Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

f. Modal dikumpulkan dari tabungan milik pribadi. Sedangkan Badan Pusat Statistik BPS menggolongkan perusahaanusaha industri pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaanusaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan. Empat kategori tersebut adalah : 5 1. Industri kerajinan rumah tangga, yaitu perusahaanusaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4 orang. 2. Industri kecil, yaitu perusahaanusaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5-19 orang. 3. Industri sedang, yaitu perusahaanusaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 20-99 orang. 4. Industri besar, yaitu perusahaanusaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis kelayakan investasi suatu usaha telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tetapi dengan jenis produk yang berbeda. Penelitian yang terkait dengan analisis kelayakan investasi telah dilakukan oleh Pramuji 2007 dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Ubi Jalar Studi Kasus pada Agroindustri Unit Pengolahan Tepung Ubi Jalar di Desa Giri Mulya, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa 5 Departemen Perdagangan . Statistik Industri Kecil dan Rumah Tangga . http:www.depdag.go.idaddonstatistik_industri_kecilindex.php?isi=2 . Diakses pada tanggal 19 Februari 2008. Barat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata usaha unit pengolahan tepung ubi jalar tidak layak untuk dijalankan berdasarkan aspek kelayakan usaha. Untuk hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga bahan baku sebesar 10 dan 40 menghasilkan NPV, IRR, Net BC rasio dan Payback Period yang memenuhi kriteria kelayakan investasi dilihat dari aspek finansial. Sedangkan untuk hasil switching value menunjukkan penurunan bahan baku sebesar 5,61 dan kenaikan harga jual sebesar 3,08 pada penggunaan modal dari Pemda Kabupaten Bogor dan pinjaman bank serta penurunan bahan baku sebesar 10,34 dan kenaikan harga jual sebesar 5,36 pada penggunaan modal yang berasal dari Pemda Kabupaten Bogor masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi. Rosmawanty 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Penggillingan Padi Kasus Beberapa Pengusahaan Penggilingan Padi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengemukakan bahwa pengusahaan penggilingan padi dilihat dari aspek teknis, manajemen, Sosial dan aspek pasar layak untuk dilaksanakan. Dalam penelitian ini hasil analisis finansial dibagi ke dalam tiga skenario, yaitu pertama penggilingan skala kecil dengan nilai NPV Rp 175.228.679; Net BC Rasio 2,4; IRR 33,59 dan Payback Period lima tahun enam bulan. Skenario kedua yaitu penggilingan skala sedang dengan nilai NPV Rp 805.401.116; Net BC Rasio 2,1; IRR 31,18 dan Payback Period enam tahun satu bulan. Sedangkan yang terakhir yaitu skala besar dengan nilai NPV Rp 9.825.060.859; Net BC Rasio 3,1; IRR 43,35 dan Payback Period tiga tahun empat bulan. Dari analisis finansial terlihat ketiga jenis penggilingan layak untuk diusahakan dengan tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 8,75, tetapi yang paling menguntungkan adalah penggilingan dengan skala usaha besar karena penerimaan yang didapat lebih besar. Hasil analisis switching value menunjukkan penggilingan skala sedang merupakan yang paling sensitif terhadap peningkatan biaya pembelian gabah dan penurunan volume produksi. Widiyanthi 2007 meneliti mengenai studi kelayakan dengan judul Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying Untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang Studi Kasus di PD Barokah Cikijing, Majalengka, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan secara finansial penambahan mesin vacuum frying layak untuk diusahakan, hal ini terbukti dari nilai NPV yang dihasilkan sebesar 1.405.678.570; Net BC 1,98; IRR 32,22 dan Payback Period tiga tahun sepuluh bulan pada tingkat diskonto 12. Dari hasil analisis switching value pada perusahaan didapat untuk jenis kacang yang diproduksi secara manual sensitif terhadap perubahan harga jual dan kenaikan harga bahan baku, akan tetapi usaha masih layak untuk diusahakan. Untuk hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukkan usaha sensitif terhadap perubahan harga jual tetapi tidak untuk kenaikan harga bahan baku dan penurunan volume produksi. Perbedaan ketiga penelitian sebelumnya dengan penelitian kali ini adalah adanya perbedaan komoditi yang diteliti. Selain perbedaan komoditi lokasi tempat dilakukannya penelitian kali ini berbeda dengan ketiga penelitian sebelumnya.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Studi Kelayakan Proyek

Proyek adalah keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat benefit, atau suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil return di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit Kadariah, 2001. Menurut Gittinger 1986 mengatakan bahwa proyek yang bergerak dalam bidang pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang modal yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Sedangkan menurut Gray 1992 proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dimaksud dapat berupa barang-barang modal, tanah, bahan setengah jadi, bahan mentah, tenaga kerja dan waktu. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil Husnan dan Suwarsono, 2000. Suatu proyek dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria manfaat investasi sebagai berikut : 1. Manfaat ekonomis proyek terhadap proyek itu sendiri biasa disebut juga sebagai manfaat finansial. 2. Manfaat proyek bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan disebut juga manfaat ekonomi nasional.