e Hasil Analisis Aspek Teknis
Dari hasil analisis terhadap aspek teknis, dapat dikatakan bahwa pengusahaan pembuatan bandeng isi yang dilakukan oleh BANISI adalah layak
untuk dijalankan. Tidak ada masalah yang dapat menghambat jalannya kegiatan usaha pembuatan bandeng isi ini. Usaha ini pun telah dilegalkan oleh pemerintah
daerah setempat melalui surat izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
6.1.3 Aspek Bahan Baku
Aspek bahan baku merupakan salah satu aspek yang perlu diteliti pada suatu usaha terutama untuk jenis usaha yang menggunakan bahan baku produk
pertanian. Hal ini dikarenakan sifat produk pertanian yang memiliki karakteristik khusus yaitu perishable mudah rusak, bersifat musiman, bulky, dan voluminous.
Menurut Umar 2003 hal-hal pokok yang perlu dikaji dalam aspek ini antara lain :
4. Penentuan jumlah order
5. Penentuan jumlah bahan baku sebagai persediaan
6. Menentukan bagaimana dan kapan bahan baku akan dibeli
Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai ketiga hal diatas terkait dengan pengelolaan aspek bahan baku yang diterapkan di perusahaan.
a Penentuan Jumlah Order
Bahan baku utama yang digunakan oleh BANISI adalah ikan bandeng. Ikan bandeng yang digunakan oleh BANISI berasal dari daerah Losari dengan
pertimbangan ikan bandeng yang berasal dari daerah tersebut memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dari daerah lain. Salah satu indikator ikan bandeng yang
berkualitas baik adalah ketika diolah daging ikan bandeng tidak berbau tanah, pertimbangan inilah yang digunakan oleh pemilik dalam memilih bahan baku.
Dalam menentukan jumlah bahan baku yang akan dibeli biasanya disesuaikan dengan kapasitas produksi perusahaan. Untuk bahan baku utama dan
bahan baku isian jumlah pembelian disesuaikan dengan kebutuhan untuk satu kali siklus produksi. Tetapi untuk bumbu-bumbu perusahaan biasanya membeli
kebutuhan untuk satu rangkaian produksi yaitu sebanyak empat kali proses produksi dalam seminggu.
b Penentuan Jumlah Bahan Baku Sebagai Persediaan
Untuk bahan baku utama dan bahan isian yang digunakan oleh perusahaan selalu habis terpakai, tidak ada sisa bahan baku dalam satu siklus produksi. Jadi
perusahaan tidak melakukan penyimpanan bahan baku sebagai persediaan. Tetapi untuk bumbu – bumbu yang digunakan perusahaan membeli dalam jumlah banyak
untuk memenuhi satu rangkaian siklus produksi yaitu sebanyak empat kali produksi dalam seminggu.
c Penentuan Cara dan Waktu Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku dilakukan oleh perusahaan saat akan melakukan produksi agar bahan baku tetap dalam keadaan segar ketika diolah. Jika dilihat
secara geografis lokasi perusahaan terbilang jauh dari lokasi produsen ikan bandeng. Tetapi, BANISI telah mengatasi hal ini dengan mengadakan kerjasama
dengan pedagang di pasar yang berlokasi tidak jauh dari lokasi produksi untuk menyediakan ikan bandeng yang berasal dari daerah Losari. Bahan baku lainnya
seperti daging ayam, daging sapi dan udang sebagai bahan isian dibeli di lokasi yang sama dengan lokasi pembelian ikan bandeng. Walaupun bahan baku yang
dibutuhkan terbilang musiman tetapi perusahaan telah mengatasi kendala ini dengan membuat perjanjian menggunakan sistem deposit kepada pedagang untuk
mengatasi kelangkaan bahan baku. Jadi secara keseluruhan, perusahaan tidak menghadapi masalah yang cukup berarti mengenai ketersediaan bahan baku.
d Hasil Analisis Aspek Bahan Baku
Dilihat dari analisis aspek bahan baku BANISI sampai saat ini belum pernah menemui kendala dalam pemenuhan bahan baku. Dapat dikatakan dari aspek
bahan baku usaha ini layak untuk dilaksanakan karena tidak ada hambatan bagi perusahaan baik dalam pemenuhan bahan baku maupun dalam penggunaannya.
Walaupun bahan baku yang digunakan bersifat musiman tetapi perusahaan telah menemukan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu bahan baku yang
ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya persediaan bahan baku di perusahaan, artinya bahan baku yang ada
selalu habis digunakan untuk proses produksi.
6.1.4 Aspek Manajemen