PENENTUAN CARA MASERASI PENELITIAN PENDAHULUAN

Gambar 2. Perbandingan kadar vanillin tiga cara maserasi 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 Maserasi 1 Maserasi 2 Maserasi 3 Cara maserasi Kadar vanillin gl Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN

1. PENENTUAN CARA MASERASI

Tahap pertama pada penelitian pendahuluan adalah mencari cara maserasi yang mampu menghasilkan ekstrak dengan kadar vanillin tinggi. Tiga cara maserasi yang akan dipilih adalah maserasi satu tahap, maserasi dua tahap dengan satu kali penyaringan dan maserasi dua tahap dengan dua kali penyaringan. Maserasi dilakukan pada suhu ruang untuk mencegah penguapan pelarut secara berlebihan karena faktor suhu. Menurut Kenichi dan Masanori 1990, maserasi lebih baik dilakukan pada suhu 20-30 o C. Pada maserasi satu tahap, buah panili diekstrak menggunakan pelarut etanol dan air perbandingan 1:1 yang ditambahkan secara bersama -sama. Penyaringan dilakukan setelah proses maserasi selesai yaitu selama enam hari. Sedangkan pada maserasi dua tahap dengan satu kali penyaringan, buah panili pertama dimaserasi dengan air selama tiga hari, kemudian ditamba hkan etanol. Maserasi dilanjutkan sampai total waktu maserasi enam hari. Ekstrak disaring dengan menggunakan kain saring. Untuk maserasi dua tahap dengan dua kali penyaringan, proses maserasi pertama, buah panili dimaserasi dengan air kemudian setelah tiga hari ekstrak disaring. Maserasi kedua, ampas sisa penyaringan pertama dimaserasi selama tiga hari dengan pelarut etanol. Hasil ekstrak pertama dicampur dengan hasil ekstrak kedua. Grafik perbandingan kadar vanillin hasil ketiga cara maserasi di atas dapat dilihat pada Gambar 2. Data kadar vanillin untuk pemilihan cara maserasi dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa , cara maserasi satu tahap mampu mengekstrak vanillin lebih tinggi rata-rata 2.3 gl dibandingkan cara maserasi dua tahap dengan satu kali penyaringan rata-rata 2.2 gl dan cara maserasi dua tahap dengan dua kali penyaringan rata-rata 2.0 gl. Maserasi satu tahap mampu mengekstrak vanillin lebih banyak dibandingkan maserasi dua tahap karena pada maserasi satu tahap etanol dan air ditambahkan secara bersama-sama. Dengan cara ini, penetrasi pelarut ke dalam bahan akan berjalan sempurna. Kelebihan lain maserasi satu tahap adalah mampu menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan maserasi dua tahap karena pada maserasi satu tahap penyaringan dilakukan satu kali. Volume ekstrak akan berpengaruh terhadap perhitungan kadar vanillin yang dinyatakan dalam µgg berat kering. Volume ekstrak berbanding lurus dengan kadar vanillin. Maserasi satu tahap juga mampu mencegah pertumbuhan jamur pada saat proses maserasi. Di lingkungan yang kurang bersih, jamur dapat tumbuh pada saat maserasi dengan pelarut 100 air. Jamur ini menimbulkan aroma buah busuk dan menyebabkan tidak terekstraknya vanillin. Berdasarkan kelebihan tersebut, cara maserasi satu tahap akan digunakan pada penelitian utama. Etanol larut sempurna dalam air melalui ikatan hidrogen membentuk satu larutan. Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dari suatu molekul dengan atom N, O, atau F dari molekul lain membentuk satu molekul yang lebih besar. Larutan adalah campuran lebih dari satu komponen yang membentuk satu fase Saeni, 1989. Menurut Keenan et al 1984, larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom atau ion dari dua zat atau lebih. Bentuk ikatan hidrogen antara etanol dan air dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Ikatan hidrogen antara etanol dan air CH 3 CH 2 O H :O H H Pelarut akan melarutkan vanillin yang terdapat di dalam buah panili. Pemecahan ikatan suatu senyawa untuk berikatan dengan pelarut disebut dengan proses melarut Winarno et al, 1973. Proses melarut disebabkan oleh gaya tarik menarik antar partikel larutan dan pelarut yang menghasilkan bentuk partikel terlarut. Gugus hidroksil -O-H dan gugus aldehid H -C=O merupakan daerah di mana terdapat gaya tarik menarik yang kuat untuk molekul-molekul pelarut. Molekul etanol akan mengatur diri disekitar permukaan kristal vanillin sedemikian rupa sehingga bagian positif dan negatif molekul etanol menarik bagian molekul vanillin yang memiliki muatan berlawanan. Molekul vanillin meninggalkan permukaan kristal dan masuk ke dalam larutan. Molekul etanol dan molekul vanillin saling menarik berdasarkan ikatan hidrogen. Lapisan molekul pelarut yang terikat pada permukaan partikel zat terlarut membantu menjaga ion-ion atau molekul-molekul itu agar tetap terpisah. Pemisahan ini menghalangi rekristalisasi pengkristalan kembali sehingga membantu proses pelarutan Keenan et al, 1984. Proses melarutnya vanillin dalam etanol dapat dilihat pada Gambar 4. O O :H CH 2 CH 3 C H CH O OCH 3 OCH 3 O-H O-H . . O H CH 2 CH 3 Gambar 4. Proses melarutnya vanillin dalam etanol Pada ekstraksi solid-liquid atau leaching , proses pemisahan dipengaruhi oleh pelarut dan melibatkan perpindahan zat terlarut dari padatan ke dalam larutan. Perpindahan massa dapat terjadi melalui pori- pori yang disebabkan karena perbedaan koefisien difusi zat terlarut dan larutan. Penetrasi pelarut ke dalam matrik padatan dipengeruhi oleh kemampuan pelarut untuk membasahi padatan. Pelarut akan memasuki dinding sel sehingga sel tanaman akan mengalami pengembangan swelling, selanjutnya terjadi proses difusi sehingga senyawa yang terekstrak keluar dari dinding sel tanaman Aguilera, 1999. Mekanisme perpindahan massa zat terlarut ke dalam larutan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Mekanisme perpindahan massa Aguilera, 1999

2. PENENTUAN JENIS BAHAN DAN KOMPOSISI PELARUT