terekstraknya klorofil sehingga ekstrak akan berwarna coklat kehija u- hijauan. Klorofl sulit dipisahkan dari ekstrak. Selain fixed oil, zat yang
mungkin terekstrak dalam ekstrak panili adalah gum, resin, gula, dan wax. Menurut Purseglove et al 1981, dalam jumlah yang sedikit, keberadaan
zat tersebut dapat memperkaya aroma panili. Namun jika jumlahnya terlalu banyak, zat tersebut dapat menimbulkan flavor woody dan rasa
pahit yang tidak dikehendaki dalam ekstrak. Data kadar vanillin hasil perlakuan jenis bahan dan komposisi pelarut dapat dilihat pada Lampiran
10.
3. PENGARUH WAKTU SERTA PENAMBAHAN SUKROSA DAN
GLISERIN
Menurut Purseglove et al 1981, sukrosa dan gliserin biasa ditambahkan pada saat proses ekstraksi panili. Penambahan sukrosa 11
bv dan gliserin 6 vv dapat membantu proses ekstraksi senyawa- senyawa penting yang terdapat dalam buah panili, meningkatkan
kekentalan, mencegah penguapan etanol, dan meningkatkan warna ekstrak. Pengaruh waktu serta penambahan sukrosa dan gliserin dapat
dilihat pada Gambar 7 dan 8.
Keterangan : S1
: waktu maserasi 1 hari, sukrosa 0.5 g S5
: waktu maserasi 5 hari, sukrosa 2.5 g S9
: waktu maserasi 9 hari, sukrosa 4.5 g S16
: waktu maserasi 16 hari, sukrosa 8 g Gambar 7. Pengaruh waktu dan sukrosa
3.000 3.200
3.400 3.600
3.800 4.000
4.200
S1 S5
S9 S16
Kadar vanillin gl
Keterangan : G1
: waktu maserasi 1 hari, gliser in 48 1 ml G2
: waktu maserasi 2 hari, gliserin 48 2 ml G9
: waktu maserasi 9 hari, gliserin 48 9 ml G16
: waktu maserasi 16 hari, gliserin 48 16 ml Gambar 8. Pengaruh waktu dan gliserin
Pada penelitian pendahuluan ini, maserasi dicoba dari 1-16 hari. Waktu maserasi 1-16 hari dipilih untuk mengetahui kecenderungan kadar
vanillin yang terekstrak seiring dengan bertambahnya waktu maserasi. Rentang waktu yang dipilih berada dalam rentang waktu maserasi yang
dilakukan oleh Arvillal 2001. Sukrosa yang ditambahkan dicoba dari konsentrasi 0.5-8 bv. Sedangkan gliserin yang ditambahkan dicoba
dari 1-16 vv. Sebelum ditambahkan, gliserin murni sebanyak 250 ml dengan konsentrasi 96 dicampur dengan air sa mpai dengan 500 ml
sehingga didapat larutan gliserin dengan konsentrasi 48. Tujuan pengenceran adalah agar gliserin tidak terlalu kental sehingga
mempermudah pengukuran. Berdasarkan Gambar 7 dan 8 di atas dapat diketahui bahwa, kadar
vanillin yang terekstrak meningkat dari 3.1 gl sampai dengan 3.9 gl seiring dengan bertambahnya waktu maserasi 1-16 hari, konsentrasi
sukrosa 0.5-8 g dan konsentrasi gliserin 1-16 ml. Penambahan sukrosa dan gliserin terbukti mampu meningkatkan kelarutan vanillin. Hal ini
dapat dilihat dari tingginya kadar vanillin yang terekstrak jika dibandingkan dengan hasil ekstraksi tanpa penambahan sukrosa dan
gliserin Gambar 2 dan 6. Sukrosa dan gliserin memiliki gugus hidroksil
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
G1 G2
G9 G16
Kadar vanillin gl
sehingga dapat meningkatkan kelarutan vanillin. Berdasarkan hasil analisis regresi menggunakan Minitab, waktu maserasi berpengaruh positif
terhadap kadar vanillin. Hal ini berarti bertambahnya waktu maserasi mampu meningkatkan kadar vanillin yang terekstrak. Sedangkan sukrosa
dan gliserin berpengaruh ne gatif. Hal ini berarti penambahan sukrosa dan gliserin yang berlebih akan mengakibatkan penurunan kadar vanillin yang
terekstrak. Penambahan sukrosa dan gliserin yang berlebih dapat meningkatkan viskositas larutan sehingga menurunkan resistensi larutan
untuk berdifusi ke dalam sel. Data kadar vanillin hasil perlakuan waktu maserasi, sukrosa dan gliserin dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12.
B. PENELITIAN UTAMA