Deskripsi Variabel Penelitian Karakteristik Responden

berusahatani merupakan pekerjaan sampingan, artinya bahwa dari waktu kerja dan sumber penghasilan, berusahatani merupakan sumber utama. Namun, hanya sebagian kecil petani yang menjadikannya usahatani sebagai pekerjaan sampingan dikarenakan memiliki profesi lain, yaitu sebagai buruh, pedagang atau yang lainnya. 6.2 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan atau Ketidaksediaan Petani Membayar Iuran Pengelolaan Irigasi

6.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel respon dari penelitian ini adalah bentuk pilihan petani terhadap iuran pengelolaan irigasi yaitu pilihan pertama untuk petani yang bersedia membayar iuran dan pilihan kedua untuk petani yang tidak bersedia membayar iuran. Berdasarkan 30 responden ternyata 25 orang 83,3 persen menyatakan bersedia untuk membayar iuran dan lima orang 16,7 persen menyatakan tidak bersedia untuk membayar iuran. Variabel penjelas yang digunakan terdiri dari lima varibel kontinyu dan satu variabel dummy dengan nilai rata-rata seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai Rata-Rata Variabel Kontinyu Analisis Kesediaan atau Ketidaksediaan Petani Membayar Iuran Pengelolaan Irigasi Variabel Mean Minimum Maksimum Pendapatan RphaMT 992.425 -1.672.288 5.322.134 Pengalaman tahun 24,4 5 45 Produktivitas Lahan tonhaMT 3 2 6 Tingkat Pendidikan tahun 6 12 Jumlah Responden: 30 Sumber: Data Primer Diolah Ket: hanya untuk MT I padi Berdasarkan Tabel 7 pendapatan rata-rata yang diperoleh petani responden sebesar Rp 992.425haMT dengan range pendapatan antara Rp -1.672.288 sampai dengan Rp 5.322.134haMT. Pendapatan minimum petani pada musim tanam padi bernilai negatif, hal ini terjadi karena banyaknya hama yang menyerang tanaman padi sehingga hasil produksinya mengalami penurunan dan juga ketidakefisienan dalam penggunaan biaya produksi. Variabel pendapatan diduga dapat mempengaruhi kesediaan petani dalam membayar iuran pengelolaan irigasi. Variabel pengalaman berusahatani menunjukkan rata-rata petani responden memiliki pengalaman dalam usahatani selama 24,4 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa petani sudah cukup lama dan banyak pengalaman yang terjadi selama berusahatani. Mengenai deskripsi variabel penjelas yang bersifat dummy yaitu tingkat pelayanan irigasi 1:baik dan 0: tidak baik dapat dijelaskan bahwa pelayanan irigasi sering dijadikan masalah apabila kondisinya tidak adil. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden petani, dijelaskan bahwa terdapat sekelompok petani yang tidak mendapatkan air sehingga muncul konflik diantara mereka bahkan terdapat kecurangan dalam pengambilan air oleh petani. Oleh karena itu, pihak P3A mencoba bersikap tegas dalam mengelola distribusi air irigasi dan sering melakukan pengontrolan di petak-petak sawah agar pelayanan irigasi dapat adil dan mencegah terjadinya konflik. Dalam penelitian ini tidak semua responden menyatakan baik terhadap tingkat pelayanan irigasi yang telah diterimanya. Indikator dari tingkat pelayanan irigasi yang baik adalah apabila kebutuhan tanaman padi yang digarap oleh masing-masing petani telah mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan waktu yang tepat tidak ada keterlambatan, serta adanya pemeliharaan terhadap saluran-saluran irigasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 petani responden, terdapat 37 persen petani 11 petani menyatakan pelayanan irigasi saat ini tidak baik. Hal ini disebabkan masih terjadinya sedimentasi di saluran irigasi sehingga menyebabkan aliran air tidak lancar dan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kondisi lain yang mengakibatkan belum dirasakannya pelayanan irigasi yang baik adalah kurangnya pengamanan penjagaan di pintu-pintu air, sehingga menyebabkan sering terjadinya pencurian air yang dilakukan oleh petani dan terdapat 63 persen petani 19 petani menyatakan pelayanan irigasi saat ini sudah baik.

6.2.2 Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan atau