Pengevaluasian model CVM dapat dilihat dari tingkat keandalan releability
fungsi WTP untuk mengetahui apakah CVM yang dilakukan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya dari ukuran penelitian anggota P3A.
4.4.5 Analisis Fungsi WTP
Model yang
digunakan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai WTP petani terhadap peningkatan pelayanan irigasi yaitu model regresi linear berganda. Bardasarkan penelitian terdahulu dan teori yang berkaitan dengan
iuran irigasi, maka persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
dimana : mean
WTP = Nilai tengah kelas WTP di atas iuranirigasi yang berlaku
Rppetak β
= Konstanta
β
1,
β
2,
β
3,…..,
β
10
= Koefisien regresi LH
= Luas Lahan petak 1,5 petak = 1; 1,5-3 petak = 2; 3 petak = 3
PDPTN = Pendapatan petani RpMT I
PGLM = Pengalaman usahatani tahun
U = Umur tahun
TP = Tingkat pendidikan tahun PTHN
= Pengetahuan petani tantang iuran pengelolaan irigasi bernilai 1 = tahu, bernilai 0 = tidak tahu
PLYN = Pelayanan irigasi
bernilai 1 = baik, bernilai 0 = tidakkurang baik PRST
= Peranserta petani dalam OP irigasi bernilai 1 = aktif, bernilai 0 = tidak aktif
TGG = Jumlah tanggungan keluarga orang
i = Responden ke-i
e = Galat
Koefisien regresi parsial diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square-OLS. Metode OLS dilakukan dengan pemilihan
meanWTP
i
= β
+ β
1
LH
i
+ β
2
PDPTN
i
+ β
3
PGLM
i
+ β
4
U
i
+ β
5
TP
i
+ β
6
PTHN
i
+ β
7
PLYN
i
+ β
8
PRST
i
- β
9
TGG
i
+ e
i
parameter yang tidak diketahui, sehingga jumlah kuadrat kesalahan pengganggu Residual sum of Square-RSS
, yaitu
∑
e
i 2
= minimum terkecil. Pemilihan metode ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa metode ini mempunyai sifat-
sifat karakteristik yang optimal, sederhana dalam perhitungan, dan umum digunakan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam model regresi linear berganda
adalah Firdaus, 2004 dalam Aji 2005: 1. Nilai yang diharapkan bersyarat conditional expected value dari
i
∈ tergantung pada X
i
tertentu adalah 0. 2. Tidak ada korelasi berurutan atau tidak ada autokorelasi nonautokorelasi,
artinya dengan X
i
tertentu simpangan setiap Y yang manapun dari nilai rata- ratanya tidak menunjukkan adanya korelas, baik secara positif maupun
negatif. 3. Varians bersyarat dari
∈ adalah konstan. Asumsi ini dikenal dengan nama asumsi homoskedastisitas.
4. Variabel bebas adalah nonstokastik, yaitu tetap dalam penyampelan berulang. Jika stokastik didistribusikan secara independen dari gangguan
∈. 5. Tidak ada multikolineritas diantara variabel penjelas satu dengan yang
lainnya. 6.
∈ didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan oleh asumsi 1 dan 2.
Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi, maka suatu fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan
metode OLS dari koefisien regresi adalah penduga tak bias linear terbaik best linear unbiased-BLUE
. Sebaliknya, jika ada asumsi dalam model regresi yang
tidak dipenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh, maka kebenaran pendugaan model tersebut dan atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan dapat
diragukan. Penyimpangan asumsi 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius, sedangkan asumsi, 4, dan 6 tidak.
Pengujian hipotesis regresi berganda dari hasil print out komputer dapat dilakukan dengan cara :
1. Dengan melihat nilai t
hitung
atau F
hitung
dan dibandingkan dengan nilai t
tabel
atau F
tabel..
Jika t
hitung
atau F
hitung
lebih besar daripada t
tabel
atau F
tabel
maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol H
. Sebaliknya, jika nilai t
hitung
atau F
hitung
lebih kecil dari t
tabel
atau F
tabel
maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol H
. 2. Dengan menggunakan nilai signifkansi nilai-P. Jika nilai-P lebih kecil
daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H ditolak dan jika niali-P
lebih besar daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H diterima.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Deskripsi Daerah Irigasi Cisadane-Empang
Jaringan Irigasi Cisadane-Empang secara keseluruhan meliputi tiga wilayah administratif, yaitu : Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok,
dengan satu buah bendung, yaitu Bendung Cisadane-Empang yang terletak di Kecamatan Empang, Kota Bogor. Pada tahun 2007 luas areal baku yang diairi dari
Bendung Cisadane-Empang untuk masing-masing Kota Bogor satu kecamatan, Kabupaten Bogor tiga kecamatan, dan Kota Depok satu kecamatan adalah 4
hektar, 799 hektar, dan 259 hektar. Jadi, jumlah total areal yang diairi DI Cisadane-Empang kurang lebih 1.052 hektar. Sumber air utama DI Cisadane-
Empang diambil dari Sungai Cisadane, yang berhulu dari Gunung Salak dengan tambahan suplesi dari Saluran Induk Cibalok.
Jaringan irigasi terdiri dari saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian, dan penggunaan serta pembuangan air yang tidak diperlukan. Jumlah dan jenis bangunan irigasi yang ada di Daerah Irigasi
Cisadane-Empang adalah sebagai berikut: 1. Bangunan utama, meliputi 1 buah bendung terletak pada elevasi 234 m dari
permukaan laut dengan 2 badan timur dan barat, 2 mercu, 4 pintu pengambilan dan 2 pintu penguras, 91 bangunan sadap, 3 bangunan bagi, 2
bangunan bagi sadap, 82 cabang jaringan irigasi tersier, 102 cabang jaringan irigasi kuarter, 1 talang, 1 gorong-gorong, 8 bangunan terjun, 2 bangunan
pelimpah dan 2 bangunan ukur.