Hipotesis Definisi Operasional Lingkungan Sosial dan Motivasi Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik Mahasiswa (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008)

2.3 Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan motivasi belajar mahasiswa. 2. Diduga ada hubungan antara lingkungan sosial dengan prestasi akademik mahasiswa. 3. Diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa.

2.4 Definisi Operasional

Untuk mempermudah mengukur variabel dalam penelitian, maka dibuatlah definisi operasional sebagai berikut: 1. Karakteristik mahasiswa adalah ciri khas individu atau mahasiswa yang meliputi usia, dan jenis kelamin. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi usia mahasiswa yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai tahun 2008. Usia dibagi menjadi dua kategori, yaitu usia mahasiswa yang berusia 17-18 tahun dan mahasiswa yang berusia 19-20 tahun. 1 17-18 tahun: diberi kode 1 2 19-20 tahun: diberi kode 2 2 Mengidentifikasi jenis kelamin berdasarkan identitas biologis responden yang terbagi atas dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. 1 Perempuan : diberi kode 1 2 Laki-laki : diberi kode 2 2. Lingkungan sosial adalah hubungan sosial yang terjalin diantara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman sekelas dan teman satu program studi, mahasiswa dengan keluarga dan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1 Hubungan mahasiswa dengan dosen yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan dosen, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan dosen, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. 1 Negatif : diberi kode 1 2 Positif : diberi kode 2 2 Hubungan mahasiswa dengan teman yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan teman sekelas, teman satu program studi, teman dekat atau pacar, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan teman, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan teman, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. 1 Negatif : diberi kode 1 2 Positif : diberi kode 2 3 Hubungan mahasiswa dengan keluarga yaitu suatu ikatan kedekatan yang terjalin antara mahasiswa dengan ayah, ibu, kakak atau adik, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan keluarga, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan keluarga, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. 1 Negatif : diberi kode 1 2 Positif : diberi kode 2 4 Hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama yaitu ikatan yang terjalin antara mahasiswa dengan teman sekamar, kakak pembimbing asrama Senior ResidentSR, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi, misalnya dalam satu hari mereka berinteraksi 3 kali. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, diberikan sebanyak 7 pertanyaan, dengan skor tertinggi 14 dan skor terendah 7. Kemudian hasil dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator hubungan mahasiswa dengan komunitasnya di asrama, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hubungan negatif dan hubungan positif. Untuk skor 7-10 termasuk ke dalam kategori hubungan negatif dan skor 11-14 termasuk ke dalam kategori hubungan positif. 1 Negatif : diberi kode 1 2 Positif : diberi kode 2 3. Lingkungan non-sosial adalah pandangan mahasiswa tentang keadaan kelas yang selama ini mereka tempati kondusif untuk belajar. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1 Pandangan mahasiswa tentang tingkat kenyamanan ruang belajar adalah keadaan kelas yang bersih, indah, tidak panas, fasilitasnya lengkap, seperti ruang belajar yang dilengkapi dengan AC, ketersediaan kursi, sehingga mahasiswa merasa nyaman berada di dalam kelas. Untuk megukur indikator ini, diberikan 5 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa terhadap kenyamanan ruang belajar. Dari 5 pertanyaan, skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak nyaman dan nyaman. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak nyaman dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori nyaman. 1 Tidak nyaman : diberi kode 1 2 Nyaman : diberi kode 2 2 Pandangan mahasiswa tentang tingkat kelengkapan alat dan bahan adalah ketersediaan alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat tercukupi kebutuhan mahasiswa maupun dosen dalam proses belajar mengajar. Seperti ketersediaan Laptop, LCD atau OHP, microphone, speaker, white board, spidol, penghapus papan tulis, modul, handout, bahan praktikum. Untuk megukur indikator ini, diberikan 10 pertanyaan mengenai pandangan mahasiswa terhadap kelengkapan alat dan bahan dalam proses belajar mengajar. Dari 10 pertanyaan, skor tertinggi 20 dan skor terendah 10. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak lengkap dan lengkap. Untuk skor 10-15 termasuk ke dalam kategori tidak lengkap dan skor 16-20 termasuk ke dalam kategori lengkap. 1 Tidak lengkap : diberi kode 1 2 Lengkap : diberi kode 2 4. Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar terdiri dari motif ingin tahu, motif relevansi, motif percaya diri, dan motif kepuasan. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3, dan 4. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1 Motif ingin tahu adalah dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar yang disebabkan karena adanya keingintahuan yang besar dari mahasiswa tentang suatu hal yang menyangkut pelajaran, sehingga mahasiswa tersebut berkeinginan untuk memperhatikan pelajaran agar rasa ingin tahu mahasiswa tersebut dapat terpenuhi. Untuk mengukur indikator motif ingin tahu, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif ingin tahu, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. 1 Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 2 Mempunyai motif : diberi kode 2 2 Motif relevansi adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar guna memenuhi kebutuhannya dengan cara mendapatkan relevansi antara materi perkuliahan dengan apa yang dibutuhkannya atau keadaannya saat ini. Untuk mengukur indikator motif relevansi, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif relevansi, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. 1 Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 2 Mempunyai motif : diberi kode 2 3 Motif percaya diri adalah dorongan dalam diri mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar agar mahasiswa merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Untuk mengukur indikator motif percaya diri, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif percaya diri, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. 1 Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 2 Mempunyai motif : diberi kode 2 4 Motif kepuasan adalah dorongan mahasiswa untuk melakukan aktivitas belajar agar mahasiswa merasa puas akan hasil belajarnya di semester satu tahun 20072008. Untuk mengukur indikator motif kepuasan, diberikan sebanyak 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 5. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibuat selang. Untuk mengukur indikator motif kepuasan, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak mempunyai motif dan mempunyai motif. Untuk skor 5-7 termasuk ke dalam kategori tidak mempunyai motif dan skor 8-10 termasuk ke dalam kategori mempunyai motif. 1 Tidak mempunyai motif : diberi kode 1 2 Mempunyai motif : diberi kode 2 5. Aktivitas belajar adalah keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan belajar di kelas, yang meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Masing-masing diberi kode 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1 Keterlibatan dalam visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, menonton film. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 2 Keterlibatan dalam oral activities, seperti bertanya, memberi saranpendapat, diskusi, interupsi. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 3 Keterlibatan dalam listening activities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan teman yang sedang berdiskusi, mendengarkan presentasi. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 4 Keterlibatan dalam writing activities, misalnya menulis laporan atau makalah, meyalin atau mencatat, mengerjakan tugas. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 5 Keterlibatan dalam drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 6 Keterlibatan dalam motor activities, seperti melakukan percobaan praktikum dan role playing bermain peran. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 7 Keterlibatan dalam mental activities, seperti menanggapi pertanyaan, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 8 Keterlibatan dalam emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu tidak aktif dan aktif. 1 Tidak aktif : diberi kode 1 2 Aktif : diberi kode 2 6. Prestasi akademik mahasiswa adalah tingkat keberhasilan mahasiswa TPB dalam studinya pada semester satu, yang diukur menggunakan Indeks Prestasi IP semester satu. Untuk mengukur indikator ini, maka dibagi ke dalam dua kategori, yaitu IP 2,75 dan 2,75. 1 2,75 : diberi kode 1 2 2,75 : diberi kode 2 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

4 78 102

Hubungan Peran Dosen Pembimbing Akademik Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat Ii Program Studi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2013/2014

2 63 83

Pengaruh Faktor Internal Terhadap Pencapaian Akademik Mahasiswa D-III Kebidanan Sari Mutiara Tahun 2008

0 14 36

Pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan di Institut Pertanian Bogor

0 7 147

Identifikasi Pengaruh Motivasi Akademik Terhadap Rata-Rata Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa (studi kasus Mahasiswa Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Bandung)

0 11 1

Identifikasi Pengaruh Motivasi Akademik Terhadap Rata-Rata Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa (studi kasus Mahasiswa Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Bandung)

0 3 1

Korelasi Self Directed Learning Readiness (SDLR) terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

9 32 60

Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Tahun Akademik 2014/2015

0 2 5

Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara

0 0 12

B. Riwayat Pendidikan - Hubungan Peran Dosen Pembimbing Akademik Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat Ii Program Studi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2013/2014

0 0 23