20 pendidikan nasional tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor. 1 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua asepek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan kognitif keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2 Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3 Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, antara lain a
gerakan refleks, b keterampilan gerakan dasar; c kemampuan perseptual; d keharmonisan atau ketepatan; e gerakan keterampilan
kompleks; f gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan proses perubahan perilaku kemampuan individu dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor menjadi lebih baik setelah melalui proses belajar.
2.1.4 Aktivitas Belajar Siswa
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju membuat pola pikir yang berbeda dalam pendidikan. Pola pikir pendidikan tradisional tidak mengenal
21 aktivitas dalam proses belajar. Pandangan tersebut sekarang berubah menjadikan
pola pikir pendidikan moderen. Pada pendidikan moderen aktivitas siswa menjadi komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Banyak aktivitas yang dapat
dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat pada sekolah-sekolah
tradisional. Sardiman 2011: 100 menyatakan “aktivitas belajar adalah aktivitas fisik juga mental. Dalam kegiatan belajar kedua ativitas itu harus selalu terkait
”. Kaitan antar keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Selanjutnya, menurut Slameto 2010: 36 dalam proses belajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat. Penerimaan pelajaran
jika ada aktivitas siswa sendiri, akan membuat kesan itu tidak akan berlalu begitu saja bagi sisa. Akan tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam
bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa menjalankan perintah,
melaksanakan tugas, membuat inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif maka siswa akan memiliki ilmu
pengetahuan itu dengan baik dan diharapkan nantinya, hasil belajar yang didapat siswa juga baik.
Diedrich 1967 dalam Sardiman 2011: 101 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok antara lain:
22 1 Aktivitas melihat, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2 Aktivitas berbicara, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, menyalurkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, intrupsi 3 Aktivitas mendengarkan sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. 4 Aktivitas membaca, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin. 5 Aktivitas menggambar, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. 6 Aktivitas gerak, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7 Aktiivtas mental misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8 Aktivitas Emosi, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan aktivitas belajar bukan hanya mendengarkan dan menulis saja, akan tetapi seluruh kegiatan yang dapat
mengaktifkan siswa yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajarnya.
2.1.5 Performasi Guru