Faktor-Faktor yang Paling Dominan Melatarbelakangi Rendahnya
sekolah jauh. Penelitian ini diberikan pada kelas IX SMP Negeri 22 Semarang, sehingga rasa tidak suka dengan sekolah tempat belajar sudah tidak menjadi dasar
siswa malas mengikuti kegiatan belajar di SMP Negeri 22 Semarang. Bagi siswa kelas IX yang menjadi responden, beberapa pengajar di SMP Negeri 22 Semarang
menyenangkan dan banyak memberikan motivasi juga dekat dengan siswa. Minat merupakan salah satu dari faktor intrinsik motivasi belajar. Dalam
Ormrod 2008:101 menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai minat pada topik atau aktivitas tertentu, dan biasanya mereka yang mempunyai minat akan
menganggap topik atau aktivitas tersebut menantang dan menarik. Dalam kasus ini, siswa tidak mempunyai minat untuk belajar. kurang minat untuk mengikuti
pelajaran di kelas menjadi penyebab siswa mendapat nilai di bawah KKM kelas pada pelajaran TIK, IPA, Matematika dan Bahasa Inggris. Berdasarkan informasi
yang diperoleh, guru mata pelajaran telah banyak memberikan motivasi untuk lebih mempelajari materi yang telah diberikan di kelas, namun masih tetap saja
hasil belajar siswa belum memuaskan, hasil belajar yang belum memuaskan dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 85 dan lampiran 3 halaman 88.
Rendahnya minat
siswa untuk
mengikuti pembelajaran
juga mempengaruhi rendahnya rasa ketertarikan untuk mengikuti kegiatan di sekolah
dibuktikan dengan sedikit sekali siswa yang memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah berdasarkan legger siswa kelas VIII tahun
ajaran 20122013. Dengan sedikitnya peminat kegiatan ekstrakurikuler menjadikan kegiatan ekstrakurikuler tidak berjalan. Bahkan peminat kegiatan
ekstrakurikuler lebih didominasi pada kelas unggulan. Seperti pada
ekstrakurikuler mathematic club lebih didominasi oleh siswa kelas unggulan, hanya beberapa saja siswa kelas regular yang mau mengikuti ekstrakurikuler
tersebut. Alasan siswa enggan mengikuti kegiatan tersebut karena merasa tidak mempunyai kemampuan pada bidang matematika dan malas karena lebih banyak
siswa kelas unggulan daripada kelas regular. Rendahnya minat meningkuti kegiatan ekstrakurikuler juga dipengaruhi oleh kelompok bermain siswa yang
lebih sering nongkrong setelah pulang sekolah dibanding langsung pulang ke rumah atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Rendahnya minat untuk belajar siswa menjadi akar timbulnya kesulitan belajar apabila tidak ditangani sedini mungkin. Adapun pendapat Dalyono
2009:235 “Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai
dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapannya.” Perolehan analisis deskriptif persentase pada faktor bakat
menyebutkan bahwa siswa mempunyai bakat yang tinggi untuk belajar. Dengan kondisi ini maka faktor minat untuk belajar juga dipengaruhi oleh faktor dari
lingkungan siswa. Faktor komitmen pada tugas menjadi pengaruh dalam rendahnya motivasi
belajar. Komitmen pada tugas atau biasa disebut dengan pengikatan diri pada tugas merupakan salah satu faktor intrinsik dalam motivasi belajar. Munandar
2009:25 mengemukakan bahwa komitmen pada tugas merupakan “satu bentuk motivasi internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan
tugasnya meskipun mengalami macam-macam hambatan.” Berdasarkan hasil
penelitian deskriptif, komitmen pada tugas tergolong pada kriteria tinggi. perolehan ini dibuktikan dengan hasil legger siswa pada kelas VIII tahun ajaran
20122013, sebanyak 124 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Dan sebanyak 64 siswa memperoleh beberapa nilai mata pelajaran di bawah KKM.
Kemampuan komitmen pada tugas membantu siswa agar lebih
bertanggung jawab pada tugasnya. Namun hal ini tidak terjadi pada siswa SMP N 22 Semarang, siswa cenderung kurang memperhatikan tugas yang diberikan guru
dan cenderung mengerjakan dengan asal dan yang penting cepat selesai. Hal ini dapat dilihat dengan hasil pencapaian legger siswa dan hasil dari wawancara pada
penelitian terdahulu dengan guru BK. Fenomena banyaknya dijumpai siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah menunjukkan bahwa siswa tidak
mempunyai kesiapan untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas. Berdasarkan karakteristik atau ciri-ciri anak yang mempunyai task
commitment tinggi, menurut Renzulli 1998 antara lain, 1 kapasitas untuk mendalami bidang tertentu yang ditekuni, antusias, keterlibatan tinggi, rasa ingin
tahu tinggi pada bidang yang ditekuni, 2 ketekunan, 3 daya tahan kerja, 4 keyakinan diri mampu menyelesaikan tugas, 5 dorongan untuk berprestasi, 6
kemampuan mengenali masalah pada bidang yang ditekuni, 7 kemampuan menanggapi topik yang mutakhir terkait dengan bidang yang ia tekuni, 8
menetapkan standar kerja yang tinggi 9 selalu bersedia melakukan introspeksi diri dan menerima kritik orang lain, 10 mampu mengembangkan rasa keindahan,
kualitas, dan kesempurnaan pekerjaannya, maupun pekerjaan orang lain. Siswa kelas IX SMP Negeri 22 Semarang kurang memiliki komitmen pada tugas seperti
yang ditunjukkan di atas bahwa siswa kelas IX bahwa siswa tidak mempunyai antusias untuk mengikuti pelajaran, mengerjakan PR di sekolah dan perolehan
nilai semester I dan II pada kelas VIII sebanyak 45 siswa mendapat nilai di bawah KKM.
Alasan rendahnya komitmen pada tugas siswa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dalam motivasi belajar. Seperti minat untuk belajar, kondisi
keluarga, teman sebaya, rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas, dan konsentrasi siswa mengikuti kegiatan belajar di kelas. Telah diketahui di atas,
bahwa siswa mempunyai motivasi belajar rendah dilatarbelakangi faktor-faktor yang saling terkait satu sama lain.
Adapun berikut ditampilkan matriks untuk mempermudah pembaca memahami isi pembahasan secara singkat.
Matriks 4.2 Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 22 Semarang
Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Faktor yang Melatarbelakangi Rendahnya Motivasi Belajar
Faktor yang Paling Dominan Rendahnya Motivasi Belajar
Faktor internal yang melatarbelakangi
rendahnya motivasi
belajar adalah
kepercayaan diri dengan persentase 60. Konsentrasi
dengan persentase
55. Kesehatan
fisik dan
mental dengan
persentase 54. Bakat dengan persentase 50. Alasan faktor internal menjadi
pengaruh rendahnya motivasi belajar siswa karena masa SMP yang merupakan masa
remaja sedang mengalami masa tranisi dari masa anak-anak menuju remaja. Tanpa
bimbingan dan bantuan dari orangtua atau keluarga di sekitar, maka anak mengalami
kesulitan menyesuaikan diri, dalam hal ini pada kegiatan belajar siswa. Faktor internal
juga dipengaruhi faktor lingkungan di sekitar siswa.
Faktor eksternal yang melatarbelakangi rendahnya motivasi belajar adalah Kondisi
keluarga dengan persentase 57. Teman sebaya dengan persentase 52. Lingkungan
masyarakat
dengan persentase
50. Lingkungan sekolah dengan persentase
50. Alasan faktor eksternal menjadi pengaruh rendahnya motivasi belajar adalah
lingkungan sekitar siswa tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan baik
keluarga, teman
sebaya, dan
masyarakat.
Faktor yang paling dominan berasal dari internal siswa, yaitu minat untuk
belajar dengan persentase 69. Komitmen pada tugas dengan
persentase 68. Alasan faktor minat untuk belajar dan komitmen pada tugas
menjadi faktor yang paling dominan adalah karena faktor dari internal dan
eksternal siswa. Karena rendahnya motivasi belajar disebabkan oleh
berbagai alasan baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Kondisi
keluarga yang menjadi faktor utama yang melatarbelakangi rendahnya
motivasi belajar. Karena kondisi keluarga adalah lingkungan pertama
siswa untuk belajar.
Upaya yang perlu dilakukan :
Bagi guru BK memberikan strategi layanan yang tepat bagi siswa yang
bermotivasi belajar rendah.
Bagi orangtua membantu meningkatkan motivasi belajar siswa di rumah