Balai Besar Industri Agro memiliki alat ekstraksi yang berupa rangkaian alat yang terdiri dari bak ekstraksi, penangas air, bak penampung
larutan atau cairan ekstrak I dan II, serta pompa. Alat ini bisa digunakan untuk proses maserasi atau perkolasi Suwandi dan Yuni, 2004. Namun
menurut pembuat prototipe alat ekstraksi panili ini, Sofiah et al 1986, hasil ekstrak terbaik diperoleh dengan cara maserasi pada suhu 50
o
C. Arvilla l 2001 menuliskan cara membuat ekstrak panili di
http:www.cyber -kichen.com. Ekstrak panili dibuat dari buah kering yang dipotong-potong dengan panjang 0.5 cm. Potongan tersebut ditempatkan di
dalam jar dan ditambah dengan etanol, gula dan air. Jar disimpan ditempat yang gelap dan dibiarkan selama 2-3 minggu. Sesekali jar tersebut dikocok.
Setelah itu ekstrak disaring dengan menggunakan penyaring. Hasil ekstrak ditambah dengan sirup gula dan dikocok sampai merata. Untuk hasil yang
baik, ekstrak harus disimpan selama minimal satu bulan sebelum digunakan.
F. TINJAUAN PATEN EKSTRAK PANILI
Proses ekstraksi dilakukan pada suhu 50
o
C, agitasi selama 4-36 jam, dan pelarut ditambah dengan 20–30 larutan sodium laktat 50 . Cara
ekstraksi ini dilakukan untuk menghasilkan ekstrak yang memiliki flavor yang tajam dan bebas dari bau buah segar Takeji dan Thosie, 2000.
Buah panili diekstrak dengan air dan atau pelarut organik etanol, propilen glikol, dan atau gliserin dala m persen alkali atau garam alkali
alkali hidroksida, alkali metal karbonat. Pelarut lebih baik berupa campuran air dan pelarut organik. Garam alkali yang digunakan sekitar
0.2. pH ekstrak 7 atau lebih kecil. Sorbitol dapat ditambahkan untuk mencegah penguapan selama masa penyimpanan Satoru et al, 1996.
Komponen yang dapat diekstrak dari buah panili diekstrak dengan cara maserasi setelah buah panili dipotong 0.1–50 mm. Maserasi dilakukan
dalam larutan brandy, whiskey, Japanese rice wine atau campurannya. Ekstraksi dilakukan tanpa pengadukan dalam maserator pada suhu 5–40
o
C lebih baik 20– 30
o
C selama 1– 24 jam. Perbandingan pelarut dengan bahan 2– 10 : 1. Cara ini dilakukan untuk menghasilkan ekstrak panili dengan rasa
dan aroma yang unggul Kenichi dan Masanori, 1990.
i=1 i=1
ij
Sedangkan menurut paten milik Mitsuhiro et al 1983, ekstraksi dilakukan dengan cara buah panili yang telah dipotong dicampur dengan
arginin hidroklorid dan atau lisin, satu atau lebih sakarida seperti glioxal, gliserinaldehid, maltosa, glukosa dan sebagainya, dan dipanaskan dengan
pelarut seperti air, etanol, propilen glikol dan sebagainya pada suhu 40– 150
o
C selama 5 menit sampai 48 jam kemudian ekstraknya disaring. Sebagai metode alternatif, ekstrak panili dicampur dengan asam amino dan
komponen karbonil. Campuran tersebut dipanaskan untuk mendapatkan flavor panili yang diinginkan. Menurut Reineccius 1994, reaksi antara
karbonil dan amin disebut dengan reaksi maillard. Reaksi maillard menghasilkan melanoid dan senyawa nonvolatil yang signifikan terhadap
flavor.
G. METODE RESPON SURFACE
Respon surface methodology atau RSM adalah kumpulan teknik
matematik dan statistik yang digunakan untuk membentuk model dan menganalisis masalah dalam suatu respon yang dipengaruhi oleh beberapa
peubah da n bertujuan untuk mengoptimalisasi respon ini Box et al, 1978. Dalam banyak masalah RSM, bentuk hubungan antara respon dan
peubah bebasnya tidak diketahui. Jadi langkah pertama adalah mendapatkan suatu pendugaan yang cocok untuk fungsi yang sebenarnya antara y dan
himpunan bebasnya. Untuk pendugaan ini biasanya digunakan suatu polinominal orde rendah. Jika respon telah dimodelkan dengan baik oleh
fungsi linier dari peubah bebasnya, maka fungsi yang diduga adalah model ordo pertama.
Y = â
o
+ â
i
x
i
+ â
2
x
2
+ … + â
k
x
k
+ ε
Jika ada lengkungan dalam sistem, maka polinominal dengan ordo yang lebih tinggi harus digunakan, seperti model ordo kedua.
Y = â
o
+ â
i
x
i
+ â
a
x
2
+ … + â
k
x
k
+ ε
Hampir semua persoalan RSM menggunakan salah satu dari kedua model ini. Memang model polinominal ini bukan satu-satunya model untuk
menduga hubungan fungsi yang sebenarnya, tetapi untuk wilayah yang relatif kecil maka model ini dapat digunakan dengan baik.
Metode kuadrat terkecil juga dapat digunakan untuk menduga parameter dalam pendugaan polinominal. Analisis respon surface kemudian
dibentuk menggunakan pengepasan surface. Jika pengepasan surface merupakan suatu pendugaan yang memadai dari fungsi respon yang
sebenarnya, maka analisis dari pengepasan surface kira-kira sama dengan analisis sistem yang sebenarnya Montgomery, 1997.
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT