebut “Pembelajaran Matematika Realistik PMR. Jadi, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah Pendidikan Matematika sebagai hasil adaptasi dari RME Realistic Mathematics Education yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia Suryanto dkk, 2010:37. Model Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia PMRI adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan realitas dan pengalaman peserta didik sebagai titik awal pembelajaran dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika formalnya melalui masalah-masalah realitas yang ada Pitaloka, Susilo, Mulyono, 2012. Permasalahan realistik dalam Pendidikan Matematika Realistik digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika atau disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran Wijaya, 2012.

1.5.5 Pendekatan Scientific

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan solusi dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan kegiatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu Daryanto, 2014. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifikmenyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “ tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik soft skills dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak hard skills dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan Daryanto, 2014

1.5.6 Literasi Matematika

Kusumah 2010 dalam Aini 2013:3 menyatakan bahwa dalam hidup di abad modern ini, semua orang perlu memiliki literasi matematis untuk digunakan saat menghadapi berbagai permasalahan, karena literasi matematis sangat penting bagi semua orang terkait dengan pekerjaan dan tugasnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa berhadapan dengan masalah yang berkaitan dengan personal, bermasyarakat, pekerjaan, dan ilmiah. Banyak diantara masalah tersebut yang berkaitan dengan penerapan matematika. Penguasaan matematika yang baik dapat membantu siswa menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu, diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk literasi Johar, 2012:32. Literasi matematis terdiri atas 6 level, dimana masing-masing level mengukur tingkat pengetahuan matematis yang berbeda. Semakin tinggi level semakin kompleks pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang diberikan. Soal yang paling mudah disusun untuk mengetahui pencapaian dalam kompetensi reproduksi, sedangkan soal yang sulit dibuat untuk menguji kompetensi refleksi. Diantara keduanya disusun soal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi koneksi Aini, 2013:3. Definisi literasi matematika menurut draft assessment framework PISA 2012 dalam Qomaroh Hanik 2013 : Mathematical literacy is an indi vidual’s capacity to formulate, employ, and interpret mathematics in a variety of contexts. It includes reasoning mathematically and using mathematical concepts, procedures, facts, and tools to describe, explain, and predict phenomena. It assist individuals to recognize the role that mathematics plays in the world and to make the well-founded judgments and decision needed by constructive, engaged and reflective citizens. Berdasarkan definisi tersebut literasi matematika dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan fenomena kejadian. Literasi matematika membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga Negara yang membangun, peduli dan berpikir. Menurut Niss dalam Aini 2013:2 literasi matematis mencakup 8 kemampuan dasar yakni : 1 penalaran dan berfikir matematis, 2 argumentasi matematis, 3 komunikasi matematis, 4 pemodelan, 5 pengajuan dan pemecahan masalah, 6 representasi, 7 symbol, 8 media dan teknologi. Berdasarkan OECD 2010 kemampuan matematis yang digunakan dalam penilaian proses matematika dalam PISA yaitu 1 Communication, 2 Mathematizing, 3 Representation, 4 Reasoning and Argument, 5 Devising Strategies for Solving Problems, 6 Using symbolic, formal, and technical language, and operations, 7 Using Mathematical Tools.

1.5.7 PISA Programe for International Student Assesment

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CORE PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO TERHADAP PENINGKATAN LITERASI MATEMATIKA DAN RASA INGIN TAHU

1 22 480

EFEKTIVITAS MODEL CPS BERPENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN EDMODO BERORIENTASI PISA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DAN KEMANDIRIAN

96 284 511

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.

0 3 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.

0 2 14

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.

1 4 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL INQUIRY Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Inquiry Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pembelajaran Ma

0 2 16

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY Peningkatan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Discovery Learning Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 24 Surakarta.

0 4 12

Kemampuan Literasi Matematika dan PISA

0 0 12

Mengembangkan Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia

0 3 10

PENINGKATAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK Alkusaeri

0 0 12