12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS
Model Creative Problem Solving CPS pertamakali dikembangkan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education Foundation CEF dan co-
founder of Highly successful New York Advertising Agency. Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk
menyempurnakan model ini. Model Creative Problem Solving dikenal dengan nama The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models. Pada awalnya model
ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap tanggungjawab pekerjaannya.
Namun pada perkembangan selanjutnya, model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan.
Pepkin sebagaimana dikutip oleh Anik 2010: 6 menyatakan “model pembelajaran Creative Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran
yang memusatkan pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.” Siswa dapat melakukan keterampilan
memecahkan masalah ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan. Mereka dapat memilih dan mengembangkan ide pemikirannya sehingga tidak hanya terpusat
dengan cara menghafal tanpa dipikir. Keterampilan pemecahan masalah akan memperluas proses berfikir siswa.
Wood 2006: 97 menyebutkan tujuan dari penggunaan Creative
Problem Solving dapat dijabarkan sebagai berikut. a.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang lain, serta meningkatkan kesadaran dan kontrol terhadap
proses berfikir mereka sendiri. b.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi kreatif dan berfikir
secara divergen. d.
Menunjukan kepada siswa bahwa pengetahuan lebih dari sekedar mendapatkan jawaban yang benar, dan melibatkan penilaian seseorang,
menjadi kreatif dan menggunakan pemikiran divergen. e.
Menyajikan masalah dengan berbagai macam penyelesaiannya. f.
Mendapatkan siswa-siswa yang suka bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan solusi terbaik mereka.
Dilihat dari konsep dasarnya, model Creative Problem Solving CPS tersebut merupakan strategi pembelajaran yang mengacu pada pendekatan
heuristik, dengan konsep bahwa mengajar adalah upaya guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar bagi peserta didik
Gulo dalam Ismiyanto,dkk 2010: 104. Asikin Pujiadi 2008: 38 menyatakan perlunya perubahan paradigma
dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan. Dengan diberlakukannya KTSP mengisyaratkan perlunya reformasi
paradigma dalam pembelajaran, yaitu peran guru sebagai pemberi informasi transfer knowledge ke peran guru sebagai pendorong belajar
stimulation of learning. Pada peran terakhir ini, guru dituntut untuk
memberi kesempatan pada siswa agar mereka mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang dipelajari melalui aktivitas-aktivitas, antara lain
dengan pemecahan masalah.
CPS merupakan cara pendekatan yang dinamis. Siswa menjadi lebih terampil karena mempunyai prosedur internal yang lebih tersusun dari awal.
Penyusunan prosedur internal ini dapat terlihat dari penyusunan langkah kerja praktikum. Kelas CPS membuat langkah kerja praktikumnya sendiri sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Siswa dijelaskan secara singkat mengenai hal-hal penting sebelum membuat langkah kerja praktikum. Siswa dapat memilih dan
mengembangkan ide pemikirannya sehingga mereka menjadi kreatif. Pepkin 2004: 2 sebagaimana yang dikutip oleh Anik 2010: 25, proses
dari model pembelajaran CPS terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut. a.
Klarifikasi masalah Meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang
diajukan, sehingga siswa memahami penyelesaian yang diharapkan. b.
Pengungkapan pendapat Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai
macam strategi penyelesaian masalah. c.
Evaluasi dan Pemilihan Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi
mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. d.
Implementasi Siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan
masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari
masalah tersebut. Perlunya kewaspadaan terhadap kesalahan pemahaman tentang
pemecahan masalah, diungkapan oleh Nasution 2009: 173 sebagaimana berikut. Perlu kita hindarkan pengertian yang keliru tentang pemecahan masalah.
Ada yang beranggapan, bahwa pemecahan masalah harus dilakukan dengan memberikan instruksi atau petunjuk. Ternyata banyak soal-soal
yang tidak dapat dipecahkan oleh pelajar bila sama sekali tidak diberikan suatu petunjuk, kecuali hanya tujuan. Walaupun ini merupakan salah satu
cara, tetapi pengajaran dengan cara ini kurang efektif ....
Creative Problem Solving CPS sendiri merupakan suatu langkah- langkah yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Melalui
model pembelajaran CPS siswa dilatih untuk dapat menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Tentu saja cara yang dimaksud disini adalah cara
yang positif. Siswa diberikan masalah atau menemukan masalah melalui proses pembelajaran, kemudian merumuskan dan menemukan sendiri jalan keluar dari
permasalahan tersebut. Mereka akan lebih siap jika dihadapkan kembali dengan masalah-masalah baru karena telah berpengalaman menyelesaikan masalah. Rasa
ingin menyelesaikan masalah meningkat sehingga mereka akan lebih giat belajar.
2.2 Model Pembelajaran Problem Based Instruction PBI