2.1.4 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Menurut Zastrow dan Ashman 1987, faktor
lingkungan sosial yaitu kondisi, keadaan dan interaksi manusia yang berhubungan dengan manusia. Dimensi lingkungan sosial menurut Zastrow dan Ashman
1987, yaitu: a.
Transactions, yaitu interaksi seseorang dengan orang lain dalam lingkungannya. Interaksi bersifat aktif dan dinamis.
b. Energy, yaitu kekuatan alami yang dimiliki seseorang untuk terlibat aktif
dengan lingkungannya. c.
Interface, merupakan poin penting dimana interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Dengan kata lain interface ini merupakan penghubung dari
suatu interaksi, seperti bahan pembicaraan yang menyebabkan seorang individu berinteraksi dengan individu lain.
d. Adaptation, menunjukkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk
menyatu dengan kondisi lingkungan. e.
Coping, adalah bentuk manusia menyesuaian diri dan implikasinya suatu perjuangan untuk mengatasi masalah. Bentuk penyesuaian ini ada yang
bersifat positif namun ada juga yang bersifat negatif. f.
Interdependence, menunjukkan hubungan kesalingtergantungan atau kepercayaan dari setiap orang kepada orang lain.
Pandapat lain mengenai lingkungan sosial, Moos 1974 dikutip Orford 1991, mengistilahkan lingkungan sosial sebagai iklim sosial. Dilihat dari
tipenya, lingkungan terbagi menjadi beberapa tipe, salah satunya yaitu educational university student living groups, dilihat dari:
a. Dimensi hubungan, yang mana dalam dimensi ini melibatkan dukungan emosi.
b. Dimensi perkembangan individu, seperti kebebasan, orientasi tradisi sosial, persaingan akademik, prestasi, dan intelektualitas.
c. Dimensi sistem pemeliharaan dan sistem pergantian, seperti memerintah dan organisasi, pengaruh pelajar, dan inovasi.
Menurut Ginting 2003, yang dimaksud lingkungan sosial disini termasuk lingkungan pergaulan di kampus, rekan sepemondokan, dan masyarakat di
sekitarnya serta keluarga. Kampus adalah lingkungan sosial, di samping lingkungan pendidikan. Kehidupan sosial yang sehat di kampus perlu dibina dan
dikembangkan. Keberhasilan dalam menjalin hubungan sosial sangat penting bagi semua manusia, yang merupakan makhluk sosial. Kondisi itu sangat menunjang
keberhasilan secara keseluruhan Ginting, 2003. Syah 2006 membagi lingkungan sosial mahasiswa menjadi tiga, yaitu
lingkungan sosial kampus, lingkungan sosial komunitas di mana mahasiswa tinggal, dan lingkungan sosial keluarga. Menurut Syah 2006, lingkungan sosial
yang lebih mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa yaitu keluarga. Proses belajar mengajar erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau
suasana dimana proses itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak aspek, seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia,
pengaruh iklim kelas masih sangat penting.
2
Hal ini beralasan karena ketika para peserta didik belajar di ruang kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik
maupun lingkungan non-fisik kemungkinan mendukung mereka atau bahkan malah mengganggu mereka.
Iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung 1 interaksi yang bermanfaat diantara peserta didik, 2 memperjelas pengalaman-pengalaman guru
dan peserta didik, 3 menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan- kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan 4 mendukung saling pengertian
antara guru dan peserta didik Wati, 2007. Moos 1974 dikutip Wati 2007 mengatakan bahwa iklim sosial juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap
kepuasan peserta didik. Menurut Walberg 1979 dikutip Wati 2007, bahwa prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak faktor seperti usia,
kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran, lingkungan alamiah di rumah dan kelas.
Menurut Sudrajat 2008, lingkungan sosial disebut sebagai iklim sekolah telah terbukti memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian hasil-hasil
akademik siswa. Hubungan sosial antara siswa dengan guru yang mutualistik merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah. Djiwandono 2006
mengungkapkan bahwa, seorang guru dapat merangsang keingintahuan siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa supaya menjadi tahu adalah satu
hal yang penting untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Studi yang dilakukan oleh Wentzel 1997 dikutip Sudrajat 2008 mengungkapkan bahwa
iklim sekolah memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa.
2
Ristya wati. 2007. http:fai.elcom.umy.ac.idmodforumdiscuss.php?d=112
.
Berdasarkan pemaparan di atas, yang menjadi benang merah dari pengertian lingkungan sosial yaitu lebih menekankan pada hubungan sosial.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hubungan sosial yaitu hubungan antara mahasiswa dengan dosen, hubungan antara mahasiswa dengan teman
sekelas, teman satu program studi, teman dekat, hubungan antara mahasiswa dengan keluarga dan hubungan antara mahasiswa dengan komunitasnya di
asrama, seperti teman sekamar, kakak pembimbing di asrama Senior ResidentSR.
2.1.5 Aktivitas Belajar