Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA
PENGOLAHAN BUAH
(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul,
Sawangan, Depok, Jawa Barat)
Henning Pury Asanti
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 / 1432 H
(2)
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH
(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)
Henning Pury Asanti
NIM: 105092002948
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 / 1432 H
(3)
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ” Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat), yang ditulis oleh Henning Pury Asanti dengan NIM 105092002948 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu tanggal 1 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si Dr. U. Maman Kh, M. Si
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Setyo Adhie, MM Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs. Acep Muhib, MM
(4)
SURAT PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2011
(5)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Henning Pury Asanti
Alamat : Jl. Pengantin Ali I Rt. 02/Rw. 06 No. 6A,
Ciracas, Jakarta Timur 13740 Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 14 Maret 1986
Kewarganegaraan : Indonesia
e-mail : [email protected]
PENDIDIKAN
1992 – 1998 : SD Negeri Lempuyang Wangi III Yogyakarta
1998 – 2001 : SLTP Negeri 1 Ende, NTT
2001 – 2004 : SMA Negeri 58 Jakarta
2005 – 2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ORGANISASI
2006 – 2007 : Manager Accounting Lembaga Semi Otonom
Campus Interpreneur Community
2007 – 2008 : Staf Dana Usaha BEM Jurusan Agribisnis
KEPANITIAAN
2007 : Sekretaris pada acara Workshop Kewirausahaan
2007 : Koordinator Konsumsi pada acara Diskusi Panel &
Munas IX POPMASEPI
2007 : Koordinator Acara Pelatihan Jurnalistik pada
(6)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus : CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau serta untuk semua kaum muslimin semoga kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat serta diberikan syafa’at oleh beliau.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Kedua orang tua yang tanpa lelah membimbing dan melindungi penulis selama ini, juga atas semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih tak terhingga untuk Bapak dan Ibuku tercinta atas apa yang telah diberikan pada putrimu ini. Love you so much.
2. Adik-adik tersayang Isna, Nimas, Ibnu, dan Ainur yang selalu menemani penulis dan memberikan semangat serta menghibur penulis saat penulis terserang penyakit lelah. Terima kasih atas kegilaannya selama ini sehingga penulis selalu bisa tersenyum.
(7)
3. Bapak Ir. Setyo Adhie, MM selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingannya.
4. Ibu Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak pengarahan dan atas bimbingannya.
5. Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku penguji I dalam sidang munaqosyah yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan penulis.
6. Bapak Dr. U. Maman Kh, M.Si selaku penguji II dalam sidang munaqosyah yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan penulis.
7. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan penulis. 8. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.
9. Ibu Maria Gigih Sandy selaku pemimpin CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul tempat penulis melakukan penelitian yang telah bersedia membantu penulis dalam pengumpulan data-data.
10.Karyawan-karyawan yang bekerja di tempat penulis melaksanakan penelitian. Mba Mul, Dian, Bang Dede, Agus, dan Fajar yang telah membantu dalam proses penelitian.
11.Teman-teman seperjuangan Agri ’05 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Hanya satu yang ingin penulis sampaikan, tetaplah kita menjaga
(8)
tali persahabatan dan persaudaraan kita, tetap semangat, dan saling mendoakan. Bersemangat!!
12.Seseorang di hati yang Insyaallah nantinya menjadi pelabuhan terakhirku. Kakakku Fajar Pambudi Riyanto. Semoga selalu dapat menjadi kakak, teman hidup, dan sahabat untuk sekarang, nanti, dan selamanya. Terima kasih selalu menyemangati dan menghibur penulis. Thank you so much for your love.
13.Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari semua pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2011
(9)
RINGKASAN
HENNING PURY ASANTI, Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat). (Di bawah bimbingan SETYO ADHIE dan ENY DWININGSIH).
Permintaan terhadap produk olahan buah dewasa ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan perubahan perilaku masyarakat modern yang menyukai mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis, khususnya kemasan kecil dan mempunyai masa kadaluarsa yang lebih lama dari buah segar. Kecenderungan masyarakat yang dewasa ini menyukai produk olahan menjadikan peningkatan permintaan produk olahan terhadap buah sebagai peluang dalam peningkatan dan pengembangan nilai tambah buah-buahan menjadi produk-produk olahan seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan produk olahan buah lainnya. Hal ini yang menyebabkan banyak pelaku usaha bergerak dalam industri pengolahan makanan dan minuman khususnya yang berbahan dasar buah. CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul merupakan salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan dasar buah. Usaha pengolahan buah yang dijalankan diharapkan dapat memberikan keuntungan. Oleh karena itu, agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tercapai terlebih dahulu dilakukan sebuah studi kelayakan untuk menilai investasi yang ditanamkan di perusahaan tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan. Apabila usaha tersebut layak untuk dijalankan maka akan memberikan keuntungan atau tidak, sehingga dapat meminimalkan atau menghindari resiko kerugian keuangan yang penuh ketidakpastian di masa yang akan datang agar penanaman investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut tidak sia-sia.
Perusahaan tempat penelitian ini dalam menjalankan usahanya belum melakukan analisis kelayakan khususnya dari segi finansial atau keuangannya untuk mengetahui kelayakan dalam penanaman investasinya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk perusahaan mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan perusahaannya dan dapat dijadikan sebuah model yang dapat diadopsi oleh para petani buah khususnya di daerah sekitar perusahaan dan para petani di daerah lainnya pada umumnya agar dapat lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan nilai tambah dari buah-buahan yang produksinya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kelayakan finansial pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, (2) Menganalisis sensitivitas kelayakan finnansial pengolahan buah apabila terjadi perubahan biaya dan pendapatan.
Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan lokasi perusahaan di Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. Tempat penelitian ini dipilih
(10)
atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pengolahan buah yang memiliki kapasitas produksi paling besar dan melakukan diversifikasi produk diantara perusahaan lain yang terdapat di wilayah yang sama. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, analisis data dengan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan misalnya untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek teknis atau operasi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan, dan aspek pasar yang terdapat pada perusahaan tersebut. Metode kuantitatif dilakukan dengan perhitungan data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan penggunaan angka kuantitatif. Penggunaan angka kuantitatif pada studi kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pengolahan buah dengan menggunakan kriteria penilaian kelayakan yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Return On Investment (ROI), Payback Period (PP), dan Break Event Point (BEP).
Hasil analisis kelayakan finansial dapat disimpulkan bahwa menggunakan sumber dana 100% modal sendiri, 50% modal pinjaman, dan 100% modal pinjaman selama 5 tahun dinyatakan layak yang ditandai dengan nilai NPV pada DF 14% positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga Bank (14%), dan nilai Net B/C lebih besar dari satu. Hasil analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan sebesar 9% dinyatakan layak, serta penurunan penerimaan sebesar 10% dinyatakan tidak layak. Sedangkan kombinasi antara kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik sebesar 9% dengan penurunan penerimaan sebesar 10% dinyatakan tidak layak, sehingga dapat disarankan: (1) Usaha ini sebaiknya dikembangkan ke arah industri pengolahan yang lebih besar mengingat citra produk CV. WPIU sudah baik di mata masyarakat. Namun perlu diwaspadai saat terjadi kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan serta penurunan penerimaan karena sangat mempengaruhi kelayakan finansial perusahaan dan (2) Usaha ini dapat dijadikan contoh dan model yang baik untuk diadopsi oleh berbagai pihak yang ingin menekuni usaha sejenis, khususnya bagi para petani buah agar lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan nilai tambah buah sehingga didapatkan keuntungan yang lebih besar.
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Landasan Teori ... 6
2.1.1. Produk Olahan Buah ... 6
2.1.1.1. Jus atau Sari Buah ... 6
2.1.1.2. Sirup Buah ... 11
2.1.2. Pengertian Studi Kelayakan ... 13
2.1.3. Aspek Studi Kelayakan ... ... 15
2.1.4. Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial...19
2.2. Penelitian Terdahulu ... 22
2.3. Kerangka Pemikiran ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
3.2. Sumber Data ... 26
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 27
3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 27
(12)
3.4.2. Penyusutan ... 29
3.4.3. Net Present Value (NPV) ... 29
3.4.4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) ... 30
3.4.5. Internal Rate of Return (IRR) ... 31
3.4.6. Return On Investment (ROI) ... 32
3.4.7. Payback Period (PP) ... 32
3.4.8. Break Event Point (BEP) ... 32
3.4.9. Analisis Sensitivitas ... 33
3.5. Definisi Operasional ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36
4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 36
4.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 37
4.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37
4.4. Perkembangan Usaha ... 38
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
5.1. Aspek Teknis ... 40
5.2. Aspek Manajemen ... 45
5.3. Aspek Hukum ... 46
5.4. Aspek Ekonomi dan Sosial ... 47
5.5. Aspek Lingkungan ... 48
5.6. Aspek Pasar ... 48
5.7. Aspek Keuangan ... 51
5.7.1. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana ... 51
5.7.1.1. Modal Reinvestasi ... 51
5.7.1.2. Modal Kerja ... 53
5.7.2. Penerimaan Perusahaan ... 56
5.7.3. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 57
5.7.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan Menggunakan Pinjaman ... 61
5.7.4.1. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal Pinjaman ... 61
5.7.4.2. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Pinjaman ... 63
(13)
5.7.5. Analisis Sensitivitas Pengolahan Buah
CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 65
5.7.5.1. Sumber Dana 100% Modal Sendiri ... 65
5.7.5.2. Sumber Dana 50% Modal Pinjaman ... 71
5.7.5.3. Sumber Dana 100% Modal Pinjaman ... 75
5.7.6. Perbandingan Hasil Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
6.1. Kesimpulan ... 82
6.2. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Produksi buah-buahan per tahun di Indonesia ... 1 2. Modal reinvestasi tahun 2009 ... 53 3. Biaya tetap yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan
produksi tahun 2009 s/d 2013 ... 54 4. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan per bulan dalam
melaksanakan produksi selama tahun 2009 ... 55 5. Total biaya yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan
produksi selama tahun 2009 ... 56 6. Penerimaan perusahaan per bulan tahun 209 s/d 2013 ... 57 7. Hasil analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal
Sendiri ... 58 8. Analisis Break Event Point Jus dan Sirup Buah CV. WPIU
Tahun ke-1 (Tahun 2009) ... 59 9. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100%
Modal Sendiri ... 60 10. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal
Pinjaman ... 61 11. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 50%
Modal Pinjaman ... 62 12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal
Pinjaman ... 63 13. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100%
Modal Pinjaman ... 64 14. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri...66 15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 66 16. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 67 17. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 68 18. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
(15)
19. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 69 20. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga
jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 70 21. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman...71 22. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 71 23. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 72 24. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 73 25. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman...73 26. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga
jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 74 27. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman...75 28. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan,
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... 76 56. Perbandingan Hasil Kelayakan Finansial dalam Berbagai
Penggunaan Sumber Dana ... 78 57. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100%
Modal Sendiri ... 79 58. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 50%
Modal Pinjaman ... 80 59. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100%
(16)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Diagram Alir Pengolahan Sari Buah ... 10
2. Diagram Alir Pengolahan Sirup Buah ... 13
3. Kerangka Pemikiran ... 25
4. Struktur Organisasi CV.WPIU ... 38
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Pertanyaan ... 85
2. Proses Produksi Jus Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 89
3. Proses Produksi Sirup Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 90
4. Laju Inflasi Nasional Periode 2004 - 2009 ... 91
5. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode 2004 - 2009 ... 91
6. Rekapitulasi Modal Reinvestasi Tahun 2009 CV. WPIU ... 92
7. Rekapitulasi Biaya Tetap CV. WPIU ... 93
8. Rekapitulasi Biaya Tidak Tetap CV. WPIU ... 94
9. Analisa Pendapatan dan Biaya CV. WPIU ... 95
10. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Sendiri ... 96
11. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal Pinjaman ... 96
12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Pinjaman ... 97
13. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri...97
14. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 98
15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 98
16. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 99
17. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri...99 18. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
(18)
Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... ... 10 0
19. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan
Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... ... 10 0
20. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Sendiri ... ... 10 1
21. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Sendiri ... ... 10 1
22. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Sendiri ... ... 10 2
23. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Sendiri ... ... 10 2
24. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap
dengan 100% Modal Sendiri ... 103 25. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... ... 10 3
(19)
26. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual
tetap dengan 100% Modal Sendiri ... 104
27. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ... ... 10 4
28. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman... 105
29. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 105
30. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... ... 10 6
31. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... ... 10 6
32. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal
Pinjaman... 107
33. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal
Pinjaman ... ... 10 7
34. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal
(20)
Pinjaman ... ... 10 8
35. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50%
Modal Pinjaman ... 108
36. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50% Modal
Pinjaman ... 109
37. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50% Modal
Pinjaman ... ... 10 9
38. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50%
Modal Pinjaman ... 110
39. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap
dengan 50% Modal Pinjaman ... 110 40. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 111
41. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... 111
42. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,
harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ... ... 11 2
(21)
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman... 112
44. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 3
45. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 3
46. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga
Jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 4
47. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan
Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman... 114
48. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal
Pinjaman ... ... 11 5
49. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal
Pinjaman ... ... 11 5
50. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Pinjaman ... ... 11 6
51. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan
(22)
100% Modal Pinjaman ... ... 11 6
52. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan
100% Modal Pinjaman ... ... 11 7
53. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%
Modal Pinjaman ... ... 11 7
54. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual
tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 8
55. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual
tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 8
56. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga
jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 9
57. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku, dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,
harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ... ... 11 9
(23)
58. Layout CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ... ... 12 0
59. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Skripsi ... ... 12 1
60. SNI 01 – 0222 – 1995, Bahan Tambahan Makanan ... ... 12 2
(24)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki potensi besar dalam hal perkembangan pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah hortikultura. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan dalam hal produksi. Tabel 1 menunjukkan jumlah produksi buah-buahan per tahun di Indonesia.
Tabel 1. Produksi buah-buahan per tahun di Indonesia
No Jenis Buah Tahun (ton)
2005 2006 2007 2008 2009
1 Mangga 1.412.884 1.621.997 1.818.619 2.013.121 2.243.440 2 Jeruk 2.214.019 2.565.543 2.625.884 2.311.581 2.131.768 3 Pepaya 548.657 643.451 621.524 653.276 772.844 4 Nanas 925.082 1.427.781 2.237.858 1.272.761 1.558.196
5 Durian 566.205 747.848 594.842 602.694 797.798 6 Manggis 64.711 72.634 112.722 65.133 15.558 7 Belimbing 65.967 70.298 59.984 66.700 72.443
8 Rambutan 657.579 801.077 705.823 851.240 986.841 9 Salak 937.930 861.950 805.879 712.263 829.014 10 Jambu Biji 178.509 196.180 179.474 207.025 220.202
11 Sirsak 75.767 84.373 55.798 49.158 65.359 12 Markisa 82.892 119.683 106.788 135.541 120.796 Sumber : Biro Pusat Statistik, 2010
Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi buah-buahan khususnya buah nanas, belimbing, dan jambu biji cenderung meningkat setiap tahun walaupun untuk buah nanas pada tahun 2008 mengalami penurunan produksi sebesar 965.097 ton menjadi 1.272.761 ton dari tahun sebelumnya. Produksi buah belimbing dan jambu biji juga mengalami penurunan di tahun yang sama yaitu
(25)
pada tahun 2007, namun jika di lihat secara keseluruhan jumlah produksi buah-buahan khususnya nanas, belimbing, dan jambu biji cenderung meningkat.
Permintaan terhadap produk olahan buah dewasa ini juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan perubahan perilaku masyarakat modern yang menyukai mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis, khususnya kemasan kecil dan mempunyai masa kadaluarsa yang lebih lama dari buah segar. Menurut Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia (2010 : 10), permintaan produk olahan buah seperti sari buah atau jus sebesar 76.565 ton pada tahun 2006 dengan prediksi pertumbuhan permintaan 7% per tahun dengan total permintaan pada tahun 2010 mencapai 368.875 ton. Kecenderungan masyarakat yang dewasa ini menyukai produk olahan menjadikan peningkatan permintaan produk olahan terhadap buah sebagai peluang dalam peningkatan dan pengembangan nilai tambah buah-buahan menjadi produk-produk olahan seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan produk olahan buah lainnya. Hal ini yang menyebabkan banyak pelaku usaha bergerak dalam industri pengolahan makanan dan minuman khususnya yang berbahan dasar buah.
CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul merupakan salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan dasar buah. Bermula dari ketersediaan bahan baku yang berlimpah di kota Depok, perusahaan ini menciptakan produk-produk olahan buah berkualitas dengan basis hasil pertanian kebanggaan kota Depok, yaitu buah belimbing dewa, didampingi buah lainnya seperti jambu biji merah, wortel dan nanas. Produk yang dihasilkan adalah jus dan sirup berbahan dasar buah belimbing, jambu biji merah, dan nanas dengan
(26)
tambahan wortel. Pengolahan jus dan sirup buah dilakukan dengan menggunakan teknologi pengolahan sederhana karena merupakan home industry. Usaha pengolahan buah yang dijalankan diharapkan dapat memberikan keuntungan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tercapai terlebih dahulu dilakukan sebuah studi kelayakan untuk menilai investasi yang akan ditanamkan di perusahaan tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan. Apabila usaha tersebut layak untuk dijalankan maka akan memberikan keuntungan atau tidak, sehingga dapat meminimalkan atau menghindari resiko kerugian keuangan yang penuh ketidakpastian di masa yang akan datang baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan agar penanaman investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut tidak sia-sia.
Perusahaan tempat penelitian ini dalam menjalankan usahanya belum melakukan analisis kelayakan khususnya dari segi finansial atau keuangannya untuk mengetahui kelayakan dalam penanaman investasinya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk perusahaan mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan dan keberlangsungan perusahaannya dan dapat dijadikan sebuah model yang dapat diadopsi oleh para petani buah khususnya di daerah sekitar perusahaan dan para petani di daerah lainnya pada umumnya agar dapat lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan nilai tambah dari buah-buahan yang produksinya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mengkaji lebih dalam tingkat kelayakan finansial perusahaan dalam judul
(27)
“Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus : CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan finansial pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul?
2. Bagaimana sensitivitas kelayakan finansial CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul jika terjadi penambahan biaya dan penurunan pendapatan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan finansial pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul.
2. Menganalisis sensitivitas kelayakan finnansial pengolahan buah apabila terjadi perubahan biaya dan pendapatan.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan menganalisis kelayakan finansial pengolahan jus buah dan sirup buah selama lima tahun. Data-data terakhir yang diambil meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, aspek hukum, dan aspek keuangan berupa data-data keuangan adalah pada akhir tahun 2009. Batasan ini
(28)
dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal waktu, biaya, dan tenaga.
1.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya studi kelayakan usaha. 2. Bagi perusahaan
Mengetahui kelayakan usaha dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha mendatang.
3. Bagi pembaca a. Akademis
Memberikan bahan referensi dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
b. Dinas Pertanian Kota Depok
Memberikan bahan referensi dalam melakukan kegiatan pengembangan pertanian khususnya memajukan para petani di daerah Kota Depok dengan mengadopsi hasil penelitian sehingga para petani dapat meningkatkan nilai tambah hasil panen buah-buahannya.
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Produk Olahan Buah
Kecenderungan masyarakat mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis menjadikan buah dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan produk olahan buah lainnya. Salah satunya adalah mengolah buah menjadi jus atau sari buah dan sirup buah.
2.1.1.1. Jus atau Sari Buah
Menurut Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000 : 1), jus adalah sari buah encer yang diperoleh dari hasil pengepresan daging buah yang dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir.
Jus buah dapat dibedakan menjadi jus jernih (clear juice) dan jus keruh (cloudy juice). Contoh jus jernih adalah jus apel, anggur, pir, dan peach. Contoh jus keruh adalah jus nanas, mangga, sirsak, jeruk, dan jambu biji. Jus dapat dibuat dari satu jenis buah (single fruit juice) ataupun gabungan dari beberapa jenis buah (mixed fruits juice) (Suratin, 2007 : 9).
Perbedaan pengertian antara jus buah (fruit juice) serta minuman rasa buah (fruit drink) adalah jus buah didefinisikan sebagai cairan yang diperoleh dari buah-buahan segar melalui proses mekanis (seperti pemerasan), sehingga memiliki warna, aroma, dan cita rasa yang sama seperti pada buah aslinya. Jus
(30)
buah biasanya dijual dalam bentuk 100 persen jus, 70 persen jus, atau 50 persen jus. Minuman 100 persen jus artinya jus tersebut betul-betul merupakan cairan hasil perasan dari buah asli dan dikemas tanpa proses pengenceran. Sedangkan istilah minuman rasa buah berarti minuman tersebut tidak mengandung unsur buah sama sekali, tetapi dibuat dengan cara menambahkan cita rasa atau flavor buah (Suratin, 2007 : 9).
Menurut Pujimulyani (2009 : 121-126), tahap-tahap proses produksi jus atau sari buah adalah sebagai berikut:
1. Sortasi, pengupasan, dan pencucian
Buah disortasi dan dipilih yang matang serta bebas dari kerusakan (biologis maupun mekanis). Setelah disortasi buah dikupas dan dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran, noda, debu serta kotoran lain yang tidak dikehendaki.
2. Pemotongan dan penghilangan biji
Setelah bahan bersih dan bebas dari kerusakan kemudian dilakukan pemotongan bahan menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran kurang lebih 5 cm yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi blanching. 3. Blanching
Buah yang telah dibelah kemudian di blanching pada suhu kurang lebih 85oC selama kurang lebih 10 menit. Pengukuran suhu dilakukan dengan mengukur suhu uap (steam) menggunakan thermometer.
(31)
4. Ekstraksi
Ekstraksi buah dimaksudkan untuk mengeluarkan air dalam buah tersebut. Buah dihancurkan sampai menjadi bubur kemudian disaring. Untuk mendapatkan ekstrak lebih banyak, biasanya dilakukan dengan alat press. 5. Penyaringan
Bubur buah hasil ekstraksi kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring yang menghasilkan sari buah segar.
6. Penjernihan
Cara penjernihan dengan menggunakan sentrifugasi atau filtrasi dengan menambahkan suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan komponen sari buah. Penambahan senyawa tersebut merangsang pembentukan endapan dengan membawa bahan-bahan lain dalam suspensi. Bahan yang biasa ditambahkan yaitu gelatin.
7. Stabilisasi
Penampakan keruh pada sari buah keruh dipengaruhi oleh kestabilan suspensinya yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya pengendapan. Upaya untuk mempertahankan sistem dispersi tersebut dengan menambah zat penstabil yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kecenderungan penggabungan partikel dan pengendapan. Zat penstabil yang dapat ditambahkan yaitu hidrokoloid misalnya CMC (Johanes, 1973 dalam Pujimulyani, 2009 : 124-125).
(32)
8. Pasteurisasi
Pemanasan sebagai tahap pengawetan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sari buah. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 80oC selama 20 menit.
9. Pembotolan dan penghilangan udara (Exhausting)
Sari buah yang telah dipasteurisasi kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah disterilkan dengan kapasitas 250 ml. Air buah yang dimasukkan masih dalam keadaan panas, hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kontaminan yang terikut. Sebelum dilakukan penutupan botol, sisa udara yang terdapat dalam botol dihilangkan dengan pemanasan menggunakan air mendidih selama kurang lebih 5 menit.
10.Penutupan
Tahap selanjutnya adalah penutupan yang merupakan proses finishing dari pembuatan jus atau sari buah yaitu menutup botol yang terisi sari buah. Hal ini dimaksudkan supaya sari buah tetap higienis dan aman dari pengaruh udara luar.
(33)
Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Sari Buah
(Sumber: Pujimulyani, 2009 : 123) Sortasi, pengupasan, dan pencucian
Pemotongan dan penghilangan biji
Blanching
Ekstraksi
Penyaringan
Penjernihan
(sentrifugasi/filtrasi/gelatin)
Pencampuran dengan stabilizer (CMC/gum arab/bahan hidrokoloid)
Pasteurisasi
Pembotolan
Exhausting
Penutupan Buah
Sari buah
Sari buah dalam botol
(34)
2.1.1.2. Sirup Buah
Menurut SNI 0153-1993, sirup adalah larutan gula pekat (Saccharosa high fruktose syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan (Pujimulyani, 2009 : 128). Sirup yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain (Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000 : 1).
Menurut Pujimulyani (2009 : 121-129), tahap-tahap proses produksi sirup buah adalah sebagai berikut:
1. Sortasi, pengupasan, dan pencucian
Buah disortasi dan dipilih yang matang serta bebas dari kerusakan (biologis maupun mekanis). Setelah disortasi buah dikupas dan dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran, noda, debu serta kotoran lain yang tidak dikehendaki.
2. Pemotongan dan penghilangan biji
Setelah bahan bersih dan bebas dari kerusakan kemudian dilakukan pemotongan bahan menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran kurang lebih 5 cm yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi blanching. 3. Blanching
Buah yang telah dibelah kemudian di blanching pada suhu 100oC selama 5 menit dengan menggunakan asam sitrat.
(35)
4. Ekstraksi
Ekstraksi buah dimaksudkan untuk mengeluarkan air dalam buah tersebut. Buah dihancurkan sampai menjadi bubur dan ditambahkan aquades.
5. Penyaringan
Bubur buah hasil ekstraksi kemudian disaring dengan kain saring dan menghasilkan ekstrak kasar.
6. Pasteurisasi
Selanjutnya dilakukan pengolahan dengan penambahan asam sitrat untuk meningkatkan cita rasa minuman dan membuat suasana asam, kemudian ditambahkan CMC untuk penstabil dan gula pasir untuk pemanis. Pemanasan dilakukan pada suhu 100oC selama 20 menit.
(36)
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Sirup Buah (Sumber: Pujimulyani, 2009 : 130)
2.1.2. Pengertian Studi Kelayakan
Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun-tahun dalam jangka panjang memberikan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan investasi terlebih dahulu mengkaji studi kelayakan khususnya aspek finansial dan
Sortasi
Pengupasan
Blanching suhu 100oC dalam waktu 5 menit dengan asam sitrat
Penghancuran
Penyaringan dengan kain saring
Pendidihan 20 menit
Buah
Bubur buah
Ekstrak buah CMC 0,1%
Asam sitrat 0,128% Ekstrak : gula pasir
(100:130)
Sirup buah
(37)
ekonomi (Soeharto, 1999 : 109). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis resiko dengan menggunakan suatu asumsi tertentu, baik mengenai biaya yang dikeluarkan untuk investasi maupun pemasukan dari pendapatan yang akan diperoleh atau faktor-faktor lain. Suatu asumsi tidak akan selalu tepat karena memiliki resiko berbeda atau meleset dari kenyataan, maka untuk mendapatkan hasil yang optimal adalah dengan menggunakan cara memisahkan analisis keputusan investasi dengan keputusan pendanaan (financing decision). Keputusan investasi mencoba menentukan proyek atau aset apa saja yang akan dipilih dan berapa besar biayanya, sedangkan keputusan pendanaan menentukan bagaimana dan dari mana proyek dibiayai, sehingga setelah pemilihan usulan investasi dianalisis dengan berbagai kriteria (misalnya, NPV atau IRR) maka langkah selanjutnya adalah mencoba mengaitkan dengan keputusan pendanaan dan melihat bagaimana kemungkinan interaksi yang terjadi (Soeharto, 1999 : 111).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008 : 6), pengertian kelayakan adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut.
Menurut Umar (2005 : 8), Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak
(38)
bisnis yang dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
Menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dengan perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang (time value money), nilai pinjaman beserta cicilan (kredit), serta perhitungan penyusutan terhadap aset yang digunakan (Ibrahim, 2003 : 7).
2.1.3. Aspek Studi Kelayakan
Menentukan penilaian studi kelayakan, terlebih dahulu harus mengetahui tahapan dari aspek-aspek kelayakan usaha. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek Teknis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis dari aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 145).
2. Aspek Manajemen
Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara
(39)
teknis (jenis pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada kegiatan usaha, disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur organisasi yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan (Ibrahim, 2003 : 95).
3. Aspek Hukum
Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya yang meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 23).
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut (Suratman, 2001 : 29).
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek sosial dan ekonomi terdiri dari dampak positif dan negatif yang akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya yaitu memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya dan pemerintah pada umumnya yaitu memberikan pemasukan berupa berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 193).
(40)
5. Aspek Lingkungan
Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan di sekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun di luar suatu proyek yang akan dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau proyek akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar rencana lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah ada sebaliknya maupun dampak kumulatif dari rencana usaha dan atau kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 203).
6. Aspek Pasar
Menurut Ibrahim (2003 : 100), faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran, antara lain:
a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan di masa yang akan datang.
b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan market space (market potensial) yang tersedia di masa yang akan datang. c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi.
d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang.
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah direncanakan.
(41)
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, Walker, dan Larreche, 2000 : 4). Bauran pemasaran merupakan kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya. Kombinasi dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi (Kotler, 2004 : 18).
7. Aspek Keuangan
Kajian aspek keuangan dalam studi kelayakan berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pelaksanaannya serta mencari sumberdaya yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Suratman, 2002: 140). Keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:
a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh. b. Kebutuhan biaya investasi.
c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
d. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan. e. Kriteria penilaian investasi.
(42)
f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 87).
2.1.4. Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial
Pelaksanaan dari sebuah proyek dapat diketahui memberikan keuntungan atau tidak dengan melakukan evaluasi proyek, yaitu dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek dengan menggunakan kriteria penilaian kelayakan finansial. Kriteria penilaian kelayakan finansial yang digunakan sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Teknik NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak, dengan cara mengurangkan antara present value (nilai saat ini) dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cashflow dengan initial cashflow (initial investment). Metode NPV yaitu menghitung selisih nilai sekarang penerimaan kas bersih dari investasi yang diperlukan (Suratman, 2002 : 120). NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan present value dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar, 2005 : 200). NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 100).
(43)
2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif dengan net benefit yang telah didiskon negatif. B/C Ratio merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi (Ibrahim, 2003 : 151). Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif dengan jumlah present value yang negatif (Gray, 2005 : 74).
3. Internal Rate of Return (IRR)
Penentuan layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi adalah dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau diisyaratkan (Suratman, 2002 :132). Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal (Umar, 2005 : 198). IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 102). 4. Return On Investment (ROI)
ROI merupakan pengembalian atas investasi yaitu perbandingan antara pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002 : 95). ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 206).
(44)
5. Payback Period (PP)
Penentuan layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi, cukup membandingkan antara waktu pengembalian jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomi proyek (Suratman, 2002 : 112). Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (Umar, 2005 : 197). PP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 98).
6. Break Event Point (BEP)
BEP merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan kata lain pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi (Fatah, 1994 : 45). Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan seperti jumlah produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2005 : 202).
7. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas untuk mengkaji sejauhmana perubahan unsure-unsur dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih (Soeharto, 2002 : 122). Penentuan resiko investasi adalah dengan dilakukannya analisis sensitivitas didasarkan pada kemungkinan yang paling
(45)
optimis sampai pada kemungkinan yang paling pesimis (Suratman, 2002 : 142). Analisis Sensitivitas merupakan suatu cara untuk mengetahui pengaruh pada solusi optimal yang dihasilkan oleh perubahan variabel-variabel kritis yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan (Suherman, 2004 : 8).
2.2. Penelitian Terdahulu
Rustiana (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Puree Mangga di CV. Promindo Utama, Cirebon, Jawa Barat. Dapat diketahui bahwa hasil aspek non-finansial menunjukkan bahwa usaha pengolahan puree mangga telah layak untuk dilaksanakan. Ditinjau dari aspek pasar, potensi pasar puree mangga dinilai telah memadai yaitu pangsa pasar berupa industri hilir. Ditinjau dari aspek teknis, pemilihan lokasi unit pengolahan puree mangga dinilai sangat tepat. Ditinjau dari aspek manajemen, pelaksanaan kegiatan unit pengolahan diharapkan akan terorganisasi dengan baik. Dari aspek sosial, pengembangan unit pengolahan puree mangga ini telah meningkatkan pendapatan petani serta membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar dan dari aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan tidak mencemari sekitar.
Hasil aspek keuangan menunjukkan bahwa usaha pengolahan puree mangga ini layak untuk dijalankan jika menggunakan bahan baku mangga Harumanis grade C. Nilai NPV yang diperoleh unit pengolahan selama 10 tahun yaitu sebesar Rp. 346.825.522,- dengan kapasitas mesin sebesar 78.000 kg selama 5 bulan masa produksi per tahunnya, nilai IRR sebesar 87,26 persen, nilai Net B/C sebesar 6,14 dan Payback Period 2 tahun 2,6 bulan.
(46)
Manijo (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Jagung pada Proyek Agribisnis BPPT Pemda Sumedang, Sumedang, Jawa Barat. Ditinjau dari aspek pasar, telah memiliki peluang pasar yang cukup baik karena besarnya permintaan pasar. Dari aspek teknis, usaha ini layak dikembangkan karena secara teknis tempat pengolahan dekat dengan tempat produksi bahan baku, ketersediaan tenaga kerja yang cukup berpengalaman serta sarana dan prasarana yang dimiliki cukup memadai. Ditinjau dari aspek sosial telah memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar seperti pembukaan lapangan kerja baru dan peningkatan keterampilan petani serta peningkatan pendapatan petani.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dan ekonomi, usaha pengolahan jagung ini layak untuk dijalankan karena memberikan nilai NPV positif, Net B/C lebih besar dari satu, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku di pasaran, dan Payback Period kurang dari umur ekonomis proyek. Jika dilihat dari analisis sensitivitasnya, kelayakan finansial untuk proyek ini tidak layak untuk dijalankan ketika terjadi penurunan produksi sebesar 15,38% dan penurunan harga jual sebesar 23,33%. Untuk kelayakan ekonominya tidak layak untuk dikembangkan ketika terjadi penurunan produksi sebesar 15,38% dan kenaikan biaya produksi sebesar 5% dikarenakan proyek ini akan mengalami kerugian sehingga tidak dapat memberikan manfaat yang positif terhadap masyarakat.
(47)
2.3. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan olahan minuman buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan menggunakan beberapa tahap. Hal yang pertama adalah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung untuk mencari informasi tentang permasalahan yang terdapat di perusahaan tersebut dengan mengetahui data-data tentang aspek-aspek kelayakan yang berkaitan dengan kelayakan usaha, seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek lingungan, serta berkaitan dengan kelayakan finansial yaitu aspek keuangan perusahaan.
Kebutuhan dan sumber dana terdiri dari modal reinvestasi dan modal kerja berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut secara keuangan dapat dikatakan layak dari data biaya dan pendapatan maka dilakukan beberapa pengukuran kriteria penilaian kelayakan yaitu NPV, Net B/C, IRR, ROI, Payback Period, dan BEP. Untuk mengestimasi adanya perubahan harga di masa yang akan datang maka dilakukan analisis sensitivitas. Kemudian dari data-data keuangan tersebut diolah dan kemudian dianalisis sehingga didapatkan hasil data yang diperlukan. Setelah mendapatkan hasil tentang studi kelayakan finansial pada perusahaan maka dapat disimpulkan apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dikatakan layak maka usaha tersebut dapat terus dilaksanakan dan rekomendasi difokuskan pada pengembangan perusahaan ke depan, sedangkan apabila usaha tersebut tidak layak maka perusahaan tersebut harus mengadakan evaluasi dan perbaikan dalam usaha dan adanya pengefisienan terhadap biaya yang dikeluarkan dan perlu adanya
(48)
perbaikan dalam perusahaan. Untuk lebih jelas, maka kerangka pemikiran dapat diuraikan pada Gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul
Visi dan Misi
Pengolahan Buah Segar Menjadi Jus dan Sirup Buah
Aspek Keuangan 1. Analisis Kelayakan Finansial
Pengolahan Buah
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C)
Return On Investment (ROI)
Payback Period (PP)
Break Event Point (BEP)
2. Analisis Sensitivitas Pengolahan Buah
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C)
Payback Period (PP)
Layak
Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah
Tidak Layak
(49)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan lokasi perusahaan di Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. Tempat penelitian ini dipilih atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pengolahan buah yang memiliki kapasitas produksi paling besar dan melakukan diversifikasi produk diantara perusahaan lain yang terdapat di wilayah yang sama. Selain itu perusahaan ini juga memiliki potensi perkembangan yang baik pada masa yang akan datang dan adanya transparansi data-data yang dapat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan.
3.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh berupa data langsung dari perusahaan yang berupa observasi dan wawancara dengan pimpinan CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, dan karyawan di bidang pengolahan. Hal ini dilakukan antara lain untuk mengetahui aspek-aspek kelayakan yang terdapat pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul yaitu data-data mengenai bauran pemasaran, layout perusahaan, struktur organisasi, penanganan lingkungan, perizinan perusahaan, dan data-data keuangan. Data primer tersebut digunakan dalam menganalisis studi kelayakan finansial.
(50)
Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi yang terkait. Data sekunder juga diperoleh melalui proses membaca, mempelajari, dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah, dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, bahan-bahan kuliah serta sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data-data dan keterangan yang diperlukan melalui beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, dan studi literatur. Observasi adalah pengumpulan data dengan observasi langsung atau mengamati objek penelitian secara langsung sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan perusahaan yaitu lokasi perusahaan, bagaimana layout pabrik tempat produksi, sistem pengawasan proses produksi, penanganan limbah, sarana dan prasarana produksi.
Wawancara adalah pengumpulan data yang melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan karyawan di bidang pengolahan yang memiliki informasi mengenai data-data perusahaan khususnya data-data keuangan. Studi literatur adalah pengumpulan data dengan studi literatur berupa buku-buku atau majalah, dokumen-dokumen, dan sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan aspek-aspek kelayakan usaha dan finansial.
3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Penulis melakukan analisis data dengan menggunakan dua metode analisis, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif
(51)
digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan misalnya untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek teknis atau operasi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan, dan aspek pasar yang terdapat pada perusahaan tersebut. Metode kuantitatif dilakukan dengan perhitungan data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan penggunaan angka kuantitatif. Penggunaan angka kuantitatif pada studi kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pengolahan buah.
3.4.1. Analisis Pendapatan
Menurut Niswonger (1992 : 197), pendapatan dari penjualan adalah seluruh total tagihan kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Pendapatan yaitu pertambahan harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah. Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan (untuk perusahaan dagang penjualan), sedangkan pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan (diluar pokok usaha). Menurut Soemarso (2002 : 274), pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Analisis pendapatan usaha dilakukan terhadap biaya kegiatan produksi dari awal pembuatan hingga pengemasan yang dilakukan dalam satu bulan. Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan yang diperoleh CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul. Terlebih dahulu dilakukan perhitungan penerimaan dengan rumus sebagai berikut:
(52)
Penerimaan usaha = P . Q
dimana : P = harga jual produk
Q = jumlah produk yang dihasilkan Perhitungan pengeluaran sebagai berikut:
Total biaya = BT + BV
dimana : BT = total biaya tetap BV = total biaya variabel Perhitungan pendapatan sebagai berikut:
Pendapatan = Penerimaan – Total biaya
3.4.2. Penyusutan
Menurut Suratiyah (2006 : 35), untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pda harga perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat bagi suatu usaha. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperhitungkan nilai penyusutan sekaligus digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis lurus. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Harga Beli – Nilai Sisa Penyusutan =
Umur Ekonomis
3.4.3. Net Present Value (NPV)
NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan present value dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar, 2005: 200). Rumus NPV adalah sebagai berikut:
(53)
n CFt
NPV = ∑ I0 t=1 ( 1 + K)t
dimana : CFt = aliran kas per tahun pada periode t I0 = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (discount rate) Kriteria penilaiannya adalah :
a. NPV positif berarti bahwa proyek tersebut mendapatkan keuntungan dan proyek dapat dilaksanakan.
b. NPV negatif berarti bahwa proyek tersebut berada dalam kerugian dan proyek tidak dapat dilaksanakan.
3.4.4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif dengan jumlah present value yang negatif (Gray, 2005 : 74). Rumus Net B/C adalah sebagai berikut:
n Bt - Ct
∑ ( untuk Bt – Ct > 0 ) t=0 (1 + i)t
Net B/C =
n Ct - Bt
∑ ( untuk Bt – Ct < 0 ) t=0 (1 + i)t
dimana : n = jumlah tahun t = tahun ke
Bt - Ct = benefit netto dalam tahun t
(54)
Kriteria penilaiannya adalah:
a. Jika Net B/C > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan. b. Jika Net B/C < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan.
Kasus perusahaan ini hanya menghitung manfaat langsung dari perusahaan berupa penerimaan yang didapat dari volume penjualan yang dikalikan dengan harga produk, dalam kasus ini tidak menghitung manfaat tidak langsung dari perusahaan berupa nilai kepercayaan konsumen dan nilai-nilai lain yang memiliki manfaat bersifat tidak langsung yang diterima perusahaan.
3.4.5. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal (Umar, 2005: 198). Rumus IRR adalah sebagai berikut:
n CFt I0 = ∑
t=1 ( 1 + IRR )t
dimana : t = tahun ke n = jumlah tahun I0 = nilai investasi awal
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Kriteria penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan maka investasi dapat diterima.
(55)
3.4.6. Return On Investment (ROI)
Pengembalian atas investasi (ROI) adalah perbandingan antara pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002 : 95). ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 206). Rumus ROI sebagai berikut:
Net Profit After Tax
ROI = x 100% Investasi
3.4.7. Payback Period (PP)
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (Umar, 2005: 197). Rumus PP adalah sebagai berikut:
Nilai investasi
Payback Period = x 1 tahun Kas Masuk Bersih
Kriteria penilaiannya adalah jika payback period lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima.
3.4.8. Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan kata lain pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi (Fatah, 1994 : 45).
(56)
Total biaya produksi BEP Produksi =
Harga penjualan
Total biaya BEP Harga =
Total produksi
3.4.9. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan proyek yang telah dilakukan. Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial terhadap apa yang dipilih (Fatah, 1994 : 96).
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan kriteria penilaian kelayakan finansial, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi yaitu, perubahan harga bahan bakar, perubahan harga bahan baku, perubahan harga bahan kemasan, dan perubahan penerimaan. Hal tersebut karena dapat mempengaruhi kondisi kelayakan usaha dari nilai NPV, Net B/C, IRR, ROI, dan Payback Period setelah terjadi perubahan akibat variabel-variabel diatas. Kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan sebesar 9% didapat dari rata-rata inflasi nasional periode 2004 – 2009 yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Penurunan penerimaan diasumsikan sebesar 10% dengan pertimbangan banyaknya pesaing pada usaha sejenis yang bermunculan. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas adalah 14% yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit investasi bank umum periode 2004 – 2009 yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun variabel-variabel
(57)
yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian diantaranya adalah:
1. Peningkatan harga bahan bakar sebesar 9% pada harga bahan bakar gas untuk proses produksi dan bahan bakar bensin untuk transportasi.
2. Peningkatan harga bahan baku sebesar 9% pada harga bahan baku buah (belimbing, jambu biji merah, nanas, dan wortel) dan harga bahan baku tambahan (gula pasir, CMC, dan bahan tambahan makanan (natrium benzoat, citrun, pewarna makanan, dan essense)).
3. Peningkatan harga bahan kemasan sebesar 9% pada kemasan botol (plastik dan kaca) dan kemasan karton pak.
4. Penurunan penerimaan 10 persen.
3.5. Definisi Operasional
1. Modal Reinvestasi adalah komponen biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi usaha perusahaan dalam meningkatkan jumlah produksi dan bersifat jangka panjang.
2. Modal Kerja adalah semua biaya yang dikeluarkan per periode dilaksanakannya kegiatan produksi perusahaan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
3. Perhitungan penyusutan dengan menghitung nilai sisa sebesar 10% dari harga awal pembelian.
4. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung pada perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan keluaran atau produk di dalam interval tertentu.
(58)
5. Biaya Tidak Tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi.
6. Total biaya adalah jumlah dari modal kerja dan biaya penyusutan yang dikeluarkan selama umur proyek berlangsung.
7. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga yang berlangsung sekarang yaitu sebesar 14% yang didapat dari rata-rata suku bunga kredit investasi bank umum periode 2004-2009 dan ditentukan berdasarkan ketetapan Bank Indonesia.
8. Rata-rata inflasi nasional periode 2004-2009 sebesar 9% untuk menentukan kenaikan harga bahan bakar, harga bahan baku, dan harga bahan kemasan. 9. Penerimaan diasumsikan mengalami penurunan sebesar 10% akibat adanya
pesaing dengan produk yang sama.
10.Sumber modal CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul untuk reinvestasi merupakan modal sendiri.
11.Perhitungan analisis kelayakan terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman dengan jumlah pinjaman sebesar 50%, dan modal pinjaman dengan jumlah pinjaman sebesar 100%.
12.Perhitungan analisis kelayakan tahun 2009 dianggap sebagai tahun pertama produksi dengan perhitungan umur proyek selama 5 tahun.
(59)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul (WPIU) merupakan salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan dasar buah. Perusahaan ini berdiri pada bulan September 2005 dengan pemiliknya adalah Ibu Maria Gigih Sandy. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernaung di bawah satu kesatuan kelompok kerja yaitu Babakan Agro Andalan Desa yang bergerak pada bidang pengolahan buah menjadi aneka macam produk olahan seperti jus, sirup, selai, dan instan. Seiring berjalannya waktu, kelompok kerja tersebut memisahkan diri untuk mendirikan usaha sendiri dengan nama sesuai yang diinginkan oleh pendirinya masing-masing. Salah satu kelompok yang memisahkan diri tersebut adalah CV. WPIU dengan membawa komitmen bahwa masing-masing kelompok memproduksi salah satu jenis hasil olahan buah sebagai produk utamanya, namun jika ingin memproduksi hasil olahan yang lain diperbolehkan seperti sirup, selai, dan dodol tetap diproduksi sesuai pesanan.
Merek dagang Winner Perkasa Indonesia Unggul dipilih adalah agar kelak perusahaan ini menjadi pemenang di dalam industri pengolahan buah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kata Indonesia diikutsertakan dalam penamaan merek dagang supaya bangsa Indonesia tidak selalu dilecehkan oleh bangsa-bangsa asing dan memberitahukan bahwa Indonesia memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang unggul dan berkualitas.
(60)
3.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah mensejahterakan masyarakat sekitar melalui pemberdayaan lingkungan guna menciptakan lapangan pekerjaan. Misi perusahaan ke depan adalah memenuhi kebutuhan pasar lokal secara optimal dan membudayakan cinta produk Indonesia. Berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan, maka perusahaan ini semakin melebarkan sayapnya menjadi sebuah perusahaan industri pengolahan yang lebih besar.
3.3. Struktur Organisasi Perusahaan
CV. WPIU adalah sebuah perusahaan berskala kecil yang bergerak di bidang pengolahan hasil hortikultura khususnya buah-buahan. Perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu organisasi garis atau lini yang dipimpin oleh Ibu Maria Gigih Sandy sebagai pemilik sekaligus pemimpin (komanditer) dan merangkap juga sebagai manajer tunggal. Jika Ibu Maria sedang ada keperluan di luar perusahaan maka tugas tersebut dialihkan kepada anaknya yang juga mempunyai saham pada perusahaan ini. Ibu Maria sebagai manajer tunggal sekaligus pemimpin dan pemilik (komanditer) membawahi empat staf pelaksana, yaitu bagian administrasi, bagian produksi, bagian finishing, dan bagian distribusi. Adapun tugas dari masing-masing pelaksana sebagai berikut: 1. Komanditer yaitu pemilik sekaligus pemimpin perusahaan yang mempunyai
kekuasaan penuh dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan keberlangsungan perusahaan.
2. Manajer yaitu pengawas dan pengendali yang bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi, finishing, distribusi, dan pemasaran.
(61)
3. Bagian administrasi yaitu staf pelaksana yang bertugas mencatat pengeluaran dan pemasukan kas yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
4. Bagian produksi yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan produksi hingga menghasilkan suatu produk.
5. Bagian finishing yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan pengemasan, pelabelan, dan pengepakan.
6. Bagian distribusi yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan penyaluran produk. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut.
---
Gambar 4. Struktur Organisasi CV.WPIU
3.4. Perkembangan Usaha
Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 2006 ini dari tahun ke tahun mengalami perkembangan terlihat dari peningkatan jumlah produksi selama 3 tahun hingga tahun 2009 dan masih bersifat fluktuatif. Tahun 2009 perusahaan ini melakukan reinvestasi dengan tujuan meningkatkan jumlah produksi dan saat ini (2011) peningkatan jumlah produksi mencapai kapasitas 1500 liter per hari. Hal ini bertujuan untuk mencapai target pasar khususnya lokal. Produk ini telah dikenal oleh berbagai lapisan sosial masyarakat dan dengan cita rasa khas buah Indonesia, produk-produk ini diharapkan menjadi pilihan pertama konsumen.
Manajer Komanditer
Bagian Produksi Bagian Finishing Bagian Distribusi Bagian
(62)
Perusahaan ini berada dalam lingkungan daerah Sawangan-Depok yang didalamnya terdapat sejumlah pesaing yaitu perusahaan sejenis dengan produk yang sama (jus dan sirup buah) dan penjual minuman dengan produk berbeda (es kelapa, minuman ringan, dan lain-lain). Kondisi dengan banyaknya pesaing tersebut perusahaan tetap memproduksi produknya secara kontinyu guna melengkapi keanekaragaman cita rasa minuman sebagai pilihan untuk konsumen.
Perusahaan ini selalu berupaya untuk memenuhi permintaan pasar yaitu dengan meningkatkan kapasitas produksinya hingga 150% dengan tingkat pendistribusian yang kontinyu setiap harinya. Usaha pembuatan jus dan sirup buah ini memiliki potensi dan prospek yang baik ke depan terlihat dari peningkatan permintaan dari konsumen. Koperasi dan sejumlah agen telah menjadi penyalur tetap produk-produknya. Saat ini CV. WPIU mendapat tawaran untuk memasok produknya ke beberapa supermarket dan hingga saat ini masih dalam proses. Berdasarkan produk, jus dan sirup buah yang dihasilkan merupakan minuman instan yang memiliki nilai gizi dan atribut yang lengkap. Informasi ini penting untuk disampaikan kepada konsumen sehingga dicetak pada label di setiap kemasan jus maupun sirup buah. Produk yang dihasilkan CV. WPIU sudah memiliki kelengkapan baik dari segi produksi yang selalu tersedia maupun kandungan gizi sehingga produk ini dapat diterima di supermarket dan pasar swalayan lainnya. Pengembangan pemasaran produk jus dan sirup buahnya juga telah sampai ke luar pulau Jawa seperti Riau dan sedang dalam proses mengirimkan produknya ke kota Dubai di kawasan Timur Tengah melalui koperasi.
(63)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Aspek Teknis
Aspek teknik yang diteliti pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul (WPIU) meliputi lokasi usaha, teknologi, proses produksi, dan layout. Perusahaan ini beralamatkan di Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Lokasi pabrik terletak di tengah-tengah perumahan yang berada agak jauh dari jalan raya yaitu sekitar satu kilometer. Transportasi menuju jalan raya tidak sulit karena jalan perumahan dilewati oleh angkutan umum. Perusahaan ini berada tidak jauh
dari perkebunan buah milik kelompok tani daerah setempat yaitu sekitar 2 kilometer sehingga untuk pasokan buah-buahan tidak mengalami kendala dan
berada di lingkungan perumahan dan sekolah yang menjadi pasar produknya. Produk jus dan sirup buah yang dihasilkan perusahaan ini menggunakan 3 bahan dasar buah yaitu belimbing, jambu biji merah, dan nanas yang di campur dengan wortel (mixed fruit). Jus buah dikemas dalam botol berbahan dasar plastik dengan ukuran isi 250 ml dan sirup buah dikemas dalam botol kaca berukuran isi 620 ml dengan diberi label masing-masing rasa. Setiap bulan perusahaan ini memproduksi 1.092 karton atau 26.208 buah botol jus buah dengan kapasitas perbotol 250 ml dan 157 karton atau 1.256 buah botol sirup buah dengan kapasitas perbotol 620 ml dengan asumsi produk rusak (reject) sebesar 2% per bulan produksi dan asumsi produk tidak terjual sebesar 2% per bulan produksi.
Perusahaan ini membeli buah belimbing dari pusat koperasi belimbing dewa atau petani belimbing yang berada di sekitar perusahaan, buah jambu biji
(1)
3.
Berapa jumlah biaya-biaya tidak tetap :
a.
Harga bahan baku:
Buah segar (belimbing, jambu biji merah, nanas, dan
wortel)?
Bahan tambahan makanan (gula pasir, CMC, dan BTM)?
b.
Gaji tenaga kerja tidak tetap?
c.
Bahan bakar gas?
d.
Kemasan botol :
Plastik untuk jus buah?
Kaca untuk sirup buah?
e.
Karton pak :
Untuk jus buah?
Untuk sirup buah?
f.
Transportasi?
g.
Listrik?
h.
Telpon?
i.
Air?
(2)
Lampiran 2. Proses Produksi Jus Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul
Sortasi
Penimbangan Pencucian
Blanching dan penirisan Ekstraksi
Filtrasi pertama Pemanasan larutan penstabil
Homogenisasi Pemasakan
Filtrasi kedua
Penambahan BTP, pengatur keasaman, dan pewarna makanan
Botol plastik ukuran 250 ml Komposisi buah : air = 1 : 5 Komposisi larutan CMC : air = 1 : 2
Komposisi buah : gula = 1 : 1
Buah
Ampas kasar
Ampas halus
Jus buah kemasan Pengemasan
Pelabelan
(3)
Lampiran 3. Proses Produksi Sirup Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul
Komposisi buah : air = 1 : 1 Komposisi larutan CMC : air = 1 : 1
Komposisi buah : gula = 1 : 2
Botol kaca ukuran 620 ml
Sortasi
Penimbangan Pencucian
Blanching dan penirisan Ekstraksi
Filtrasi pertama Pemanasan larutan penstabil
Homogenisasi Pemasakan
Filtrasi kedua
Penambahan BTP, pengatur keasaman, dan pewarna makanan Buah
Ampas kasar
Ampas halus
Pengemasan
Pelabelan
Pengepakan
(4)
Lampiran 4. Laju Inflasi Nasional Periode 2004
–
2009
Tahun
Nilai
2004
6,06%
2005
10,40%
2006
13,33%
2007
6,40%
2008
10,31%
2009
4,90%
Rata-rata
8,57% dibulatkan 9%
Sumber: Bank Indonesia , diolah 2011
Lampiran 5. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode 2004
–
2009
Tahun
Nilai
2004
14,05%
2005
15,66%
2006
15,10%
2007
13,01%
2008
14,40%
2009
13,85%
Rata-rata
14,35% dibulatkan 14%
(5)
Lampiran 60. SNI 01
–
0222
–
1995,
Bahan Tambahan Makanan
No.
Nama Bahan Tambahan
Pangan Jenis/Bahan Makanan Batas Maks. Penggunaan
B. Indonesia B. Inggris
Antioksidan (Antioxidant)
1. Butil Hidrokinon Tersier
Tertiary Butyl Hydroquinine (TBHQ)
Lemak dan minyak makan
200 mg/kg, tunggal atau campuran dengan BHA, BHT dan senyawa galat, tetapi galat tidak boleh lebih dari 100 mg/kg 2. Butil
Hidroksitoluen (BHT)
Butylated Hydroxytoluene
Lemak dan minyak makan; minyak kacang; minyak kelapa; dan minyak lainnya
200 mg/kg, tunggal atau campuran dengan BHA, Butil Hidrokinon Tersier (TBHQ), atau senyawa galat, tetapi galat tidak boleh lebih dari 100 mg/kg 3. Propil Galat Propyl Gallate Lemak dan minyak
makan; minyak kacang; minyak kelapa; dan minyak lainnya
100 mg/kg
Pengemulsi, Pemantap, Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
4. Dekstrin, Pati Gosong, Putih, dan Kuning
Dextrins, Roasted Starch
Kaldu
Es krim dan sejenisnya
Secukupnya
30 g/kg, tunggal atau campuran dengan pati lain Sumber: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP, Departemen Pertanian, 2006: 45
(6)