46 dengan penelitian yang dilakuakan peneliti yaitu penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Time token pada saat penelitian. Kemudian persamaan penelitaian ketujuh dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan sistem tanda
pada saat penelitian. Hal ini menjadi pegangan dan refrensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian, khususnya pada mata pelajaran IPA dengan materi daur air
dan peristiwa alam di kelas V SD Negeri 2 Grantung Purbalingga.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA sangat nyata karena berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Siswa seharusnya dapat dengan mudah menguasai materi yang disampaikan,
namun dalam kenyataanya kebanyakan siswa kurang memahami materi IPA. Salah satunya terjadi di SD N 2 Grantung Purbalingga pada materi daur air dan
peristiwa alam masih banyak siswa memperoleh hasil belajar dibawah batas KKM. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang
konvensional ceramah, penugasan. Sebenarnya guru sudah menggunakan metode diskusi akan tetapi, dalam pelaksanaanya hanya beberapa siswa saja yang
ikut berpartisipasi dan kebanyakan siswa cenderung kurang aktif. Pembelajaran didominasi guru dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga pada
proses pembelajarannya tidak berjalan menarik dan membosankan serta
berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan.
Peneliti menerapkan model pembelajaran koopertif tipe Time token. Model pembelajaran Time token, yang mengharuskan setiap siswa untuk aktif dalam
kelompoknya yakni dengan adanya tiket belajar yang menjadi tanggung jawab dari masing-masing siswa tanpa menghilangkan tanggung jawab terhadap kerja
47 kelompoknya. Model pembelajaran Time token ini menggunakan suatu konsep
adanya kupon berbicaratiket belajar yang harus dihabiskan oleh masing-masing siswa. Siswa ikut aktif dalam diskusi dengan memberikan komentar pada saat
diskusi atau menjawab soal yang diberikan oleh guru dan setiap tampil satu kupon
akan diberikan kepada guru. Diharapkan dengen menerapkan model pembelajaran
Time token ini dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan tentunya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta dapat meningkatkan
perforasi guru dalam proses pembelajaran.
Berikut ini adalah kerangka berpikir penerapan model pembelajaran Time token untuk meningkatkan pembelajaran daur air dan peristiwa alam di kelas V
SD Negeri 2 Grantung Kabupaten Purbalingga yang disajikan dalam bentuk
diagram.
Gambar 2.2. Diagram Kerangka Berpikir Kondisi awal
Guru: Kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang konvensional ceramah, penugasan, diskusi yang monoton. Siswa:
Kurang antusias dalam pembelajaran Ketuntasan belajar klasikal 70
Tindakan Melaksanakan PTK dengan menggunakan model pembelajaran Time token
Kondisi akhir Guru:
- Kualitas pembelajaran meningkat - Performansi meningkat
Kondisi akhir Siswa:
- Aktivitas belajar meningkat - Hasil belajar meningkat
48
2.4 Hipotesis Tindakan