TUJUAN MANFAAT Optimasi proses maserasi panili, Vanilla planifolia A. hasil modifikasi proses kuring

dilengkapi dengan analisis komposisi senyawa glikosida yang dihidrolisis oleh enzim endogenus panili yang dipelajari pada Penelitian Dasar 2002. Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas enzim â- glukosidase pada pembentukkan flavor panili dalam menghidrolisis glikosida khususnya glukovanillin menjadi senyawa volatil yang memiliki aktivitas flavor. Aktivitas enzim â-glukosidase dijumpai sampai pengeringan hari ke-5, sementara kadar vanillin terus meningkat selama proses pengeringan. Suhu optimum kerja enzim adalah 40 o C Setyaningsih et al, 2003 Perlakuan perendaman buah segar dalam aktivator enzim yaitu butanol 0.3 M dan sistein 0.001 M selama 2 jam menghasilkan aktivitas enzim, kadar vanillin, dan kadar gula yang lebih tinggi dibandingkan pengeringan standar Metode Balitro II. Peningkatan kadar vanillin tertinggi terjadi pada pengeringan hari ke -5 2.8, standar 1.2 dengan kadar air sekitar 70 Setyaningsih et al, 2003 Pada penelitian ini, panili kering hasil modifikasi proses kuring diolah menjadi produk turunan panili yaitu ekstrak panili yang diproduksi dengan metode maserasi. Peningkatan kualitas panili kering hasil modifikasi proses kuring diharapkan dapat meningkatkan kua litas produk turunannya.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan cara maserasi. 2. Mendapatkan jenis bahan panili yang memiliki kadar vanillin tertinggi. 3. Mendapatkan komposisi pelarut etanol : air yang sesuai dengan jenis bahan yang akan die kstrak. 4. Mengetahui pengaruh waktu maserasi, konsentrasi sukrosa, dan gliserin terhadap kadar vanillin. 5. Mendapatkan variabel yang mampu mengoptimumkan kadar vanillin dalam ekstrak panili. 6. Mengetahui karakteristik ekstrak dari buah panili setengah kering.

C. MANFAAT

Petani dapat mengolah buah panili segar usia 6-9 bulan dengan metode kuring yang telah dimodifikasi oleh Setyaningsih 2003. Sebelum prose scalding pada suhu 40 o C selama 30 menit, buah panili disayat dengan menggunakan jarum kemudian direndam da lam larutan butanol 0,3 M dan sistein 1mM selama dua jam. Pengeringan I dilakukan pada suhu 40 o C selama 3 jam perhari dan pengeringan II dilakukan pada suhu 60 o C selama 3 jam perhari. Pemeraman dilakukan pada kotak peram dengan suhu 38-40 o C. Dengan cara ini, petani dapat memperoleh buah panili kering dengan kadar vanillin 2-2.3 kali lebih besar dibandingkan kadar vanillin dari buah panili kering hasil pengolahan metode standar. Petani dapat memperoleh harga jual yang lebih tinggi karena mutu polong yang dihasilkan lebih baik. Selain dalam bentuk polong, petani atau pengusaha dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan cara mengolah buah panili menjadi produk turunan panili, salah satunya yaitu ekstrak panili. Teknologi ekstraksi yang dihasilkan dari penelit ian ini adalah teknologi ekstraksi yang sederhana sehingga mudah diaplikasikan oleh petani atau pengusaha. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi, pada suhu ruang, dengan penambahan sukrosa 7-7.3 bv dan gliserin 4.7 vv. Waktu maserasi yang diperlukan adalah 12-15.6 hari. Jenis bahan yang digunakan adalah panili setengah kering hasil modifikasi proses kuring. Komposisi pelarut etanol : air adalah 7:3. Dengan cara ini, petani atau pengusaha mampu menghasilkan ekstrak panili dengan karakteristik yang sesuai dengan persyaratan ekstrak dari FDA. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BOTANI PANILI