6.1.2 Aspek Teknis
Analisis  dalam  aspek  teknis  mencakup  lokasi  usaha  proyek, besarnya  skala usaha  proyek,  jenis  pemilihan  mesin,  proses  produksi,  dan  ketepatan  teknologi
yang digunakan. Berikut adalah hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis. a
Lokasi Usaha
Lokasi  usaha  BANISI  terletak  di  Jl.  Bougenvile  No.  17  Komplek  Soreang Indah,  Kecamatan  Soreang,  Kabupaten  Bandung,  Jawa  Barat.  Beberapa
pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah: 1.
Letak pasar yang dituju BANISI  sampai  saat  ini  lebih  banyak  menjual  hasil  produksinya  kepada
agen yang tersebar di sekitar Bandung dibandingkan langsung ke konsumen akhir.  Hal  ini  karena  BANISI  belum  memiliki  outlet  tersendiri  untuk
menjual  langsung  kepada  konsumen  akhir,  sehingga  sangat  sulit  bagi konsumen  akhir  yang  berada  jauh  dari  tempat  produksi  untuk  membeli
produk  bandeng  isi.  Harga  yang  diberikan  BANISI  dibedakan  antara  agen dan konsumen akhir. Untuk agen satu ekor bandeng isi dijual dengan harga
Rp  13.000,  sedangkan  untuk  konsumen  harga  bandeng  isi  dijual  dengan harga  Rp  16.000-17.000  per  ekor.  Dalam  menjual  bandeng  isi  BANISI
memberi  batasan  jumlah  minimum  kepada  agen  dalam  melakukan pembelian  yaitu  sebanyak  lima  dus  atau  setara  dengan  lima  belas  ekor
bandeng isi. Dari agen inilah baru kemudian produk banisi sampai ke tangan konsumen.  Sedangkan  untuk  konsumen  akhir  tidak  ada  batasan  jumlah
minimum dalam membeli bandeng isi.
2. Tenaga listrik dan air
Untuk tenaga listrik daerah produksi bandeng isi telah dijangkau oleh aliran listrik  sehingga  untuk  penggunaan  listrik,  tidak  ada  masalah  dalam  hal  ini.
Sementara  itu,  air  sangat  berlimpah  di  daerah  lokasi  proyek  dikarenakan daerah  Kabupaten  Bandung  yang  masih  terbilang  asri  karena  letak
geografisnya  yang  tinggi  sehingga  pasokan  air  bersih  masih  terbilang melimpah  di  daerah  tersebut.  Saat  ini  BANISI  menggunakan  air  yang
berasal  dari  sumber  air  tanah  untuk  keperluan  usahanya.  Hal  ini  sangat membantu
perusahaan dalam
masalah ketersediaan
air. Dengan
menggunakan  air  tanah,  BANISI    hanya  mengeluarkan  biaya  listrik  dari sumur  pompa  tanpa  perlu  mengeluarkan  biaya  untuk  penggunaan  air  yang
semestinya  harus  dikeluarkan  jika  perusahaan  menggunakan  fasilitas  dari PAM. Selain bersih air yang digunakan pun tidak mengandung bahan kimia
atau logam sehingga perusahaan tidak  perlu melakukan proses  penyaringan air untuk menghilangkan kandungan bahan kimia dan logam.
3. Suplai tenaga kerja
Perusahaan  tidak  mengalami  kesulitan  dalam  memenuhi  kebutuhan  tenaga kerja.  Suplai  tenaga  kerja  dapat  diperoleh  dari  warga  sekitar  lokasi  proyek.
Tenaga kerja dibutuhkan dalam proses pencabutan duri, pemanggangan, dan pengemasan.  Sementara  untuk  kegiatan  membuat  bahan  isian  dan  bumbu
masih  ditangani  oleh  anggota  keluarga  pemilik  perusahaan  dengan  alasan untuk menjaga kekonsistenan rasa.
4. Fasilitas transportasi
Lokasi proyek yang terletak di kompleks perumahan telah memiliki fasilitas jalan  aspal  dengan  kondisi  baik.  Untuk  alat  transportasi  yang  digunakan
dalam  membantu  proses  produksi  baik  untuk  pendistribusian  produk maupun  akses  untuk  menuju  sumber  bahan  baku  pemilik  menggunakan
sepeda motor milik sendiri. Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi proyek karena  fasilitas  jalan  yang  telah  memadai  sehingga  dapat  diakses  dengan
menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat. 5.
Hukum dan peraturan yang berlaku Sejauh  ini,  tidak  ada  hambatan  hukum  dan  peraturan  lokal  yang  melarang
kegiatan  usaha  ini.  Perusahaan  juga  telah  mendapat  izin  resmi  usaha  dari Dinas  Kesehatan  setempat  berdasarkan  P.  IRT  No.  802320401509.  Selain
dari  Dinas Kesehatan setempat, usaha ini juga telah mendapat izin dari LP. POM  No.  01031026620907  dan  juga  sertifikasi  halal  dari  MUI.    Kondisi
sosial budaya masyarakat setempat pun tidak ada yang menentang kegiatan usaha ini.
6. Iklim dan keadaan tanah
Kondisi  iklim  dan  keadaan  tanah  Kabupaten  Bandung  dapat  dikatakan cukup  baik,  walaupun  kedua  hal  ini  tidak  terlalu  berpengaruh  terhadap
proses produksi bandeng isi. 7.
Sikap masyarakat Sikap  masyarakat  sangat  terbuka  dan  mendukung  adanya  usaha  pembuatan
bandeng  isi  ini.  Karena  dengan  adanya  usaha  pembuatan  bandeng  isi  ini mampu  menyerap  tenaga  kerja  dari  masyarakat  lingkungan  sekitar.
Masyarakat  sekitar  juga  mulai  tertarik  untuk  ikut  menjadi  agen  penjual bandeng  isi,  tetapi  diantara  mereka  masih  belum  ada  yang  ikut  membuka
usaha  pembuatan  bandeng  isi  ini  yang  mungkin  dikarenakan  kurangnya modal dan terbatasnya pengetahuan untuk membuat bandeng isi.
8. Rencana untuk perluasan usaha
BANISI  berencana  untuk  melakukan  ekspansi  usaha  dengan  menambah jumlah  peralatan  produksinya  dalam  rangka  memenuhi  jumlah  permintaan
yang  terkadang  belum  terpenuhi.  Untuk  merealisasikan  harapan  tersebut, kendala yang menghambat  adalah modal karena alat yang digunakan untuk
produksi terbilang cukup mahal.
b Skala Usaha
Saat ini BANISI masih beroperasi dalam skala kecil. Produksinya baru dapat dipasarkan ke beberapa agen di sekitar Bandung. Jumlah produksi yang dilakukan
saat  ini  juga  dianggap  belum  mencapai  skala  ekonomis  karena  terkadang  ada permintaan  yang  belum  terpenuhi.  Untuk  mencapai  skala  ekonomis,    menurut
pemilik  BANISI  setidaknya  harus  memproduksi  dua  kali  lebih  banyak  dari kapasitas produksi saat ini agar seluruh permintaan akan produk bandeng isi dapat
terpenuhi  .  Dengan  demikian,  tidak  ada  lagi  pembeli  yang  tidak  mendapatkan bandeng  isi  ini  karena  kapasitas  produksinya  yang  masih  terbatas.  Karena
permintaan  bandeng  isi  terbilang  cukup  tinggi,  maka  peluang  untuk  meraih keuntungan  besar  dapat  diperoleh  dengan  memperluas  skala  usaha.  Kapasitas
perusahaan  juga  masih  belum  tergarap  secara  optimal.  Hal  ini  dapat  dijadikan modal  dalam  rencana  perluasan  skala  usaha.  Dapat  dikatakan  bahwa  BANISI
masih  sangat  berpotensi  untuk  meningkatkan  skala  usahanya  untuk  mencapai skala ekonomis.
c Layout
Layout adalah  keseluruhan  proses  penentuan  “bentuk”  dan  penempatan
fasilitas-fasilitas  yang  dimiliki  suatu  perusahaan.  Layout  perusahaan  disesuaikan dengan sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek yang dilaksanakan
oleh  perusahaan  Husnan  dan  Muhammad,  2000.  BANISI  memiliki  luas bangunan  sebesar  110  m
2
.  Lokasi  produksi  terletak  menyatu  dengan  kediaman pemilik  dalam  satu  bangunan.  Ruangan  untuk  memproduksi  bandeng  isi  selain
berfungsi  sebagai  tempat  berlangsungnya  proses produksi juga  berfungsi sebagai dapur  pribadi.  Struktur  ruangan  untuk  proses  produksi  ditata  sesuai  dengan  alur
proses  produksi.  Ruangan  ini  ini  terbagi  menjadi  dua,  satu  ruangan  berfungsi sebagai  tempat  mengolah  bandeng  sedangkan  ruang  kedua  berfungsi  sebagai
tempat  melakukan  pengemasan  produk  akhir  yang  siap  untuk  dipasarkan.  Untuk lebih lengkapnya, layout BANISI dapat dilihat pada Lampiran 1.
Untuk  kegiatan  yang  sifatnya  administratif  biasanya  digunakan  ruangan bagian  depan  dari  kediaman  pemilik  yang  dalam  keadaan  normal  berfungsi
sebagai  ruang  tamu.  Kegiatan  ini  dapat  berupa  penerimaan  tamu  yang  akan membeli produk bandeng isi dan semua kegiatan administratif lainnya
d Proses Produksi
Proses  produksi  bandeng  isi  di  BANISI  melalui  beberapa  tahap  mulai  dari persiapan  bahan  baku  sampai  proses  pengemasan.  Berikut adalah  tahapan  proses
produksi bandeng isi:
a.  Persiapan Bahan Baku Utama Ikan  bandeng  yang  telah  disiapkan  dicuci  terlebih  dahulu  untuk
menghilangkan  bau  lumpur  yang  biasanya  ada  pada  ikan  bandeng. Pencucian  mencakup  pengambilan  insang  dan  isi  perut  bandeng,
karena  biasanya  lumpur  banyak  terdapat  di  dalam  insang  yang tersaring  ketika  ikan  bandeng  bernafas.  Setelah  melalui  proses
pencucian ikan
bandeng kemudian
dihilangkan sisiknya
menggunakan tulang sapi. Penggunaan tulang sapi dimaksudkan agar saat  proses  membersihkan  sisik  kulit  bandeng  tidak  menjadi  rusak.
Setelah  itu  bandeng  yang  telah  dihilangkan  sisiknya  dicuci  kembali dengan  menggunakan  air  bersih.  Dalam  tahapan  ini  juga  dilakukan
penyortiran untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan. b.  Persiapan Bahan Baku Tambahan Isian
Bahan  baku  yang  digunakan  untuk  isian  mencakup  daging  sapi, daging  ayam  dan  udang,  telur,  susu,  kelapa,  serta  bumbu-bumbu
seperti bawang putih, bawang merah, kemiri, kunir, gula dan garam. Semua  bahan  kemudian  dicuci  bersih  untuk  menjaga  agar  tetap
higienis. c.  Pengambilan Daging Ikan Bandeng Pemisahan Duri dan Kulit
Bandeng  yang  telah  dicuci  bersih  dan  disortir  kemudian  dipisahkan antara  daging,  duri  dan  kulitnya.  Duri  yang  telah  dipisahkan
kemudian dibuang agar ketika konsumen mengkonsumsi bandeng isi ini  tidak  lagi  terganggu  dengan  duri  bandeng  yang  terkenal  halus.
Dalam pengerjaan proses ini sangat dibutuhkan kehati-hatian karena
apabila  kulit  bandeng  rusak  maka  kulit  ini  tidak  dapat  digunakan untuk proses selanjutnya.
d.  Penggilingan Daging Bandeng Daging  bandeng  yang  telah  dipisahkan  dari  kulit  dan  durinya  lalu
dicuci  dan  digiling  kemudian  ditiriskan  untuk  mengurangi  kadar  air dan nantinya dicampurkan dengan bahan isian.
e.  Pembuatan Bahan Isian Daging  sapi,  ayam  dan  udang  yang  digunakan  untuk  isian  digiling
sesuai jenisnya baru kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu dan bahan-bahan lain sehingga membentuk adonan.
f.  Pengisian Bahan Isian ke Dalam Bandeng Bahan-bahan isian yang telah berbentuk adonan kemudian dicampur
dengan  daging  bandeng  yang  telah  digiling  setelah  itu  dimasukkan ke  dalam  kulit  bandeng  untuk  selanjutnya  menjalani  proses
pemanggangan. g.  Pemanggangan
Bandeng  isi  yang  telah  siap  kemudian  dipanggang  menggunakan oven  dengan  temperatur  140
derajat  celcius  selama  kurang  lebih  6 jam  atau  sampai  bandeng  berwarna  kuning  keemasan  yang
menandakan  bahwa  bandeng  isi  telah  matang  dan  siap  untuk dikemas.
h.  Pengemasan Proses  terakhir  yaitu  proses  pengemasan.  Bandeng  yang  telah
melalui  proses  pemanggangan  kemudian  dikemas  dalam  kemasan
plastik  kedap  udara  dengan  menggunakan  alat  vacuum  agar  tahan lama.  Kemudian  bandeng  dimasukkan  ke  dalam  kemasan  karton
untuk kemudian siap dipasarkan Untuk skema proses produksi bandeng isi dapat dilihat pada Gambar 4.
Bumbu Bahan Isian Daging
Sapi, Ayam, dan Udang Digiling
Pencampuran
Sapi Ayam
Udang
Pemanggangan oven
Pengemasan vacuum
Pencucian Awal
Pembuangan Sisik
Pencucian Kedua
Pemisahan Daging, Duri, dan Kulit Bandeng
Daging Bandeng Kulit Bandeng
Digiling
Ditiriskan Untuk Mengurangi Kadar Air
Pencampuran
Pengisian Adonan
Gambar 4. Skema Proses Produksi Bandeng Isi
e Hasil Analisis Aspek Teknis
Dari  hasil  analisis  terhadap  aspek  teknis,  dapat  dikatakan  bahwa pengusahaan  pembuatan  bandeng  isi  yang  dilakukan  oleh  BANISI  adalah  layak
untuk  dijalankan.  Tidak  ada  masalah  yang  dapat  menghambat  jalannya  kegiatan usaha pembuatan bandeng isi ini. Usaha ini pun telah dilegalkan oleh pemerintah
daerah  setempat  melalui  surat  izin  usaha  yang  dikeluarkan  oleh  pemerintah setempat.
6.1.3 Aspek Bahan Baku