dan memelihara motivasi mahasiswa, dosen dapat menggunakan pemberian penguatan reinforcement berupa pujian, pemberian kesempatan, dan lain
sebagainya. Motif kepuasan, yaitu dorongan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk memperoleh kepuasan atas hasil belajarnya.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hutagalung 2005 menyatakan bahwa, faktor fisiologi umur,
jenis kelamin, faktor psikologis aspirasi, sikap mental, pendidikan, faktor sosiologis lingkungan sosial budaya, latar belakang keluarga turut menentukan
motivasi seseorang. Menurut Hutagalung 2005, menggolongkan dua faktor yang berpengaruh
terhadap motivasi seseorang yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang bersumber dari luar diri individu eksternal. Termasuk
ke dalam faktor internal ialah kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lampau, aspirasi atau
harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu terhadap pekerjaannya. Faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga,
kehidupan kelompok, lingkungan kerja, maupun kebijaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Hutagalung 2005, Suryabrata 2005 mengungkapkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain faktor internal pelajar dan faktor eksternal pelajar. Faktor internal pelajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, misalnya
usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal pelajar yaitu faktor yang berasal dari luar pelajar, seperti lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial
pelajar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa
Faktor internal dalam penelitian ini dibatasi pada karakteristik mahasiswa. Menurut Bukit 2006 karakteristik mahasiswa terdiri dari data demografis seperti
usia dan jenis kelamin. Karakteristik mahasiswa yaitu ciri khas pribadi yang dimiliki mahasiswa, meliputi:
i Usia Menurut Yulianti 2007, bahwa usia berpengaruh nyata terhadap Indeks
Prestasi Kumulatif IPK mahasiswa S2. IPK mahasiswa yang berusia muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua.
Untuk mendapatkan IPK yang tinggi dibutuhkan usaha yang keras, salah satunya belajar dengan giat. Dimana dalam proses belajar tersebut harus
ada motivasi dari si mahasiswa tersebut. ii Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah identitas biologis, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Secara umum diasumsikan bahwa perempuan memiliki motif
berprestasi lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga motivasi belajar perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Menurut Maritza 2002, hal
ini disebabkan oleh pola pengasuhan dari orang tua kepada anak laki-laki
dan anak perempuan. Maritza 2002, menjelaskan bahwa, anak laki-laki didorong orang tua mereka untuk menampilkan keunggulan dan mereka
juga diberikan kebebasan lebih awal dibandingkan anak perempuan. Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih banyak dibantu dan
diberikan perlindungan secara berlebihan oleh orang tua. Pola asuh seperti ini tentunya akan menghambat motif berprestasi mereka, sehingga prestasi
anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan. b.
Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa Faktor eksternal terbagi menjadi dua, yaitu:
i Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yang dimaksud di sini adalah hubungan antar manusia,
yaitu mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan teman, mahasiswa dengan keluarga, mahsiswa dengan komunitasnya. Lingkungan sosial
terdiri dari Syah, 2006: a Lingkungan sosial kampus, seperti dosen, staf, dan teman-teman dapat
mempengaruhi proses belajar seorang mahasiswa. b Lingkungan sosial komunitas. Kondisi lingkungan tempat tinggal
mahasiswa akan mempengaruhi belajar mahasiswa. c Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi
kegiatan belajar. ii Faktor lingkungan non-sosial
Menurut Baharuddin dan Esa 2007, faktor-faktor lingkungan non-sosial meliputi:
a Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silaukuat, atau tidak terlalu
lemahgelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. b Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga, selain itu, yang termasuk dalam faktor instrumental yaitu kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
c Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan
metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Lingkungan non-sosial yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada faktor instrumental, yang digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu kenyamanan
ruang belajar dan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Lingkungan non-sosial dalam penelitian ini, dilihat dari sudut pandang mahasiswa
TPB. Pandangan adalah penilaian seseorang mengenai sesuatu obyek tertentu
berdasarkan perasaannya sendiri Chandra, 2004. Pandangan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penilaian mahasiswa TPB terhadap kenyamanan ruang
belajar dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
2.1.4 Lingkungan Sosial