Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

penyelesaian pada suatu pakaian di lakukan dengan membersihkan dan memotong benang dan kotoran yang tidak diperlukan dan masih menempel pada pakaian, menyetrika atau merapikan pakaian tersebut, serta pengemasan. Dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 77.

2.8 Kerangka Berpikir

Setiap orang memenuhi kebutuhan pakaian dengan cara yang berbeda- beda, baik dalam menentukan bahan pakaian, model dan cara mendapatkan pakaian. Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan kemajuan dibidang mode khususnya di bagian tekstil. Bahan dasar busana disebut juga dengan kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang diolah sedemikian rupa sehingga tercipta kain yang kita lihat dipasaran. Kain yang beredar di pasaran banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan. Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan tekstil. Kebutuhan masyarakat terhadap bahan tekstil sekarang ini semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan serat tekstil, karena serat merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan tekstil. Pada umumnya serat tekstil dapat digolongkan kedalam dua jenis yang utama yaitu serat alam dan serat buatan. Serat alam adalah serat yang berlangsung sudah tersedia di alam a tau disebut juga “natural fiber”. Serat buatan atau disebut juga “synthetic fibers” adalah serat yang sepenuhnya dibuat dengan mereaksikan zat- zat kimia, serat buatan digolongkan menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis. Dalam hal ini serat buatan termasuk golongan serat sintetis yang sudah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bahan utama pembuatan berbagai macam tali, atau kepentingan lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain poliester yang merupakan serat sintetis, sebab poliester banyak dijumpai diberbagai toko tekstil. Kain poliester selain banyak jenis dan macamnya juga banyak variasinya termasuk tekstur dan motifnya. Kenyamanan kain merupakan hal paling penting dalam pemilihan jenis kain sebelum proses pembuatan busana. Kenyamanan suatu kain dapat mempengaruhi kulit tubuh dalam melakukan suatu kegiatan yang dihadapkan pada cuaca, pengaruh suhu tubuh terhadap lingkungannya. Maka dari itu, kenyamanan suatu kain sangat penting dalam mempengaruhi kesehatan, dan keamanan pemakainya. Kenyamanan suatu kain dilihat dari daya serap air dan berbagai indikator yang mendukung. Daya menyerap air lebih banyak lebih nyaman dipakai, cepat menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik statis. Selain itu, kain nyaman dapat dirasakan tahan terhadap kuman yang menempel pada kain yang menyebabkan rasa gatal ditubuh. Nyaman dalam pakaian adalah suatu hubungan timbal balik dengan pengaruh yang rumit oleh kelembaban, gerakan udara, dan berhubungan dengan perpindahan panas, radiasi Dorothy Siegert Lyle, 1977:176. Secara umum pembuatan pakaian meliputi tiga proses, yaitu memotong, menjahit dan penyempurnaan kain yang telah dibuat melalui proses pemintalan, perajutan atau pertenunan, pencelupan untuk produksi pakaian sebagai produk akhir. Hal ini memegang peranan penting karena nilai pakaian tergantung dari teknik pembuatan pakaian yang diterapkan pada kain bermutu tinggi. Pembuatan adalah proses, cara, perbuatan membuat. Busana adalah pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan melindungi tubuh dari pengaruh luar. Busana kuliah adalah busana yang dikenakan untuk pergi kuliah di sebuah perguruan tinggi, busana kuliah bergaya lebih casual dan trendy. Busana kuliah dipilih model sederhana, warna muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, mudah pemeliharaannya. Desain busana untuk mahasiswa adalah bebas. Namun kebanyakan dari mereka memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat diselang-selingi.

2.9 Hipotesis Penelitian