Willingness to Pay WTP Petani terhadap Peningkatan Pelayanan Irigasi

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata water value menurut luas lahan riil petani responden di Desa Pasir Gaok sebesar Rp 281.488 pada saat musim tanam padi, sedangkan rata-rata water value per hektar pada saat musim tanam padi sebesar Rp 938.293. Pada Tabel 9 juga terlihat bahwa rata-rata water value pada usahatani padi di Desa Pasir Gaok cenderung semakin meningkat dengan semakin meningkatnya rata-rata luas lahan petani. Besarnya water value tersebut bersifat objektif jika diterapkan pada penentuan iuran air irigasi karena water value bernilai positif dan petani layak untuk dikenakan iuran pengelolaan irigasi pada saat musim tanam padi. Secara keseluruhan water value tidak dipakai semua sebagai biaya pengairan yang seharusnya di bayar petani, nilai tersebut di dalamnya juga menunjukkan seberapa besar pendapatan petani. Oleh karena itu, rata-rata water value tersebut akan dibandingkan dengan nilai WTP petani terhadap peningkatan pelayanan irigasi, agar iuran yang ditetapkan tidak memberatkan petani.

7.2 Willingness to Pay WTP Petani terhadap Peningkatan Pelayanan Irigasi

Metode yang digunakan untuk menganalisis WTP dalam penelitian ini yaitu Contingent Valuation Method CVM. Hasil pelaksanaan lima langkah CVM adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan Pasar Hipotetik Hyphotetical Market Berdasarkan pernyataan tentang kondisi jaringan irigasi saat ini serta dibandingkan dengan tingkat pelayanan apabila dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan kualitas jaringan irigasi oleh P3A di Desa Pasir Gaok, maka responden memperoleh gambaran tentang situasi pasar hipotetik pelayanan irigasi. 2. Perolehan Nilai Penawaran Bids Berdasarkan pertanyaan dan interval nilai yang ditawarkan dalam kuesioner, maka diperoleh pilihan responden terhadap tawaran nilai berupa sejumlah uang yang bersedia dibayarkan WTP petani terhadap iuran pengelolaan irigasi diatas iuran yang berlaku saat ini. Menurut hasil perhitungan diperoleh rata-rata nilai tengah WTP sampel pada musim tanam padi MT I sebesar Rp 12.750petak atau setara dengan Rp 76.500hektar. Nilai WTP ini menjelaskan bahwa petani mampu membayar iuran maksimum sebesar Rp 12.750petak atau setara dengan Rp 76.500hektar pada musim tanam pertama, dimana musim tanam tersebut petani menanam padi dan membutuhkan banyak air. Nilai tersebut berada di atas iuran pengelolaaan irigasi yang berlaku. 3. Dugaan Rataan WTP Dugaan rataan WTP EWTP dihitung dengan rumus 3 berdasarkan data distribusi WTP sampel seperti pada Tabel 13. Tabel 10. Distribusi WTP Sampel di Atas iuran Irigasi yang Berlaku Saat Ini No Kelas WTP RppetakMT Frekuensi orang Persentase EWTP RppetakMT 1. 2.500-5.000 3 12 300 2. 5.000-10.000 4 16 800 3. 10.000-15.000 6 24 2.400 4. 15.000-20.000 8 32 4.800 5. 20.000-25.000 4 16 3.200 Total 25 100 11.500 Ket : EWTP = persentase x kelas bawah nilai WTP Satu hektar = enam petak lahan 1 petak lahan = 1.650 m 2 Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa persentase terbesar WTP responden berada pada kelas Rp 15.000 – Rp 20.000. Berdasarkan hasil olahan Tabel 16, maka diperoleh dugaan rataan WTP EWTP sampel sebesar Rp 11.500petak atau Rp 70.000hektar pada musim tanam padi yaitu musim tanam pertama Februari-Juni. Nilai tersebut berada diatas nilai irigasi yang berlaku saat ini yaitu rata-rata sebesar Rp 50.000hektar. 4 4. Total WTP WTP agregat atau total WTP TWTP petani pemakai air untuk setiap petani ditentukan dengan menggunakan rumus 4. Berikut perhitungan TWTP petani pemakai air di Desa Pasir Gaok. Tabel 11. WTP Agregat TWTP Petani Pemakai Air No Kelas WTP RppetakMT Sampel orang Luas Lahan Petani Sampel petak a Luas Lahan Populasi petak b Jumlah RpMT c 1. 2.500-5.000 2 3,6 10,8 40.500 2. 5.000-10.000 4 6,4 19,3 144.750 3. 10.000-15.000 6 9,6 29,0 362.500 4. 15.000-20.000 8 15,8 47,8 836.500 5. 20.000-25.000 4 9,7 29,4 661.500 Total 25 45 136,3 2.045.750 Ket : a Jumlah sampel responden petani pemakai air b Jumlah luas lahan populasi petani pemakai air P3A Rumus: Luas lahan petani sampel x Total luas lahan populasi P3A Total luas lahan petani sampel c Luas lahan populasi x titik tengah WTP Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil perhitungan TWTP populasi petani pemakai air dengan menggunakan rumus 2 sebesar Rp 2.045.750 pada saat musim tanam padi MT I. Total WTP petani pemakai air di atas iuran irigasi yang berlaku saat ini atau surplus konsumen ini sebenarnya merupakan potensi pembiayaan yang masih dapat digali untuk peningkatan pelayanan irigasi. 5. Evaluasi Pelaksanaan CVM Menurut Whithinghton et al., 1993 dalam Arianti 1999 isu yang paling penting dalam CVM adalah apakah respon atas pertanyaan-pertanyaan teknik 4 www.bappenas.go.idpesisir akses tanggal 17 Desember 2007 survei CVM secara akurat menggambarkan preferensi yang sesungguhnya dari responden yang bersangkutan. Uji yang dapt dilakukan adalah Uji Keandalan Releability Test atas penawaran-penawaran WTP yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R 2 dari model OLS Ordinary Least Square WTP. Nilai R 2 untuk data cross section dari survei WTP seringkali tidak tinggi sebagaimana yang diberikan model-model data cross section hasil penelitian dengan menggunakan metode selain CVM. Pelaksanaan CVM dianggap gagal apabila nilai R 2 hasil analisis kurang dari 0,150. Berdasarkan hasil analisis fungsi WTP diperoleh nilai R 2 sebesar 56,4 persen Tabel 14. Nilai R 2 tersebut menunjukkkan bahwa hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian dapat diyakini kebenarannya atau keandalannya reliable. 7.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP 7.3.1 Deskripsi Variabel Penelitian