5.6 Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A
Pengelolaan dan pemeliharaaan irigasi di tingkat tersier seluruhnya menjadi tanggung jawab P3A sesuai dengan kebijakan pemerintah yang
dituangkan dalam UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Struktur organisasi P3A terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, Sie Humas, Sie
Pembangunan dan Pengurus Blok. Para pengurus P3A bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan dan pemeriksaan pada bagian-bagian tanggul yang longsor,
bocor, retak yang mana memerlukan perbaikan. Di samping itu para pengurus P3A bertanggungjawab dalam merencanakan dan mengatur kegiatan
pemeliharaan jaringan irigasi tersier seperti : 1. Memeriksa jaringan irigasi tersier
2. Merencanakan perbaikan-perbaikan fisik dalam petak tersier 3. Mengawasi semua kegiatan dalam petak tersier
4. Menyelidiki kemungkinan adanya pengambilan air secara tidak sah 5. Mengenakan sanksi bagi pelanggar
Berdasarkan hasil wawancara di lapang, organisasi P3A di Desa Pasir Gaok belum terstruktur secara rapih dan pengurus intinya hanya terdiri dari tiga
orang. Akan tetapi, dalam pemeliharaan jaringan irigasi serta kegiatannya masih berjalan dengan lancar dan rutin setiap tahunnya. Hal ini dapat terlaksana karena
adanya kerjasama antar kelompok tani dan kepedulian para petani yang besar terhadap kegiatan gotong royong dan pemeliharaan jaringan irigasi.
5.7 Perkembangan Iuran Pengelolaan Irigasi
Prosedur pelaksanaan penarikan iuran pengelolaan irigasi oleh P3A yang dalam hal ini pengurus blok adalah sebagai berikut :
1. Pengurus P3A beserta pengurus masing-masing blok irigasi mengadakan musyawarah anggota terlebih dahulu untuk menentukan besarnya iuran
berdasarkan luas sawah yang digarap. 2. Pengurus masing-masing blok tersebut menarik iuran petani sebesar hasil
musyawarah anggota yang telah disepakati pada tiap musim tanam atau tiap tahun.
3. Setiap pengurus blok dilengkapi buku bantuan untuk mencatat para petani yang telah dan belum membayar iuran dan pengurus blok wajib menyetor
iuran tersebut kepada bendahara P3A yang bersangkutan kemudian bendahara yang mengelola pemasukan dan pengeluaran pelaksanaan O dan P irigasi.
Pada perkembangannya, walaupun organisasi P3A di desa tersebut tidak terstruktur dan tidak berjalan dengan baik, namun kegiatan pengumpulan dana
iuran untuk pembiayaan pemeliharaan dan operasional jaringan irigasi tetap dilaksanakan, tetapi iuran tersebut bersifat sukarela sehingga belum dapat
menutupi seluruh kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Besarnya iuran pengelolaan irigasi yang dibayarkan oleh petani tergantung dari
kemampuan petani besarnya sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per orang. Bentuk iuran terbagi menjadi dua yaitu berupa hasil panen dan uang. Petani di desa penelitian
membayar iuran dalam bentuk keduanya, yaitu hasil panen dan uang. Besarnya iuran dalam bentuk hasil panen tergantung dari besarnya hasil panen petani,
sedangkan besarnya iuran dalam bentuk uang tergantung dari kemampuan dan kesukarelaan petani dalam membayar. Iuran tersebut dikumpulkan melalui salah
satu pengurus P3A. Dana tersebut diperlukan agar bangunan dan saluran irigasi dapat selalu terpelihara dengan baik.
VI. ANALISIS KESEDIAAAN ATAU KETIDAKSEDIAAN PETANI MEMBAYAR IURAN PENGELOLAAN IRIGASI