Pengujian daya kelangsaian kain Pengujian muatan listrik statis kain

7. Hitung daya kapilaritas dengan membagi tinggi perambatan dengan waktu dengan rumus: t h C Dimana: c = daya kapilaritas h = tinggi perambatan cm t = waktu perambatan detik Daya basah dapat ditentukan dengan standar sebagai berikut: Waktu pembasahan 0 - 2 detik daya basah tinggi Waktu pembasahan 2 - 5 detik daya basah sedang Waktu pembasahan 5 detik daya basah rendah Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki waktu pembasahan 0 detik yang merupakan daya basah tinggi.

2.6.2.2 Pengujian daya kelangsaian kain

Pemilihan kain harus disesuaikan dengan pemakaiannya. Kelangsaian drape berarti kemampuan kain untuk memberikan kenampakan indah waktu dipakai. Pengujian kelangsaian kain ditujukan untuk mengetahui kemampuan jatuhnya karena beratnya sendiri. Tidak semua bahan pakaian mempunyai daya langsai yang baik. Kelangsaian diukur dengan drapemetre Adhi Kusumastuti 2007. Drape Rendah Drape Tinggi Gambar 2.3 Pengujian kelangsaian kain dengan menggunakan drapemeter Dorothy Siegert Lyle, 1977 Koefisien kelangsaian ditentukan sebagai berikut: 1. Ambil kain berbentuk lingkaran dengan diameter 10 inch 25.4 cm sebanyak 3 buah. 2. Letakkan kain tersebut dengan titik pusat tepat pada titik pusat cakra penyangga alat drapemetre. 3. Amati jatuhnya kain atau proyeksi jatuhnya kain rata-rata dengan mengukur jarak terjauh dan terdekat ujung kain dari pusat lingkaran untuk dihitung rata- ratanya. Koefisien kelangsaian F ditentukan dengan mengukur luasnya: C S C P A A A A F Dimana A s : luas contoh A C : luas cakra penyangga A P : luas proyeksi contoh setelah diatas cakra Kenyamanan kain ditentukan berdasar standar berikut: F 0,7 - 1 kelangsaian tinggi sangat nyaman F 0,4 - 0,69 kelangsaian sedang cukup nyaman F 0,0 - 0,39 kelangsaian rendah kurang nyaman Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki F 0,65 yang merupakan kelangsaian sedang cukup nyaman.

2.6.2.3 Pengujian muatan listrik statis kain

Listrik Statis merupakan peristiwa suatu materi yang mempunyai atom bermuatan, karena berpotensi terjadi loncatan elektron dari satu materi bermuatan ke materi bermuatan lainnya untuk mencapai keseimbangan muatan Husnul Yakin Ali,2012. Sebagai contoh batang kaca yang digosok dengan kain sutera. Pada peristiwa ini, sebelum keduanya saling digosokkan antara batang kaca dan kain sutera semuanya bermuatan netral, namun setelah keduanya saling digosokkan terjadi loncatan elektron dari batang kaca ke kain sutera, akibatnya, batang kaca menjadi bermuatan positif, sedangkan kain sutera menjadi bermuatan negative Husnul Yakin Ali, 2012. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui besar kandungan muatan listrik statis yang terdapat pada bahan tekstil.Adanya listrik statis yang menyebabkan kain tidak nyaman dipakai, kotoran mudah melekat, dan mengganggu kesehatan. Kain yang mengandung muatan listrik statis dalam kadar yang tinggi kurang nyaman dipakai karena: Dapat menarik bulu-bulu pada kulit apabila sering bergesekan dengan kulit, Mengganggu kesehatan karena mengubah gaya listrik dalam tubuh, Kain mudah menarik kotoran halus di permukaan kain, Kain tergulung atau terlipat, Melekat satu sama lain ketika dipakai. Gambar 2.4 Bentuk dari muatan listrik statis pada kain Dorothy Siegert Lyle, 1977 Pengujian muatan listrik statis dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Gunting kain dengan ukuran 10x5 cm sebanyak 3 buah. 2. Gosok kain tersebut dengan setrika dingin sebanyak 10 kali dengan arah gosokan searah. 3. Ukur waktu lepasnya kain dari permukaan setrika dengan stopwatch. 4. Lakukan hal yang sama dengan setrika panas pada temperatur yang sesuai dengan jenis kain. 5. Hitung waktu lekat rata-rata dari masing-masing tiga kali pengukuran dingin dan panas. 6. Tentukan kenyamanan kain berdasar standar waktu lekat rata-rata t d muatan listrik statis. Kenyamanan kain berdasarkan standar waktu lekat rata-rata td muatan listrik statis berikut ini: td 5 detik tinggi tidak nyaman td 3 - 5 detik sedang cukup nyaman td 0 - 2.59 detik rendah nyaman Menurut Hasil Uji Laboraturium, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki td 0 detik rendah nyaman.

2.7 Pembuatan Busana Kuliah

Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, karena fungsi dasarnya yang melindungi tubuh dan terpenuhinya unsur kesusilaan, disamping fungsi lain seperti; alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan status sosial seseorang. Pengertian busana secara umum, adalah segala sesuatu yang dikenakan oleh seseorang dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk pelengkap busana, tata rias wajah dan tata rias rambutnya. Pada awalnya, tujuan seseorang mengenakan busana hanya untuk melindungi tubuh dari pengaruh cuaca atau iklim sekitarnya, kemudian kebutuhan tersebut berkembang untuk memenuhi rasa kesusilaan dan rasa keindahan, serta merupakan cermin kebudayaan suatu daerah atau masyarakat tertentu. Namun seiring perkembangan zaman, tujuan berbusana saat ini menjadi semakin kompleks selain dari yang tersebut diatas, sebagai berikut: 1 Memenuhi unsur etika dan estetika, 2 Menutupi aurat bagi kaum muslim, 3 Menutupi cacat atau kekurangan pada tubuh, 4 Menunjukkan identitas seseorang, 5 Menunjukkan status sosial ekonomi, 6 Menjadi gaya hidup lifestyle seseorang. Jenis busana yang beraneka ragam, membuat para ahli busana menggolongkannya menjadi 2 bagian, yaitu: 1 Busana Dalam, biasanya dipakai langsung mengenai badan, atau dikenakan sebelum mengenakan busana luar Underwear, misalnya: celana dalam, BH Breast Holder, singlet, korset, long torso dsb, 2 Busana Luar, biasanya dipakai setelah mengenakan busana Lingeri atau busana dalam tsb, misalnya: pakaian sekolah, pakaian kerja dsb.