Komitmen pada tugas Faktor-Faktor yang
Kondisi ini mengakibatkan hubungan emosional orangtua dengan anak menjadi renggang. Kondisi orangtua yang bekerja dari pagi hingga sore menunjukkan
bahwa orangtua hanya terpaku pada pemenuhan kebutuhan fisik saja sedangkan kebutuhan psikis anak kurang diperhatikan orangtua sehingga banyak siswa lebih
senang berada di luar rumah. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa mayoritas pekerjaan
orangtua adalah pedagang dan buruh yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah dan memiliki jam kerja dari pagi sampai sore sehingga menyebabkan
kurang terjalinnnya hubungan kedekatan siswa dengan keluarga. Begitu pula dengan usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi, orangtua siswa lebih
mengutamakan kebutuhan pokok untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi kedekatan orangtua dan anak juga menjadi pengaruh yang sangat besar pada motivasi belajar
dan perkembangan anak. Permasalahan yang diungkapkan guru BK ketika wawancara pendahuluan adalah orangtua menyerahkan pendidikan anak kepada
sekolah sepenuhnya. Hal ini menyebabkan kerjasama antara guru dan orangtua untuk memantau perkembangan siswa menjadi terhambat.
Berdasarkan kesibukan orangtua dengan pekerjaan, berdampak juga pada perkembangan psikis siswa dan fisik. Salah satu penyebab dari terhambatnya
perkembangan psikis siswa yaitu kurang terjalin komunikasi yang berkualitas antara orangtua dan anak. Tingginya kesibukan orangtua menimbulkan hubungan
emosional dan interaksi antara orangtua dan anak menjadi renggang. Rendahnya motivasi belajar siswa juga disebabkan oleh rasa percaya diri, konsentrasi yang
mudah terganggu, hubungan sosial dengan teman sebaya.
Rasa percaya diri siswa menjadi salah satu hal diperlukan dalam belajar. Siswa harus memiliki pemahaman bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk
berprestasi sama dengan temannya. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuannya. Namun pada siswa kelas IX SMP Negeri 22 Semarang tahun
ajaran 20132014 memiliki rasa percaya diri kurang untuk belajar dengan baik dan bersaing dengan baik dari teman-temannya. Hal ini menjadi latar belakang yang
menyebabkan siswa minder dengan kemampuannya sendiri dan cenderung untuk mencontek pada saat evaluasi. Rasa tidak percaya diri juga terlihat ketika siswa
mengisi skala motivasi, yaitu siswa lebih cenderung untuk menanyakan jawaban ke temannya dan tidak mengerjakan berdasarkan keadaan dirinya sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian ini konsentrasi termasuk dalam kategori sedang. Dalam belajar memerlukan konsentrasi dan perhatian yang tinggi agar
mencapai hasil yang maksimal. Siswa yang mudah terganggu konsentrasinya cenderung menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Bahkan mereka
sulit untuk mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan kesulitan dalam menyerap informasi belajar yang diberikan oleh guru. Kesulitan menyerap
informasi dari guru bisa disebabkan dari dalam diri atau gangguan dari luar diri. Pada saat penelitian siswa cenderung untuk tidak memperhatikan peneliti
dan berbuat sesuka hati mereka, seperti ada yang bermain laptop, mengobrol dengan temannya, mengerjakan PR untuk mata pelajaran selanjutnya dan ada pula
yang melamun. Ketika peneliti memberikan permainan agar suasana kelas lebih nyaman, banyak siswa yang tidak memperhatikan atau setengah-setengah
memperhatikan. Dikatakan demikian karena siswa terlihat memandang ke depan