Gambar 2.5 Desain Busana Kuliah
2.7.2 Pola Busana
Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat busana. Berfungsi untuk menjahit busana sesuai
model yang dikehendaki. Ada dua cara pembuatan pola yaitu system draping dan system konstruksi yang harus dilakukan seseorang sebelum membuat pakaian.
Sebelum membuat pola, terlebih dahulu menentukan ukurannya. Proses pembuatan pola dapat dilihat pada lampiran 1-5 halaman 65-70.
Kerah Rebah Kupnat
Belahan Kancing Lengan Puff Panjang
Kerah Rebah
Kupnat Lengan Puff Panjang
2.7.3 Pemotongan
Pemotongan merupakan proses memotong kain atau bahan pakaian yang akan digunakan dengan alat pemotong kain sesuai pola yang sudah ditentukan.
Sebelum dilakukan proses memotong kain dilakukan terlebih dahulu dengan mendesain suatu pakaian yang kemudian diukur atau menurut ukuran standar
yang sudah ditentukan, dan kemudian pembuatan pola sesuai ukuran dan desain pakaian yang sudah ditentukan juga sebelumnya Sugiarto dan Shigeru Watanabe,
2003. Dalam proses pemotongan, terlebih dahulu meletakkan pola diatas kain dan membuat sebuah rancang bahan sebelum memulai memotong agar tidak
terjadi kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 73.
2.7.4 Penjahitan
Proses penjahitan menjahit bagian-bagian yang telah di potong satu demi satu untuk menghasilkan pakaian, dan merupakan proses utama dalam membuat
pakaian. Proses penjahitan menggunakan mesin jahit dan dijahit sesuai garis pola yang sudah di tentukan dengan suatu teknik menjahit yang sudah ditentukan pula
Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003. Pada proses penjahitan dapat dilihat langkah-langkahnya pada lampiran 9 halaman 74-76.
2.7.5 Penyelesaian
Kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi pemeriksaan inspection, pembersihan triming, penyetrikaan pressing serta melipat dan mengemas.
Tujuannya adalah agar pakaian yang dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini dilakukan setelah proses menjahit dengan mesin Ernawati, Izwerni dan Weni
Nelmira, 2008:366. Penyelesaian menentukan kesan dan perasaan dari produk akhir,
penggunaan alat-alat penyelesaian paling cocok dengan hasil akhir harus ditentukan Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003.
penyelesaian pada suatu pakaian di lakukan dengan membersihkan dan memotong benang dan kotoran yang tidak diperlukan dan masih menempel pada
pakaian, menyetrika atau merapikan pakaian tersebut, serta pengemasan. Dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 77.
2.8 Kerangka Berpikir