Anyaman Kain Tenun Berat Kain

Dahulu masyarakat beranggapan bahwa kain katun merupakan kain yang tidak panas bila dipakai, sedangkan kain poliester panas bila dipakai. Anggapan diatas tidak selamanya benar. Adanya perkembangan zaman, mesin yang modern, dan bahan baku tekstil yang telah merubah anggapan tersebut. Bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak kelebihan sebagai berikut yaitu lembut dan enak dipakai, kesan nyama dan rapi, serta mudah perawatannya Mohamad Ansori, 2011.

2.6.1 Dekomposisi Kain

Dekomposisi merupakan suatu konstruksi kain. Alat dan bahan: Gunting, Penggaris, Timbangan, Jarum, Kain poliester. Tujuan untuk menentukan konstruksi kain tenun yang meliputi:

2.6.1.1 Anyaman Kain Tenun

Anyaman merupakan faktor yang turut menentukan karakteristik suatu kain, karena itu untuk keperluan melengkapi identifikasi kain perlu diketahui konstuksi anyaman. Kain dibuat dengan prinsip penyilangan antara benang lusi dan benang pakan. Pada dasarnya terdapat tiga macam tenunan dasar, yaitu tenunan polos, tenunan keper, tenunan satin. 2.6.1.1.1 Anyaman Polos Anyaman ini merupakan anyaman yang paling sederhana yang mempunyai rapat paling kecil, atau gambar anyaman yang paling mudah yaitu benang lusi dan pakan satu dari satu naik atau turun, sehingga jumlah silangan paling banyak. “Tenunan Polos” 2.6.1.1.2 Anyaman Keper Anyaman dapat diamati dari permukaan kain berupa garis miring yang tidak ptus-putus, garis miring ke kiri menjadi keper kiri dan garis miring ke kanan menjadi keper kanan, garis miring yang dibentuk oleh benang lusi menjadi keper lusi dan garis miring yang dibentuk oleh benang pakan menjadi keper pakan. “Tenunan Keper” 2.6.1.1.3 Anyaman Satin Anyaman satin menonjolkan salah satu efek lusi atau pakan efek lusi menjadi satin lusi, tetal tinggi, lembut rata, mengkilap dan padat. “Tenunan Satin” Dalam penelitian kain yang dipakai merupakan “Tenunan Keper” dengan efek gerimis dipermukaan kain. Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Dekomposisi Kain, sebagai berikut: 2 2 Anyaman Muka I: Keper 1 dan Anyaman Muka II: Keper \1 2 2 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.

2.6.1.2 Berat Kain

Berat kain gm 2 dapat ditentukan sebagai berikut, Adhi Kusumastuti 2007: 1. Tentukan arah benang lusi pakan, 2. Gunting kain dalam bentuk bujur sangkar sepanjang 10 cm ke arah lusi dan 10 cm kearah pakan, 3. Timbang berat kain tersebut dengan timbangan analitis, 4. Hitung rata-rata berat kain per meter persegi: a 1 + a 2 + a 3 x 100 3 Standart Konstruksi: Kain Berat 250 gramm 2 Kain ½ Berat 161-250 gramm 2 Kain Medium 141-160 gramm 2 Kain Ringan 0-140 gramm 2 Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki standart konstruksi Kain ½ Berat yaitu 197,7 gramm 2 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 141.

2.6.1.3 Tetal Benang