30 2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs.
2.1.9 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang dilakuakan oleh guru dalam mencapai pembelajaran yang
telah ditentukan. Menurut Soekamto dkk. 2000 dalam Trianto 2012: 22 model pembelajaran merupakan, kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Joyce Weill 2009 dalam Huda 2013: 73 mendeskripsikan “model
pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
31 kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses
pengajaran diruang kelas atau di setting yang berbeda”. Selanjutnya, Arends
1997 dalam Suprijono 2014: 46 menyatakan: model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dapat difesinikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Jadi dalam pelaksanaannya guru harus bisa menerapkan model pembelajaran yang baik, karena melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa
mendapatkan informasi, ide, keterampilan cara berpikir, dan mengekespresikan ide secara optimal.
2.1.10 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem
pembelajaran yang individual. Pada proses pembelajaran guru menjadi pusat belajar dan siswa mendengarkan, berubah menjadi siswa sebagai pusat belajar dan
guru sebagai fasilisator dan pembimbing. Slavin 1995 dalam Trianto 2012: 56 “dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru”. Sementara Roger 1992 dalam Huda 2011: 29 mengatakan:
Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran berkelompok
yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara
sosial diantara kelompok-kelompok pebelajar. Yang didalamnya setiap pebelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri
dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota
32 yang lain.
Selanjutnya, Slavin 1995 dalam Trianto 2012: 63 mengungkapkan
bahwa belajar kooperatif dapat berbeda dalam banyak cara. Tetapi dapat dikategorikan sesuai dengan sifat, yaitu tujuan kelompok, tanggung jawab
individu, kesempatan yang sama untuk sukses, kompetisi kelompok, spesialisasi tugas, dan adaptasi untuk kebutuhan individu. Selain itu pembelajaran kooperatif
memiliki tujuan, yaitu memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif diperlukan kerjasama antara siswa dan saling ketergantungan untuk mengerjakan tugas, tujuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Trianto 2012: 66-7 menjelaskan terdapat enam langkah utama atau
tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah- langkah itu ditunjukan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan
motivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
33
2.1.11 Manfaaat dan Kendala Pembelajaran Kooperetif