Jenis-jenis IUD Mekanisme kerja IUD Tehnik Pemasangan

2.6 Kontrasepsi IUD

2.6.1 Jenis-jenis IUD

Sampai sekarang sudah terdapat berpuluh-puluh jenis IUD, yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Iondonesia ialah IUD jenis Lippes loop. IUD dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasukdalam golongan bentuk terbuka adalah Lippes Loop, Salt T-Coil, Multi Load 250,Cu-7,Cu-t,Cu- T380A, Spiring Coil, MarguliesSpiral dan lain-lain, Sedangkan yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring Antigon F, Ragab ring, Cincin Graven berg, Cincin Hall Stone, Birnberg bosw dan lain-lain Hartanto,2003.

2.6.2 Mekanisme kerja IUD

Semua IUD menimbulkan reaksi benda asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.Reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang mepengaruhi enzi-enzim endometrium, metabolisme glikogen dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genitalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakai IUD yang mengandung tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok WHO, 1997. Pengawasan hormon secara dini memperlihatkan bahwa tidak terjadinya kehamilan pada pemakai IUD Universitas Sumatera Utara yang mengandung tembaga digunakan untuk kontrasepsi pasca koitus.LNG-IUS menginduksi atrofi dan produksi mukus serviks antagonis, yang akan meningkatkan efektifitasnya Gabriel,2005.

2.6.3 Tehnik Pemasangan

Karena metoda pemasangan berbeda-beda untuk tiap-tiap alat, maka pemasangan paling aman apabila kita mengikuti petunjuk produsen dengan cermat. 1. Sepanjang prosedur, harus diterapkan tehnik”jangan menyentuh” no touch technique. Bagian dari sonde dan alat pemasangan yang sudah terisi yang masuk kedalam uterus jangan disentuh,bahkan dengan tanganyang sudah bersarung,kapanpun.Dengan demikian,pemasangan sarung tangan yang bersih non – steril sudah memadai. 2. Setelah pemeriksaan panggul bimanual, serviks dibukaakan dengan spekulum semntara wanita berbaring dalam posisi lithotomi modifikasi atau posisi lateral. 3. Serviks dibersihkan dengan antiseptik dan dipegang dengan forseps atraumatik 12 inci Forsep allis panjang sering digunakan Tarikan lembut untuk meluruskan kanalis uteroservikalis membantu pemasangan IUD di fundus. 4. Sonde uterus dimasukkan dengan hati-hati untuk menentukan kedalaman dan arah rongga uterus serta arah dan kepatenan kanalis servikalis.Apabila dijumpai spasmenstenosis serviks, maka mungkin Universitas Sumatera Utara perlu dipertimbangkan pemberian anestetik lokal dan dilatasi os serviks. 5. IUD dimasukkan kedalam alat pemasang sedemikian sehingga IUD akan terletak rata dalam bidang transversal rongga uterus saat dilepaskan. 6. IUD jangan berada didalam alat pemasang lebih dari beberapa menit karena alat ini akan kehilangan “elastisitasnya” dan bentuknya akan berubah. 7. Tabung alat pemasang secara hati-hati dimasukkan melalui kanalis servikalis, IUD dilepaskan sesuai instruksi spesifik untuk masing- masing alat, kemungkinan alat pemasang dikeluarkan. 8. Setelah pemasangan dianjurkan untuk melakukan sonde kanalis ulang untuk menyingkirkan kemungkinan IUD terletak rendah. IUD harus diletakkan difundus agar insidensi ekspulsi dan kehamilan rendah. 9. Benang IUD harus dipotong dengan gunting panjang sampai sekitar 3 cm dari oue eksternus Hartanto, 2003.

2.6.4 Pengeluaran

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

1 66 120

Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Di Akbid Sehati Medan Tahun 2008

0 27 67

Hubungan Lahan Praktek Dan Bimbingan Klinik Terhadap Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik II Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

9 139 56

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat III Dalam Matakuliah Praktek Klinik Kebidanan Di Akademi kebidanan Agatha Pematangsiantar Tahun 2008

1 53 62

Hubungan Pembelajaran Praktek Laboratorium Mata Kuliah Askeb KB Dengan Pencapaian Kompetensi Dalam Melakukan Insersi Iud Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

3 112 73

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Dalam Pembelajaran Laboratorium Dengan Kemampuan Dalam Asuhan Persalinan Normal Mahasiswa Semester V Akademi Kebidanan Imelda Medan Periode 2008/2009

1 52 50

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 41 74

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 40 69

Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

0 0 51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Metode Ceramah dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah Askeb II di Akademi Kebidanan Kholisatur Rahmi Binjai Tahun 2014

0 0 23