Laporan Tahunan Annual Report
2013
Bank Aceh The original financial statements included here in are in
Indonesian Language
PT BANK ACEH PT BANK ACEH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggaltanggal For The Years Ended On
31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012
Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain Expressed in full amount of Rupiah, unless otherwise stated
3. ESTIMASI AKUNTANSI lanjutan
3. ACCOUNTING ESTIMATION continued
Nilai wajar instrumen keuangan Fair value of financial instruments
Penurunan nilai Impairment
Penilaian pajak penghasilan dan realisasi aset pajak Assessing income tax and realization of deferred
tangguhan tax assets
Management uses valuation techniques in measuring the fair value of financial instruments where active market quotes are
not available.
In applying
the valuation
techniques, management makes maximum use of market inputs, and uses
estimates and assumptions that are, as far as possible, consistent with observable data that market participants would
use in pricing the instrument. Where applicable data is not observable, management uses its best estimate about the
assumptions that market participants would make. These estimates may vary from the actual prices that would be
achieved in an arm’s length transaction at the reporting date. Manajemen menggunakan teknik penilaian dalam mengukur
nilai wajar instrumen keuangannya jika kuotasi pasar aktif tidak tersedia.
Dalam penerapan
teknik penilaian,
manajemen menggunakan secara maksimum masukan dari pasar, dan
menggunakan estimasi dan asumsi yang sejauh dimungkinkan, konsisten dengan data yang dapat diobservasi yang akan
digunakan oleh pelaku pasar dalam menilai instrumen tersebut. Apabila
data yang
diperlukan tidak
dapat diobservasi,
manajemen menggunakan
estimasi terbaiknya
mengenai asumsi yang akan digunakan oleh pelaku pasar. Estimasi
tersebut dapat berbeda dari harga aktual yang diperoleh dalam transaksi wajar pada tanggal pelaporan.
The Bank conducted a review of the carrying amount of deferred tax assets at each end of reporting period and reduce
the value of such assets by as much as possible can not be realized, where the availability of taxable income allow to use
all or part of the deferred tax assets. The Bank’s review on the recognition of deferred tax assets for deductible temporary
difference can be deductible based on the level and timing from the estimated taxable income for the next reporting
period. The estimation is based on the achievement of the Bank in the past and future expectation toward income and
expenses, as well as with the tax planning strategies in the future. But there is no certainty that the Bank can generate
sufficient taxable income to allow use of part or all of these deferred tax assets.
Perusahaan melakukan penelaahan terhadap nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan
mengurangi nilai aset tersebut oleh sebanyak mungkin tidak dapat direalisasikan, dimana ketersediaan penghasilan kena
pajak memungkinkan
untuk menggunakan
seluruh atau
sebagian dari aset pajak tangguhan. Tinjauan Perusahaan pada pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dapat dikurangkan berdasarkan pada tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak untuk periode
pelaporan berikutnya. Perkiraan tersebut didasarkan pada pencapaian Perusahaan dengan harapan lalu dan masa depan
terhadap pendapatan dan pengeluaran, serta dengan strategi perencanaan pajak di masa depan. Tetapi tidak ada kepastian
bahwa Perusahaan dapat menghasilkan pendapatan kena pajak yang memadai untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau
semua aset pajak tangguhan. An impairment loss is recognized for the amount by which the
assets’ or cash-generating unit’s carrying amount exceeds its
recoverable amount. To determine the recoverable amount, management estimates expected future cash flows from each
cash-generating unit and determines a suitable interest rate in order to calculate the present value of those cash flows. In the
process of measuring expected future cash flows management makes assumptions about future operating results. These
assumptions relate to future events and circumstances. The actual
results may
vary, and
may cause
significant adjustments to the Bank’s assets within the next financial year.
In most cases, determining the applicable discount rate involves estimating the appropriate adjustment to market risk
and the appropriate adjustment to asset-specific risk factors. Kerugian penurunan nilai diakui sejumlah nilai tercatat aset atau
unit penghasil kas yang melebihi jumlah terpulihkannya. Untuk menentukan jumlah terpulihkan, manajemen mengestimasi
ekspektasi arus kas masa datang dari setiap unit penghasil kas dan menentukan tingkat bunga yang sesuai untuk menghitung
nilai kini dari arus kas tersebut. Dalam proses menghitung ekspektasi arus kas masa datang manajemen membuat asumsi
mengenai hasil operasi masa datang. Asumsi ini berkaitan dengan kejadian dan situasi di masa mendatang. Hasil aktual
dapat berbeda, dan dapat menyebabkan penyesuaian signifikan terhadap aset Perusahaan dalam tahun mendatang.
Menentukan taksiran pajak penghasilan badan membutuhkan penilaian yang signifikan oleh manajemen. Ada transaksi
tertentu dan perhitungan yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak
pasti selama
kegiatan usaha
normal. Perusahaan
mengakui kewajiban
untuk diharapkan
masalah pajak
penghasilan badan
berdasarkan estimasi
apakah pajak
penghasilan badan tambahan yang akan jatuh tempo. Dimana
hasil pajak terhadap hal-hal berbeda dari jumlah yang awalnya dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada aset pajak
kini dan pajak tangguhan dan kewajiban pada periode dimana penentuan tersebut dibuat.
Determining provision for corporate income tax requires significant judgment by management. There are certain
transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of
business. The
Bank recognizes
liabilities for
expected corporate income tax issues based on estimates of whether
additional corporate income tax will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amount that are
initially recorded, such differences will have an impact on the current and deferred tax assets and liabilities in the period in
which such determination is made.
- 36 -
39
Laporan Tahunan Annual Report
2013
Bank Aceh
The original financial statements included here in are in Indonesian Language
PT BANK ACEH PT BANK ACEH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggaltanggal For The Years Ended On
31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012
Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain Expressed in full amount of Rupiah, unless otherwise stated
4. KAS
4. CASH
Kas seluruhnya dalam mata uang rupiah, terdiri dari: All of cash are denominated in Rupiah, consists of:
Rupiah Rupiah
Teller Cash in ATMs
Petty Cash
Jumlah 5.
GIRO PADA BANK INDONESIA 5.
CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA Rupiah
Giro Wajib Minimum: Statutory Reserves:
Utama Primary
Sekunder Secondary
Giro Wajib Minimum: Statutory Reserves:
Utama Primary
Sekunder Secondary
LDR LDR
Kas pada Mesin ATM
Rupiah
Rasio Giro Wajib Minimum GWM yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:
Realisasi GWM Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Bank dipersyaratkan untuk memiliki Giro Wajib Minimum GWM dalam mata uang Rupiah dalam kegiatannya sebagai bank umum.
GWM disimpan dalam bentuk giro pada Bank Indonesia. The realization of the minimum statutory reserve requirement as of
December 31, 2013 and 2012 was as follows:
4,39
2013 2012
8,00 2,50
Total
2013
1.612.415.346.494
2012
1.106.753.756.277 36.680.650.000
2013
502.345.795.355 Kas Kecil
Kas Besar
2013
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Giro Wajib Minimum GWM Bank telah sesuai dengan PBI No. 1310PBI2011 tanggal 9
Februari 2011 yang telah diubah dengan PBI No. 1515PBI2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Perubahan atas PBI No.
1310PBI2011 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia BI dalam Rupiah dan valuta asing.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank’s Minimum Statutory Reserve complies with Bank Indonesia BI Regulation No.
1310PBI2011 dated February 9, 2011 which has been amended with BI Regulation No. 1515PBI2013 dated December 24, 2013
regarding the changes of BI regulation No. 1310PBI2011 concerning Minimum Statutory Reserve of Commercial Bank with BI
in Rupiah and foreign currency. 23.500.000
539.049.945.355
2012
338.000.780.813 25.918.050.000
17.500.000 363.936.330.813
The Bank is required to maintain statutory reserves in Rupiah for conventional banking. The statutory reserves are maintained in the
form of current accounts with Bank Indonesia. 0,00
8,00 4,00
The minimum statutory reserve ratios as of December 31, 2013 and 2012 required under Bank Indonesia regulations are as follows:
9,01 0,00
2012
9,26 3,29
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, GWM
Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia SBI, Sertifikat Deposito Bank
Indonesia SDBI, Surat Berharga Negara SBN danatau Excess Reserve yang merupakan kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah
Bank dari GWM Primer dan GWM Loan to Deposit Ratio LDR. GWM LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank di bawah minimum LDR target Bank
Indonesia 78 dan di atas maksimum LDR target Bank Indonesia 92 jika KPMM Bank lebih besar dari KPMM Insentif Bank
Indonesia sebesar 14. The Primary Minimum Statutory Reserve is a minimum reserve that
should be maintained by the Bank in Current Accounts with Bank Indonesia. Secondary Minimum Statutory Reserve is the minimum
reserves that should be maintained by the Bank, comprised of Certificates of Bank Indonesia SBI, Government Debenture Debt
SUN, Sharia Government Securities SBSN, andor excess reserve which represent the excess reserve of the Bank’s Current
Accounts in Rupiah over the Primary Minimum Statutory Reserve and the Minimum Statutory Reserve on Loan to Deposit Ratio
LDR. The Minimum Statutory Reserve on LDR is the additional reserve that should be maintained by the Bank in the form of
Current Accounts with Bank Indonesia, if the Bank’s LDR is below the minimum of LDR targeted by Bank Indonesia 78 or if the
Bank’s
LDR above the maximum of LDR targeted by BI 92 and the Capital Adequacy Ratio is above BI requirement of 14.
- 37 -
40